06/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Bank Nagari Sabet Penghargaan Bergengsi pada Gelaran Infobank Award

Bank Nagari Sabet Penghargaan Bergengsi pada Gelaran Infobank Award

Direktur Kepatuhan Bank Nagari Restu Wirawan bersama Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan (Sekper) Idrianis saat menerima penghargaan.

Jakarta, rakyatsumbar.id – Bank Nagari seakan tak pernah berhenti menuai berbagai prestasi.

Yang terbaru, pada Agustus 2022 ini, bank kebanggaan masyarakat Sumbar itu berhasil meraih dua penghargaan sekaligus.

Yakni Golden Trophy dan Kelas Modal Inti (KBMI) 1, dari majalah Infobank dalam acara Infobank Award ke-27 tahun 2022, Kamis (25/8).

Dua penghargaan bergengsi dunia perbankan di Indonesia tersebut diterima langsung oleh Direktur Kepatuhan Bank Nagari Restu Wirawan.

Di dampingi Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan (Sekper) Idrianis, dan Pimpinan Cabang Bank Nagari Jakarta Afnizon.

Restu Wirawan mengatakan, penghargaan ini di berikan kepada bank yang berpredikat sangat bagus selama 5 tahun terakhir.

Ia menambahkan, prestasi tersebut tidak lepas dari kerja keras dan dedikasi dari jajaran direksi serta seluruh pegawai dan karyawan Bank Nagari.

“Mudah-mudahan ini menjadi motivasi lebih bagi kami untuk terus berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian di Provinsi Sumbar,” ujarnya.

Penghargaan untuk Dunia Perbankan Tanah Air

Majalah Infobank kembali menggelar acara penganugerahan Infobank Awards pada Kamis, (25/8), yang merupakan tahun ke-27 pemberian apresiasi kepada perbankan tanah air.

27th Infobank Award 2022 memberikan anugerah kepada 45 lembaga perbankan yang di klasifikasikan berdasarkan kelas modal inti (KBMI).

Serta beberapa anugerah atas prestasi khusus yang berhasil ditorehkan.

Khusus 27th Infobank Award2 2022 didasari oleh Rating 107 Bank versi Majalah Infobank tahun 2022 hasil riset independent Biro Riset Infobank (BiRI).

Riset penilaian kinerja pada rating kali ini dilakukan berdasarkan data laporan keuangan tahun penuh 2021

Menerapkan lima tahapan besar dalam menentukan peringkat dan predikat.

Pertama, menentukan formula rating yang didasarkan pada perkembangan perbankan dan kebijakan regulator. Serta pencapaian perbankan secara industri.

Kedua, mengumpulkan laporan keuangan bank-bank, yang terdiri atas neraca dan rugi laba selama dua tahun. Serta laporan GCG dan profil risikonya.

Ketiga, memasukkan skor GCG dan profil risiko serta mengolah angka-angka dengan berbagai rasio dan pertumbuhan yang sudah ditetapkan.

Tahap selanjutnya, BiRI mengelompokkan bank-bank sesuai dengan kelompok modal inti, mulai dari KMBI 4 sampai dengan 1.

Tahapan terakhir adalah pemberian notasi akhir.

Ini untuk memberikan predikat dan pemeringkatan setelah index nilai terkumpul.

Kriteria penilaian yang diterapkan Biro Riset Infobank hampir sama. Bahkan lebih berat daripada kriteria yang digunakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bila penilaian kesehatan bank versi regulator hanya mengacu pada profil risiko, GCG, rentabilitas, dan permodalan.

Pada kesempatan ini Biro Riset Infobank menambah kriteria-kriteria lain seperti efisiensi dan pertumbuhan.

Perbankan Harus Hati-hati

Direktur Biro Riset Infobank sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah Infobank, Eko B. Supriyanto  mengutarakan bahwa industri perbankan perlu tetap berhati-hati.

Terutama pada masa yang tidak menentu saat ini. Walaupun kondisi ekonomi domestik sudah mulai pulih, namun masih dibayangi kondisi ekonomi makro.

“Sinyal resesi di dunia menguat dan bisa menular sampai ke Indonesia dengan 3 persen probabilitas menurut data Kementerian Keuangan.”

“Krisis kesehatan juga belum sepenuhnya selesai. Pada masa yang tidak pasti ini.

“Di mana sektor perbankan sedang berupaya menjaga likuditas dan mengatur siasat atas kenaikan tingkat suku bunga kredit.”

“Bank turut dihadapkan oleh kemunculan debitur-debitur sontoloyo dengan finansial mumpuni yang lari dari kewajiban kreditnya dan mengatasnamakan restrukturisasi.”

“Bahkan berani melaporkan bank ke penegak hukum. Standar operasi yang ketat, diimbangi dengan selektif memilih calon debitur masih perlu dijaga oleh perbankan saat ini,” ujar Eko. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.