Bertemu Menteri Kamboja dan Malaysia, Mendag Bahas Ekonomi ASEAN
Washington DC, rakyatsumbar.id – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak.
Pada momen itu Mendag juga bertemu Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali. Pertemuan ini membahas penguatan ASEAN dalam aspek pertumbuhan ekonomi.
Pertemuan bilateral juga membahas persiapan pelaksanaan rangkaian Pertemuan Spesial ASEAN Economic Ministers (AEM) yang akan dilaksanakan pada 17—18 Mei 2022 di Bali, Indonesia.
Mendag Lutfi juga menyampaikan, pembahasan kondisi ekonomi global, antara lain terkait peningkatan proteksionisme era modern. Termasuk peningkatan inflasi pascakonflik Rusia-Ukraina yang memicu krisis energi dan inflasi harga dunia.
Selain itu juga membahas peningkatan ketidakpercayaan dunia terhadap sistem perdagangan multilateral yang telah memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan.
Di samping itu, dibahas juga berbagai agenda yang ditawarkan oleh negara-negara ekonomi besar seperti Indo-Pacific Economic Forum (IPEF) oleh Amerika Serikat.
Juga European Union Indo-Pacific Strategy oleh Uni Eropa, Belt Road Initiatives (BRI) oleh Tiongkok. Serta kebijakan seperti EU Green Deal dan UK Environmental Act (Due Diligence on Forest Risk Commodities).
ASEAN Harus Merespon Perkembangan Situasi Ekonomi
Mendag Lutfi menekankan, rantai pasok di ASEAN akan sangat terganggu di masa mendatang apabila ASEAN tidak segera merespon berbagai perkembangan situasi ekonomi dunia yang terjadi dewasa ini.
“ASEAN perlu segera mengambil aksi nyata untuk memperkuat posisi sentralitas ASEAN melalui berbagai inisiatif berbasis proyek. Juga erevitalisasi ASEAN sebagai basis produksi dalam penguatan rantai pasok ekonomi di kawasan,”tegas Mendag Lutfi.
Ia memandang penguatan ekonomi harus berasal dari dalam ASEAN. ASEAN memiliki berbagai inisiatif bersama yang perlu di-revitalisasi seperti proyek pupuk Aceh ASEAN, proyek Urea ASEAN di Malaysia.
Berikut royek fabrikasi tembaga ASEAN di Filipina, proyek abu soda garam batu di Thailand, serta proyek vaksin ASEAN di Singapura.
“Untuk itu, ASEAN perlu meningkatkan proyek-proyek serupa di masa mendatang. Sehingga dapat memperkuat ketangguhan ASEAN terhadap berbagai agenda atau kebijakan negara lain yang dapat mengganggu rantai pasok di kawasan,”ungkapnya.
Mendapat Tanggapan Positif
Pandangan singkat Mendag Lutfi mendapat tanggapan positif dari Menteri Sorasak dan Menteri Azmin yang juga berpandangan sama.
Menteri Sorasak, selaku ketua AEM tahun ini akan mendukung penuh pelaksanaan AEM Special Meeting yang akan berlangsung di Bali.
Serta mengupayakan terbentuknya kesepakatan yang lebih konkrit dari seluruh Menteri Ekonomi ASEAN dalam merespon perkembangan ekonomi global saat ini.
Pada hari yang sama, Mendag Lutfi juga menghadiri kegiatan Indonesia Ministers Meeting with United States Business Leaders gagasan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Pertemuan ini menghadirkan 12 pimpinan perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat antara lain Microsoft, Cargill, P&G, Johnson&Johnson, Chevron, Exxonmobil, dan C4V.
Pada pertemuan ini, Mendag Lutfi menyampaikan, Indonesia menargetkan untuk ke luar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Melalui pelipattigaan produk domestik bruto (GDP) per kapita dari USD 4,000 menjadi sekitar USD 12,500 pada periode 2038—2040.
Dalam mencapai target ini, peningkatan investasi infrastruktur secara masif menjadi kunci utama Pemerintah Indonesia.
Untuk menunjang pencapaian tersebut, Indonesia mendukung keterbukaan akses pasar perdagangan internasional.
“Peningkatan investasi dapat mendukung tujuan besar Pemerintah Indonesia untuk ke luar dari status negara dengan pendapatan menengah. Dengan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum,” tutup Mendag Lutfi. (adv)