29/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Kaum Muda Harus di Garda Terdepan pada Masa Krisis Pandemi

Kaum Muda Harus di Garda Terdepan pada Masa Krisis Pandemi

Sekarang ini kita hidup dalam era yang disebut dengan revolusi industri 4.0. Apalagi kini juga menuju yang diistilahkan dengan society 5.0. Inilah era ketika semakin banyak pemikiran-pemikiran kritis dan kreatif yang dikembangkan anak muda kita.
Banyak hal yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Karena itu, wajib hukumnya bagi para pemuda untuk berada di garda terdepan dalam menyikapi beragam persoalan yang ada, termasuk dalam masa krisis pandemi akibat Covid-19 ini.
Pesan positif itu disampaikan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menjelang Sharing Komunikasi dan Motivasi di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Pendidikan Ganseha (Undiksha) Bali, pada Sabtu, 31 Juli 2021.
Pada kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi secara daring dengan tema “Pandemi, Pemuda Harus Bagaimana?” ini Dr Aqua akan menyampaikan materi bersama Guru Besar Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Undiksha yang juga Warek II Undiksha Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd.
“Kelompok atau kaum muda yang merupakan generasi ‘digital natives’ atau generasi yang lebih melek teknologi komunikasi dan informasi. Dalam situasi ketika krisis menghantam Indonesia akibat pandemi Covid-19, maka para pemuda dituntut untuk memberikan kontribusi dan peran strategis sekecil apapun,” kata Dr Aqua.

Tidak pergi ke kampus atau ke kantor, menurut anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) pusat ini, bukan kemudian bermakna kita hanya duduk santai di rumah tanpa guna. Justru sebaliknya, masa pembatasan aktivitas adalah momentum kontemplatif dan instrospektif.
“Kita harus berfikir apa yang bisa dilakukan, kontribusi apa yang bisa diberikan selama masa pandemi ini. Kemudian langsung melakukannya agar dampaknya dirasakan masyarakat luas,” ujar Dr Aqua.
Sekarang ini, menurut Dr Aqua, hidup dalam era yang disebut dengan revolusi industri 4.0. Apalagi kini juga menuju yang diistilahkan dengan society 5.0.
“Inilah era ketika semakin banyak pemikiran-pemikiran kritis dan kreatif yang dikembangkan anak muda. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Karena itu, wajib hukumnya bagi para pemuda untuk berada di garda terdepan dalam menyikapi beragam persoalan yang ada, termasuk di masa krisis pandemi akibat Covid-19 ini,” papar Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini.
Dr Aqua mengatakan tema yang diusung dalam Sharing Komunikasi dan motivasi ini yakni “Pandemi, Pemuda Harus Bagaimana?” sangat penting karena menjadi dorongan agar kelompok muda semakin memberi makna dan kontribusi dalam situasi krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini.
“Kita harus sama-sama mendorong agar potensi kaum muda bisa diperkuat dalam kondisi dan situasi saat ini. Terbentuknya pemuda yang memilik kreativitas danmotivasi di masa krisis akibat pandemi adalah keharusan,” tegas Dr Aqua.
Dalam pandangan laki-laki yang memiliki jaringan luas ini, keharusan melakukan pembatasan aktivitas di luar rumah dan artinya bagi kelompok muda terpaksa harus menunda proses belajar di dalam kampus dan atau berkegiatan lainnya, bukan berarti harus berdiam diri tanpa melakukan apapun.
“Banyak hal yang tetap bisa kita lakukan. Terlebih dalam situasi saat ini ketika semua aktivitas keseharian dapat berjalan efektif dan efisien dengan menggunakan teknologi,” ujarnya Dr Aqua menegaskan.
Peran Kaum Muda
Kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi ini diinisiasi oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa Batalyon B-920/Jayastambha Undiksha. Komandan Yon B-920/Jayastambha Gede Ari Wahyudi yang juga Ketua panitia kegiatan mengatakan sebagaimana diketahui, dari bulan Februari 2020 kasus pertama Covid-19 dikabarkan tersebar di Indonesia.
Semenjak itu semua sistem tatanan kehidupan dalam segala aspek mengalami perubahan yang disebut sebagai “new normal” atau era kebiasaan baru.
Ia menambahkan, semua hal mengalami perubahan tatanan termasuk dalam aspek pendidikan. Untuk mencegah penyebaran virus covid-19 pendidikan dilaksanakan secara daring dan semua hal dilakukan berbasis online. Dengan kejadian ini seluruh aspek diharapkan tetap selalu waspada dengan segala ancaman yang mungkin datang dan mengancam persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia.
“Dalam kaitan ini, pemuda sebagai masyarakat ilmiah memiliki peran penting untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju lagi kedepannya. Demi tercapainya tujuan memajukan bangsa, para pemuda harus paham tentang bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Inilah tujuan dari kegiatan webinar atau diskusi daring yang akan menghadirkan para pembicara kompeten, Dr Aqua Dwipayana dan Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd,” terang Gede Ari Wahyudi.
Dia menambahkan sengaja mengundang Dr Aqua karena selama ini motivator ulung itu telah sering melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi di banyak kampus di Indonesia dan dengan para pemuda. Semua yang disampaikannya sesuai dengan kondisi kekinian.
“Saya dan seluruh panitia sangat berterima kasih kepada Dr Aqua atas berkenannya melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi memenuhi undangan kami. Di saat jadwalnya yang sangat padat keliling Indonesia selama pandemi Covid-19,” pungkas Ari.
Melakukan Transformasi
Undiksha adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terdapat di Kota Singaraja, Bali. Universitas ini merupakan perguruan tinggi yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan tenaga kependidikan dan tenaga non-kependidikan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan akademis-profesional yang tinggi, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Undiksha merupakan Universitas Pendidikan terbaik pertama di Provinsi Bali ini atau masuk 50 besar Top universitas di Indonesia versi www.4icu.org/id/. Juga institusi pendidikan tinggi negeri yang mencetak sumber daya manusia dalam bidang kependidikan dan non-kependidikan.
Dalam bidang kependidikan, Undiksha merupakan pencetak sumber daya manusia pendidik yang terbesar di Bali. Sampai saat ini Undiksha telah menghasilkan lebih dari tiga puluh tiga ribu lulusan yang kebanyakan tenaga pendidik.
Sejarah Undiksha diawali dari Kursus B-1 untuk menyedianan Guru Bahasa Indonesia tahun 1955 dan Guru Perniagaan tahun 1957 untuk tingkat SMA. Pada 1962 kedua jenis kursus tersebut digabung menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Airlangga. Tahun yang sama FKIP bergabung dengan Universitas Udayana, dan pada 1963 menjadi bagian IKIP Malang cabang Singaraja.
Pada 1968, FKIP dijadikan dua fakultas: Fakultas Keguruan (FKG) dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Kembali menjadi bagian Universitas Udayana.
Pada 1981, FKG dan FIP digabung menjadi FKIP Universitas Udayana. Tahun 1993, FKIP pisah dengan Universitas Udayana menjadi STKIP Singaraja, dan tahun 2001 menjadi IKIP Negeri Singaraja.
Proses panjang yang ditempuh kedua jenis kursus tersebut akhirnya menjadi Undiksha, setelah IKIP Singaraja diubah statusnya menjadi Undiksha dengan Peraturan Presiden Nomor: 11/2006, tanggal 11 Mei 2006.
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang berbasis kependidikan, idealnya telah bisa melakukan transformasi terhadap intelektualitas dan karakter dari peserta didiknya. Dalam persektif ini, upaya membangun karakter peserta didik untuk untuk mereduksi problem sosial, seperti korupsi, ketidakjujuran, pornografi, dan premanisme. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.