29/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BNI Akan Menerbitkan Green Bond

Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BNI Akan Menerbitkan Green Bond

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kembali memperkuat komitmen di segmen green banking.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kembali memperkuat komitmen di segmen green banking.

Jakarta, rakyatsumbar.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kembali memperkuat komitmen di segmen green banking.

Hal ini dengan menawarkan obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) sebanyak-banyaknya Rp5 triliun.

Sebagai pioneer green banking, BNI menjadi bank nasional pertama yang menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah.

Dana terhimpun akan digunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).

Adapun, surat utang ini ditawarkan dalam 3 seri, yakni seri A dengan jangka 3 tahun, seri B jangka 5 tahun, dan seri C jangka 7 tahun.

Kategori KUBL antara lain proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi. Selanjutnya engolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah, penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan.

Termasuk konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan. Serta adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, serta pertanian berkelanjutan.

Dalam kaitannya dengan pembiayaan KUBL, BNI telah menyusun Kerangka Kerja Green Bond (Green Bond Framework).

Nanti terdapat pengaturan mengenai mekanisme pemilihan proyek (project selection) dan penggunaan dana serta mekanisme pelaporan dari Penawaran Umum Green Bond.

Sektor Sangat Strategis

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan green banking merupakan salah satu sektor yang masuk dalam kategori sangat strategis bagi BNI.

Selain karena manfaatnya yang sangat tinggi terhadap kestabilan dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang, perseroan memiliki banyak nasabah, debitur. Serta mitra yang dapat bersama-sama mendorong terwujudnya green ekonomi di Indonesia.

“Green Ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI.”

“Tentunya seluruh Penawaran Umum Green Bond ini akan kami gunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori KUBL seperti arahan dari pemerintah dan otoritas,” sebut Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi.

Hal itu ia katakan dalam Public Expose dan Penawaran Awal Green Bond BNI, Rabu (11/5/2022).

Lebih lanjut, Susi menyampaikan bahwa telah terjadi perkembangan signifikan di sektor teknologi, informasi, dan ekonomi dalam 20 tahun terakhir.

Seyogyanya, perkembangan yang pesat tersebut harus memiliki pertumbuhan berkelanjutan untuk melestarikan lingkungan hidup agar dapat senantiasa memenuhi kebutuhan manusia.

Sehubungan dengan hal tersebut maka BNI sebagai lembaga keuangan yang bertindak sebagai perantara siap menyalurkan investasi dalam aset berwawasan lingkungan.

Susi menyampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menerbitkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I (2015- 2019) dan Tahap II (2021-2025). Dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan kapasitas sektor jasa keuangan untuk beroperasi secara ramah lingkungan.

Inisiatif keuangan berkelanjutan yang  melalui Roadmap Tahap II OJK akan mengintegrasikan tujuh komponen utama dalam satu ekosistem.

Terdiri dari kebijakan, produk, infrastruktur pasar, koordinasi antar kementerian/lembaga, dukungan nonpemerintah, sumber daya manusia, dan kesadaran.

Menurut Susi, BNI akan berkontribusi pada bidang pengembangan produk dan infrastruktur pasar, serta pendanaan proyek-proyek yang akan membantu mewujudkan Indonesia. Agar lebih berwawasan lingkungan di masa depan, seperti dalam sektor energi dan transportasi.

“Sebagai tanggapan terhadap permohonan pemerintah Indonesia dan OJK, Perseroan sebagai perantara bagi pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia. Agar makin berkomitmen untuk mendukung pembiayaan berwawasan lingkungan,” imbuhnya.

Filosopi Perusahaan

Dia mengutarakan, pendekatan Perseroan berdasarkan filosofi triple bottom line atau 3P yakni people, planet, dan profit. Menyatakan bahwa proyek-proyek BNI akan memberikan keuntungan pada masyarakat yang terdampak dan pada lingkungan di samping keuntungan finansial.

“Kami juga menggunakan panduan dan kerangka kerja Perlindungan Lingkungan Hidup dan Sosial untuk mencapai komitmen tersebut, yang konsisten dengan hukum negara dan tunduk pada evaluasi berkala.”

“Kerangka kerja dan panduan tersebut sebagai Kerangka Kerja Manajemen Lingkungan Hidup dan Sosial dan Sistem Manajemen Lingkungan Hidup dan Sosial,” tambahnya.

BNI membukukan catatan kinerja positif baik dari ekspansi portofolio hijau sekaligus implementasi ESG di semua lini bisnis. Portofolio hijau BNI mencapai Rp 170,5 triliun pada Q1 2022.

Nilai ini mengambil porsi 28,9% dari total portofolio kredit BNI.

Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio mencapai Rp 115,2 triliun.

Selebihnya untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp 10,3 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp 6,8 triliun. Serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp 23,3 triliun.

Kinerja pembiayaan hijau yang positif serta dukungan kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi. Serta praktik Tata Kelola Perusahaan yang unggul, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021.

Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.