18/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » PLN Gunakan Beragam Teknologi dalam Program Konversi PLTD ke EBT

PLN Gunakan Beragam Teknologi dalam Program Konversi PLTD ke EBT

PLN gunakan beragam Teknologi dalam program konversi PLTD ke EBT

PLN gunakan beragam Teknologi dalam program konversi PLTD ke EBT

Jakarta, rakyatsumbar.id – PT PLN (Persero) tengah fokus menyukseskan program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

Untuk itu PT PLN (Persero) memberi keleluasaan bagi pengembang yang mengikuti lelang konversi PLTD ke PLTS dan baterai untuk menggunakan beragam teknologi.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, saat ini PLN tengah melakukan proses pengadaan atau lelang program konversi PLTD di sejumlah wilayah.

Pada proses tersebut PLN mendorong kompetisi dan inovasi dalam proses pengadaan pembangkit energi baru terbarukan (EBT), sehingga infrastruktur yang dimiliki berkualitas baik.

“PLN tidak akan membatasi teknologi yang digunakan, silahkan berkompetisi dengan baik,” kata Wiluyo, Selasa (15/2/2022).

Dengan dibukanya kesempatan penggunaan teknologi pada PLTS dan baterai akan memberikan ruang bagi pengembang untuk membawa teknologi-teknologi baru.

Sehingga tidak terbatas pada teknologi battery VLRA ataupun lithium, tetapi juga teknologi baru seperti vanadium redox flow battery yang berkembang menjadi salah satu alternatif bagi baterai skala besar.

PLN berkomitmen memenuhi ketentuan TKDN dalam pengembangan EBT khususnya pada konversi PLTD ke PLTS tersebut.

Hal itu dengan memberikan kesempatan barang jasa dalam negeri digunakan pada proyek tersebut sehingga industri nasional tidak hanya menjadi penonton.

Wiluyo meminta Kadin untuk dapat menjembatani komunikasi dengan Kementerian Perindustrian.

Sehingga ada fleksibilitas tingkat komponen dalam negeri (TKDN), khususnya dalam konteks program konversi PLTD ke EBT ini.

“Ketentuan TKDN yang ada saat ini tidak perlu dihilangkan, kita dukung industri nasional.”

“Tetapi PLN berharap Kadin dapat menjembatani diskusi dengan Kementrian Perindustrian sehingga ada fleksibilitas TKDN,” ujar Wiluyo.

PLN akan melakukan konversi 499 Megawatt (MW) PLTD menjadi pembangkit yang ramah lingkungan melalui mekanisme hybrid dengan PLTD eksisting.

Dua Tahap

Program konversi PLTD ke EBT ini terbagi menjadi dua tahap.

Tahap pertama, PLN akan mengkonversi sampai dengan 250 MW PLTD yang tersebar di beberapa titik di Indonesia.

PLTS tersebut menjadi baseload, sehingga ada tambahan baterai agar pembangkit bisa nyala 24 jam.

Dengan konversi ke PLTS dan baterai, maka kapasitas terpasang di tahap pertama ini bisa mencapai sekitar 350 Mega Watt Peak (MWp).

Sehingga bisa mendongkrak bauran energi terbarukan dan penambahan kapasitas terpasang pembangkit secara nasional.

Dalam tahap dua, PLN akan mengkonversi PLTD sisanya sekitar 249 MW dengan pembangkit EBT lainnya.

Hal ini sesuai dengan sumber daya alam yang menjadi unggulan di daerah tersebut dan keekonomian yang terbaik.

“Adanya program konversi ini diharapkan dapat menurunkan pemakaian BBM.”

“Termasuk menurunkan emisi CO2 serta meningkatkan bauran energi baru terbarukan di PLN,” ujar Wiluyo. (fwi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.