19/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Pengembangan Model Pembelajaran Project Based Technopreneurship pada Pendidikan Vokasi

Pengembangan Model Pembelajaran Project Based Technopreneurship pada Pendidikan Vokasi

Dr.(c) Elfizon, M.Pd.T. meraih gelar Doktor di Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Padang.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut manusia untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengikuti setiap perkembangan dan perubahan bidang baru yang sedang terjadi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas adalah dengan melakukan perubahan dan perbaikan pada dunia pendidikan.
Pada dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi vokasi dari berbagai disiplin ilmu, tidak hanya membekali mahasiswa bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi juga dipacu untuk menjadi pemilik dari berbagai usaha yang sesuai dengan latar belakang ilmu mereka(Ciputra, 2010). Faktor tingginya angka pengangguran di Indonesia disebabkan oleh rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja, terutama lulusan perguruan tinggi yang memilih untuk menetap di zona nyaman dengan memmasuki dunia kerja pada perusahaan. Tanpa adanya keinginan untuk menciptakan pekerjaan. Sehingga pada akhirnya jadilah mereka sebagai pengangguran terdidik yang di sebabkan terbatasnya serapan tenaga kerja
Pada pembelajaran sistem pelaksanaan pembelajaran pada pendidikan vokasi, dimana kebanyakan lulusan perguruan tinggi vokasi justru lebih terfokus sebagai pencari pekerjaan(job seeker) daripada menciptakan lapangan kerja(job creator) yang seharusnya lulusan pendidikan vokasi yang berorientasi langsung pada dunia kerja diharapkanakan langsung memasuki dunia kerja, namun karena faktor persaingan global menyebabkan lapangan kerja semakin berkurang sehinga tidak imbangnya jumlah pelamar kerja dan lowongan kerja, mengakibatkan semakin besarnya jumlah pengangguran terdidik. Disamping itu lemahnya jiwa entrepreneurship barangkali disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di pendidikan tinggi lebih memfokuskan pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan sehingga mengesampingkan kesiapan untuk menciptakan lapangan kerja.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menumbuhkan jiwa enterpreneurship pada mahasiswa di perguruan tinggi agar mempunyai kompetensi yang dibutuhkan pada duniakerja dan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga tidak bergantung pada ketersediaan lapangan kerja. Dengan demikian dibutuhkan proses pembelajaranyang dapat meningkatkan kompetensi lulusan serta memilikijiwa entrepreneurship.Oleh karena itu dilakukan suatu penelitian pengembangan model pembelajaran Project Based Tecnopreneurship untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dalam perkuliahan dan menumbuhkan mind set entrepreneurship.
Pendidikan vokasi yang dikenal lebih menekankan pada lulusan yang terampil, terutama dalam pembelajaran abad XXI lulusan diharapkan memiliki kompetensi pemecahan masalah, berfikir tingkat tinggi, kolaboratif mampu menggunakan teknologi informasi dan komputer, dan lainnya. Perkembangan era revolusi industri 4.0 pembelajaran juga mengarah pada literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.
Pembelajaran berorientasi technopreneurship pada pendidikan vokasi akan menanamkan dan mendorong mahasiswa untuk sejak dini senantiasa memikirkan dan mengembangkan ide-ide kreatif merancang, membuat, dan mengembangkan bisnis yang didasarkan pada materi-materi kuliah yang dipelajarinya. Jika hal ini dapat diterapkan dipendidikan tinggi vokasi, maka orientasi mahasiswa ketika mereka telah lulus tidak lagi pada pencarian kerja untuk menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta, tetapi akan penciptaan lapangan kerja berdasarkan ide-ide kreatif yang telah merekapikirkan dan formulasikan sejakdibangku kuliah.
Secara lansung tinjauan lansung proses perkuliahan pratikum instalasi listrik industri yang dilaksanakan oleh dosen masih mengutamakan pencapaian kompetensi pada mata kuliah, sehingga mahasiswa lebih terfokus untuk mengerjakan percobaan rangkaian dan melakukan pengujian, hal ini yang menyebabkan mahasiswa belum berfikir untuk menjadikan keterampilan dari merangkai rangkaian percobaan tersebut untuk menerapkannya di lapangan. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran pada pratek instalasi listrik industri belum mampu menumbuhkan sikap, minat,perilaku wirausaha untuk berfikir kritis, kreatif dan inovatif untuk menjadi young tecnopreneurship.
Mata kuliah Praktik Instalasi Listrik Industri memuat materi materi kompentensi yang dibutuhakan industri dan juga memuat materi materi yang bisa dijadikan sebuah project nyata yang bisa diaplikasikan dilapangan bagi mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneurship dibidang ketenaga listikan. Jadi dapat dinyatakan mata kuliah Praktik Instalasi Listrik Industri adalah matakuliah yang mampu mengantarkan mahasiswa untuk menjadi seorang technopreneurship. Oleh karena itu dengan penelitian ini di kembangkan sebuah model pembelajaran pada mata kuliah Praktik Instalasi Listrik Industri ini sebuah model pembelajaran yang mampu menumbuhkan jiwa technopreneurship mahasiswa di perguruan tinggi agarmempunyai kompetensi yang dibutuhkan pada duniakerja/industri dan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga tidak bergantung padaketersediaan lapangan kerja yaitu dengan menjadi seorang technopreneurship
Dengan demikian dibutuhkan sebuah proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi lulusan serta memilikijiwa entrepreneurship.Adapun salah satunya melalui sebuah model pembelajaran.
Pada penelitian ini menghasilkan sebuah model pembelajaranproject based technopreneurship disajikan pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Sintak Model PembelajaranProject Based Technopreneurship

Karakteristik Model Pembelajaran PB-Tecno Vokasi, proses pembelajaran berorientasi pencapaian tujuan, keutuhan masalah yang komplek berdasarkan kebutuhan di dunia nyata, mahasiswa diberikan kewenangan menentukan sendiri proyek yang akan dilakukan, pemecahan masalah dalam proses pembelajaran, mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil, proses yang dilaksanakan dalam pembelajaran berorientasi project technopreneurship, kelas menjadi inkubator bisnis tempat mahasiwa melakukan diskusi dan melakukan perubahan dari kesalahan yang dilakukan dan kontinuitas dalam evaluasi
Syntax Model Pembelajaran PB-Tecno. Adapun SintakModel Pembelajaran Project Based Technopreneurship yang di kembangkan memiliki 6 fase syntax yang di adopsi dari model model penelitian sebelumnya. Penentuan setiap fase dilakukan analisis dengan yang di bagi ke dalam 3 tahap yaitu: Tahap perencanaan terdiri dari fase questioning dan fase planning, tahap pelaksanaan terdiri dari fase creating, controling dan comissioning dan tahap evaluasi terdiri dari fase evaluating. Untuk lebih rincinya tahapan fase syntax dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

Gambar 2.Fase SyntaxProject Based Technopreneurship Learning

Sintak model pembelajaran Project Based Technopreneurship(PB-TECHNO VOKASI) yang telah dikembangkan memiliki 6 fase/langkah pembelajaran, yakni 1) Questioning (Mengajukan Pertanyaan); 2)Planning (Melakukan Perencanaan Proyek); 3) Creating (Menciptakan Inovasi Proyek); 4) Controling (Melaksanakan Pengawasan Proyek); 5) Comissioning (Melaksanakan Pengujian Proyek)dan 6) Evaluating (Melakukan Evaluasi Proyek).Pendekatan pembelajaran untuk menerapkan model tersebut yakni melalui student center learning, yang mana mendorong mahasiswa untuk belajar secara mandiri mampu mengkontruksi penggetahuanya sendiri. Sementara dosen/pendidik disini berperan sebagai motivator, advisor, guide, mentor, facilitator dan evaluator dengan learning resoses adalah multidimensional. Sehingga model ini mampu mewujudkan seseorang mampu melakukan berbagai inovasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nyata yang dihadapinya salah satunya dalam pembuatan projek yang kreatif berbasis technopreneurship.
Setelah model ini diterapkan dalam pembelajaran, menghasilkan dampakInstruksionaldaripelaksanaan model pembelajaran ini, tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan capaian mata kuliah saja, namun lebih jauh juga mendapat pengetahuan dan keterampilan praktis, kemampuan berfikir tingkat tinggi (higher-other thinking skills), sepertikemampuan berfikir kreatif, berfikir kritis, mampu memecahkan masalah dan terampil dalam mengambil keputusan.ModelpembelajaranProject Based Technopreneurship memberikan peluang bagi peserta didik untuk lebih terlatih dalam berkreasi dan berinovasi untuk mengembangkan kemampuan untuk mengkonstruksi kemampuan diri sendirri, menciptakan kemampuan dalam melakukan project tehnopreneurship setelah selesai melaksanakan perkuliahan.
Sedangkan dampak pengiring dari pelaksanaan Model Pembelajaran Project Based Technopreneurship ini adalah menambah motivasi belajar dan memupuk nilai-nilaipendidikan karakter, rasa bertanggungjwab pada masa depan diri sendiri, motivasi wirausaha dengan berlandaskan kepada minat diri sendiri, bagaimana bekerjasama, bagaimana meningkatkan kemampuan melalui masukan dan bantuan orang lain, dan bagaimana bertanggungjawab dalam mewujudkan tujuan usaha. Melalui model ini mahasiswa dapat memperoleh nilai-nilai karakter yang kuat menjadi seorang manusia dewasa yang mampu mendapatkan penghasilan melalui proses kegiatan wirausaha yang dilakukan.
Kesimpulan dari temuan ini model pembelajaran Project Based Technopreneurship (PB-TECHNO VOKASI) terbukti valid, praktis dan efektif pada pendidikan vokasi yang di terapkan pada mata kuliah Praktek Instalasi Listrik Industri di Program Studi Jurusan Teknik Elektro FT UNP.
Implikasi temuan bahwa model Pembelajaran Project Based Technopreneurship untuk mengoptimalkan proses pembelajaran agar terintegrasi dengan kebutuhan perkembangan Teknologi yang saat ini memperngaruhi cara berwirausaha yakni mengembangankan techno project dari aplikasi mata kuliah. Model ini juga mampu meningkatkan sikap, minat,perilaku wirausaha dan prestasi belajar mahasiswa. Pengembanganmodel pembelajaran project berbasis technopreneurship dapat memperbaiki kualitas pembelajaran pada mata kuliah Praktek Instalasi Listrik Industri dan sekaligus meningkatkan kompetensi lulusan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja/industri.
Hasil pengembangan ini diharapkan mampu merobah pola fikir (mindset) mahasiswa sehingga menumbuhkan minat dan bakat untuk menjadi seorang young tecnopreneuship setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Model tersebut juga menekankan pada model pembelajaran proyek berbasis teknologi yanglebih menekankan pada praktik dalam memanfaatkan teknologi aplikatif sebagai faktor utama untuk mengubah sumberdaya menjadi produk dan layanan baru berbasis teknologi.Komponen kunci dari model pembelajaran proyek berbasis technopreneurship adalah bentuk rancangan proyek yang nantinya benar benar dieksekusi sebagai usaha bisnis baru yang berbasis teknologi sehingga mampu meningkatkan sikap, minat,perilaku wirausaha dan prestasi belajar mahasiswa.
Artikel ini ditulis oleh Dr.(c) Elfizon, M.Pd.T berdasarkan disertasi untuk penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Tim Promotor Prof. Ganefri, P.hD. dan Co-Promotor Dr. Sukardi, M,T yang telah lulus diseminarkan pada ujian tertutup tanggal 19 Februari 2021 pukul 09:00, dengan Tim Penguji yaitu Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T.; Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd; Prof.Dr.Nizwardi Jalinus, M.Ed; Prof.Dr. M. Giatman, MSIE; Dra.Asmar Yulastri, M.Pd, Ph.D; dan sebagai penguji eksternal adalah Prof. Noor Aishah Buang, Ph.D. (Entrepreneurship & Business Education Specialist Faculty of Education Universiti Kebangsaan Malaysia). Dari hasil temuan penelitian disertasi ini, berkenaan dengan model yang dikembagkan, Dr.(c) Elfizon,M.Pd.T. telah berhasil mempublikasi artikel di jurnal international bereputasi (Q2) dengan judul “Vocational Education Project-Based Tecnoprenuership Learning Model di Korea Observer Journal. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.