Lagi dan lagi, Isu Penculikan Anak di Solok Juga Rekayasa
Kapolsek Gunung Talang, AKP Aam Hermayanto memberikan keterangan seputar isu penculikan anak di Solok yang merupakan sebuah rekayasa.
Solok, rakyatsumbar.id -Penculikan anak merupakan aksi kejahatan yang marak terjadi belakangan ini, kabar terkait pelanggaran hukum tersebut pun beredar di tengah masyarakat dan menimbulkan kewaspadaan hingga keresahan.
Seperti kabar dugaan penculikan anak yang dilaporkan oleh orang tua korban ke Polsek Gunung Talang, Polres Solok, pada Senin (30/1/2023), ternyata hanya kabar bohong (hoaks) dan rekayasa.
APM (11) murid SDN 04 Jorong Sungai Rotan Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok, disebutkan menjadi korban penculikan oleh orang tak dikenal (OTK).
Dugaan ini dilaporkan oleh ibu kandung korban IM (30) ke Polsek Gunung Talang, Selasa (31/1/2023) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Hanya bertahan satu hari saja, IM dan suaminya membuat video pengakuan yang menyatakan bahwa yang dilaporkannya hanyalah rekayasa dan kabar bohong alias hoks.
IM mengakui bahwa kejadian itu berawal karena dirinya dan suaminya sedang ada masalah rumah tangga dan keduanya tahu anaknya pergi ke rumah salah satu kerabatnya.
“Kami minta maaf. Ini hanyalah rekayasa dan kabar bohong (hoax). Kami sedang punya masalah rumah tangga dan anak kami tidak ada yang menculik, tapi pergi ke rumah salah satu keluarga kami,” ujar IM di Mapolsek Talang.
Ia mengaku terpancing dengan isu penculikan tersebut dari platform media sosial (medsos) Facebook.
“Sebelumnya saya tahu dari Facebook, dimana-manapun viral tentang penculikan anak tersebut. Anak saya juga bilang diculik orang, oleh karena itu saya ke sekolah mengatakan hal serupa,” katanya.
IM menyebut kasus tersebut menjadi pelajaran bagi semua orang dan meminta masyarakat untuk lebih waspada.
Dirinya secara terbuka meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia dan warga Sumatera Barat Sumbar atas kejadian tersebut.
“Saya menyesal (atas kejadian ini), tapi inilah mungkin peringatan bagi orang tua, masyarakat seluruh Indonesia tentang penculikan anak ini bahwa ada atau tidak adanya,” katanya.
Kapolsek Gunung Talang, AKP Aam Hermayanto mengatakan, kasus tersebut terungkap di saat polisi tengah mengungkap kebenaran dari laporan pengaduan seorang perempuan yang mengaku sebagai ibu korban.
“Dari laporan itu saya tindaklanjuti diawali dengan rangkaian penyelidikan, tentunya kami berangkat ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kemudian di TKP, saya melakukan pengolahan (permintaan keterangan) kepada saksi-saksi dan melihat keberadaan CCTV,” katanya Rabu (1/2/2023).
Dalam sepanjang perjalanan itu, kata Aam, pihaknya juga melakukan wawancara dengan korban dan mengecek sejumlah CCTV yang tersebar hingga ke titik akhir mobil jenis Grand Max membawa korban berhenti.
“Dari hasil penyelidikan itu semuanya tidak ada satupun bukti petunjuk terkait dugaan penculikan tersebut, itu sudah saya laporkan ke pimpinan. Dari hasil penyelidikan tidak ada ke arah dugaan melakukan penculikan tersebut,” katanya.
“(Laporan pengaduan awal) sama sekali tidak benar, sama sekali tidak betul, kemudian itu yang beredar itu semuanya tidak benar,” sambung AKP Aam Hermayanto.
Di saat polisi masih berupaya mencari tahu kebenaran kejadian yang sebenarnya, pada Selasa (31/1/2023) malam, keluarga korban datang dan menyatakan itu sebuah rekayasa karena mungkin sering cekcok keluarganya.
“Ibu kandungnya ini sering marah sama anaknya, kebetulan hari itu korban tidak sekolah, sehingga dengan ayahnya sepakat memberitahukan penculikan tersebut,” katanya.
Aam meminta masyarakat tidak terhasut dan menelan bulat-bulat berita hoaks yang belum jelas kebenarannya.
“Namun kami tetap waspada, kami menghimbau masyarakat untuk mewaspadai terhadap (aksi penculikan) anak-anak, sehingga selalu tetap dalam pantauan kita,” tuturnya. (wel)