05/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Kemendag Lepas Ekspor Produk Unggulan NTB Senilai Rp 700 Juta 

Kemendag Lepas Ekspor Produk Unggulan NTB Senilai Rp 700 Juta 

Didi Sumedi

Didi Sumedi

Lombok, rakyatsumbar.id-Kementrian Perdagangan (Kemendag) melepas sepuluh jenis produk olahan sorgum senilai Rp 700 juta diekspor ke Timor Leste dan Malaysia, Sabtu (22/1) di Dusun Lokok Sutrang, Desa Santong Mulia, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kementerian Perdagangan bersama PT. Astra International Tbk.

Produk-produk yang diekspor diproduksi CV Yant Sorghum yang membina petani sorgum di Desa Sejahtera Astra (DSA) Lombok, NTB.

Kesepuluh produk olahan sorgum yang dilepas ekspornya adalah keripik tempe sorgum, roll sorgum, puff sorgum, keciput sorgum’

Selanjutnya, stik bawang sorgum, beras sorgum, tepung sorgum, biskuit sorgum, gula cair sorgum kemasan botol dan saset, serta sendok dan garpu berbahan sorgum yang bisa dimakan (edible sorghum spoon and fork).

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi, menyambut positif kegiatan panen raya sorgum untuk ekspor.

Mencetak Eksportir

Ia  berharap desa binaan Astra mampu mencetak eksportir yang dapat mengekspor produk-produk unggulan secara berkesinambungan.

“Kegiatan hari ini merupakan salah satu implementasi kerjasama Pengembangan Ekspor Produk Unggulan Desa dengan PT  Astra International Tbk,” sebut Didi.

Tujuannya  meningkatkan kapasitas ekspor desa ke pasar global, salah satunya adalah produk olahan sorgum.

Sejak diformalkan pada 28 Juli 2021, Kemendag dan Astra berkomitmen dari sekitar 900 desa binaan Astra, minimal 100 desa harus mampu ekspor secara mandiri.

“Sehingga mendapatkan repeat order dalam kurun waktu dua tahun, yaitu pada 2023 mendatang,” ujarnya.

Kegiatan pelepasan ekspor ini turut dihadiri Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag Ni Made Ayu Marthini.

Head of CSR Communication PT. Astra International Tbk Bima Krida Pamungkas, pemilik CV. Yant Sorghum Nur Rahmi Yanti dan perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT).

Produk Bernilai Tambah dan Inovatif

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag Ni Made Ayu Marthini, menyampaikan komitmen Kemendag untuk mendukung produk-produk bernilai tambah yang inovatif. Seperti hasil olahan sorgum ini.

Sorgum bisa menjadi sumber pangan alternatif menggantikan gandum, padi, atau jagung, yang dapat dikreasikan menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman olahan.

Hal yang menarik adalah inovasi sendok dan garpu dari sorgum.

“Kami dorong promosinya, sekaligus mengedukasi buyers bahwa produk ini sustainable karena bersifat bebas sampah (zero waste).”

:Kami akan berkoordinasi dengan perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri untuk membukakan akses pasar di 46 kota yang menjadi akreditasi dari Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center,” kata Made.

Sorgum merupakan tanaman bersifat zero waste product. Biji, batang, dan daun dapat diolah menjadi sejumlah produk.

Biji sorgum dapat diolah menjadi tepung, pakan ternak, nasi, dan biskuit. Batangnya dapat diolah menjadi gula, pakan sapi, kompos, dan permen. Daunnya dapat diolah menjadi kompos, pewarna alami, dan keripik.

Mendorong Pertumbuhan Usaha Mikro

Program DSA sorgum Lombok mampu mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mencoba bangkit dari dampak gempa bumi 2018 dan pandemi Covid-19.

. Saat ini jumlahnya meningkat menjadi 22 desa dan melibatkan lebih dari 1.000 petani.

Berasal dari  Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Selatan dengan konsep korporasi petani.

Berkembangnya DSA sorgum ini juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Khususnya ibu rumah tangga yang terlibat dalam proses pengolahan menjadi berbagai aneka makanan dan minuman.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor olahan serealia Indonesia selama lima tahun terakhir (2016–2020). Tumbuh dengan tren sebesar 12,16 persen per tahun.

Pada periode Januari–November 2021, nilainya tercatat sebesar USD 4,6 juta atau turun 10,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Pasar ekspor utama olahan serealia Indonesia adalah Korea, Turki, India, Hong Kong, Taiwan, Timor Leste, Malaysia, Australia, Kanada, dan Arab Saudi.  (adv)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.