rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » FDS Diduga Picu Lengangnya Aktivitas MDTA

FDS Diduga Picu Lengangnya Aktivitas MDTA

Beberapa remaja mengikuti MDTA di tengah pemberlakukan FDS di Kota Padang.

Padang, rakyatsumbar.id – “Mulai lengangnya surau kami”, itulah ungkapan tersirat saat bertemu dengan Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Isnadiyah Masjid Nurul Iklas Aspol Jati, kelurahan Jati Baru, Padang Faizal saat menjelaskan penerapan Full Day Scholl (FDS) di sekolah SD dan SMP di Kota Padang.

Setelah menunaikan ibadah Azhar, satu persatu siswa memasuki ruang kelas untuk mengikuti pelajaran di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Isnadiyah Masjid Nurul Iklas Aspol Jati, kelurahan Jati baru, Padang.

Tidak seperti biasa, bangku – bangku di lokal MDTA yang di lengkapi pendingin udara ini tak dipenuhi siswa. Tak lebih dari 10 orang siswa berada di lokal untuk mengikuti pelajaran mengaji di MDTA yang memiliki 4 lokal dan siswa 60 orang ini.

Di sebuah lokal, rakyatsumbar.id hanya melihat 7 orang siswa yang mengikuti pelajaran dari daya tampung rombongan belajar (rombel) sebanyak 14 orang.

Hal ini tentu berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. “Tiap lokal bisa menampung sebanyak 14 orang rombel, sekarang mulai berkurang. Kita lihat saja, hanya 7 orang yang mengikuti pelajaran” ucap Faizal, Kamis (19/1/2023).

Faizal menjelaskan sepinya siswa yang belajar di MDTA nya disebabkan pada saat ini beberapa sekolah telah menerapkan FDS di sekolah, alhasil terjadinya bentrok waktu dengan jam pelajaran di MDTA.

“Akibat FDS, siswa pulang menjelang sore. Tentu akan bentrok dengan jadwal pembelajaran di MDTA,” jelasnya.

Faizal menerangkan, jika waktu pembelajaran di geser selepas magrib, tentu akan merepotkan bagi siswa itu sendiri.

“Mereka akan kelelahan jika belajar di MDTA selepas Magrib, apalagi siswa-siswa akan membuat Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan sekolah,” jelasnya.

Faizal meminta Pemko Padang melalui Dinas Pendidikan untuk mengkaji ulang penerapan FDS di Kota Padang.

“Saat ini Pemko Padang menerapkan setiap tamatan SD yang akan melanjutkan studi ke SMP harus melengkapi dengan ijazah pandai baca tulis Al Quran yang dikeluarkan Madrasah Ibtidaiyah, dan TPA.”

“Hal ini tertera dalam Perda no 6 tahun 2003. Jadi, kalau FDS tidak di sesuaikan dengan jadwal mengaji di MDTA, berpeluang MDTA tidak akan memiliki siswa lagi, dan surau kami akan mati,” jelasnya.

Faizal menjelaskan, di MDTA mata pelajaran yang diberikan adalah Alquran, hadits, akidah, aklaq , fiqih, sejarah islam, dan bahasa arab.

“Terdapat 7 mata pelajaran yang di ajarkan selama 4 tahun menimba ilmu di MDTA. Semua mata pelajaran tersebut, tidak lengkap di berikan di sekolah. Jika MDTA tutup karena tidak ada siswa, tentu rumah ibadah pun sepi dari anak-anak.”

“Saat ini kita dituntut memberikan agama Islam sebagai bekal bagi generasi bangsa,” ungkapnya.

Terpisah, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Fauzi Bahar, DT Nan Sati menjelaskan, pendidikan agama wajib pada saat ini.

“Perlu penyesuain waktu dengan pembelajaran di sekolah dengan pendidikan agama di MDTA agar tidak bentrok. Apalagi pada saat ini pendidikan agama sangat penting bagi generasi penerus bangsa,” tutupnya. (edg)

 

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *