15/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Setiap akan Turun ke Sawah, Petani Gelar Goro Keluarkan Material Pasir

Setiap akan Turun ke Sawah, Petani Gelar Goro Keluarkan Material Pasir

Pasaman,  Rakyat Sumbar — Sejumlah petani di Jorong Ambacang Anggang dan Padang Sarai, Nagari Aia Manggih, Kecamatan Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman, mengeluhkan kondisi saluran irigasi pertanian yang sering tertimbun material dan pasir. Hal itu disebabkan karena bangunan Sikoci penguras saluran irigasi tersebut telah rusak.

Akibat sering tertimbunnya saluran irigasi ini, sehingga membuat suplai air yang mengaliri areal persawahan warga menjadi tersendat.

Pantauan rakyatsumbar.id di lapangan, terlihat warga tengah mengeluarkan meterial krikil dan pasir yang menimbun saluran irigasi persawahan warga di daerah itu.

“Setiap pingin turun ke sawah, ataupun ketika air sumpur sudah besar, kami selalu goro bersama dengan warga untuk mengeluarkan kerikil dan pasir yang menimbun saluran irigasi ini. Saluran irigasi sering kali tertimbun material, salah satu sebabnya adalah bangunan Sikoci penguras saluran irigasinya telah rusak sejak beberapa tahun yang lalu,” ujar salah seorang anggota Kelompok Tani Saiyo Pulau, Nasirhon saat membersihkan saluran irigasi di daerah itu, Rabu (26/5/2021) pagi.

Dia mengatakan, lahan persawahan warga di  Jorong Ambacang Anggang ini luasnya lebih 20 hektare. Dari lahan pertanian tersebut hanya ada satu jaringan irigasi untuk mengalirkan air ke sawah warga di daerah ini.

Namun, selama bertahun-tahun bangunan Sikoci penguras ini telah rusak parah, tetapi hingga kini belum ada sentuhan dari pemerintah.

“Masalah ini sebenarnya sudah sering disampaikan pada bidang pengairan Dinas PUTR Pasaman, serta pada anggota DPRD di wilayah ini. Namun, sampai sekarang masih belum juga di anggarkan untuk perbaikannya,” ucapnya.

Nasirjon menyebutkan, yang sering dikeluhkan petani sini yakni rusaknya bangunan Sikoci penguras saluran irigasi. Akibat rusaknya bangunan sikoci ini, maka ketika air sumpur ini besar, maka material krikil dan pasir selalu menimbun saluran irigasi ini,  sehingga air tidak bisa lancar ke persawahan warga,” kata Nasirjon.

Ia menyebutkan, setiap warga hendak turun kesawah, kami selalu melakukan gotong royong untuk mengeluarkan material yang menimbun saluran irigasi ini. “Goro memberaihkan material ini kami lakukan tidak hanya pada saat turun ke sawah saja, namun bisa berkali kali dilakukan hingga menjelang panen,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan, Irdas (30) warga Kampung Baru Jorong Ambacang Anggang. Ia mengatakan bahwa, Akibat saluran irigasi yang sering tertimbun itu, suplai air di areal persawahan para petani pun tidak maksimal. Bahkan untuk sawah yang letaknya ada di hilir kerap kali tidak kebagian air. Padahal air ini menjadi kebutuhan utama para petani yang menanam padi.

“Air yang masuk ke jaringan irigasi di Jorong Ambacang Anggang ini sebenarnya tidak hanya untuk kawasan sini saja, tetapi juga mencakup untuk sawah warga di Jorong Padang Sarai. Jadi keberadaan jaringan irigasi ini sangat penting bagi kalangan petani di daerah ini,” jelasnya.

Irdas berharap, bangunan sikoci yang telah lama rusak yang posisinya berada di samping pintu saluran irigasi itu bisa segera diperbaiki. Sehingga suplai air yang dibutuhkan para petani saat musim tanam bisa tercukupi.

Dia berharap pemerintah melalui instansi terkait bisa segera memperbaiki bangunan sikoci tersebut supaya jaringan air berfungsi maksimal melalui saluran irigasi ini. (zon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.