24/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Jelang MTQ Nasional ke-28/2020 di Sumbar: “Jantung Rasanya Mau Putus..”

Jelang MTQ Nasional ke-28/2020 di Sumbar: “Jantung Rasanya Mau Putus..”

Abdel Haq dan istri.

Oleh : FIRDAUS ABIE – PADANG

Pertengahan November 2020 ini, MTQ Nasional ke-28 dilaksanakan di Sumbar. Kegiatan ini sekaligus membuka memori lama. Tiga puluh tujuh tahun silam, tepatnya tahun 1983, MTQ Nasional ke-13 diadakan di Sumbar. Kehadiran ivent ini sekaligus menghadirkan memori bagi orang-orang yang terlibat langsung. Siapa saja mereka?

“Dinda, Uda juga ikut jadi peserta di MTQ ke tiga belas,” sebuah singkat saya baca di WA.

Pengirimnya, sangat saya kenal. Saya mengenalnya  ketika sama-sama menjadi wartawan, di Semangat dan Padang Ekspres, belasan tahun silam. Ia bertugas di Simpangampek, Kabupaten Pasaman (kini Kab Pasaman Barat).

Belakangan, Ia diterima sebagai ASN di Kementerian Agama, kemudian tetap bertugas di sana, lalu menjadi Kepala KUA di wilayah tersebut. Beberapa tahun berselang, Ia menjadi Kakan Kemenag Kab Pasaman Barat, kemudian Kakan Kemenang Kab Pasaman.

Membaca pesan tersebut, saya tersenyum. Saya menduga secara pasti, tulisan saya di koran ini, siang kemarin, pasti sudah diikutinya.

“Yuk, Da. Bagi pengalaman dan kenangannya,” kata saya saat kontak kami terhubung.

Ia pun kemudian bercerita. Ketika itu, dirinya masih tercatat sebagai siswa MAN Kotobaru, Padangpanjang. Ada rekrutmen untuk anggota Kafilah MTQ Nasional ke-13 untuk Sumbar, khususnya cabang Musabaqah Cerdas Cermat (MCC) Isi Kandungan Al-Qur’an.

Ada sebanyak 45 peserta yang ikut seleksi. Terdiri dari  utusan MAN, PGA dan Pondok Pesantren. Pekan pertama seleksi, langsung hanya tersisa 16 orang. Proses berikutnya, seleksi berlangsung selama dua minggu. Tersisa satu tim, atau hanya tiga orang saja. Ketiga orang tersebut,  Rahmiati Nasir  (MAN  Gulai Bancah Bukittinggi),  Abdel Haq,  (MAN Koto Baru Padangpanjang) dan  Metriadi  (Pondok Pesantren Parabek Bukittinggi)

Setelah terpilih, bukan berarti bisa lega. Hari-hari yang berat pun harus dilalui.  Tiada hari tanpa latihan. Latihan berlangsung sangat ketat di bawah  bimbingan pelatih Drs H. Abdul Aziz Bermawi, Drs. H. Sulthani  dan Drs. H. Muchtar Nurdin. Dua nama pertama, kini sudah berpulang ke Rahmatullah.

Tahapan berikutnya, ketiga calon peserta mulai fokus pada pembidangan, atau spesialisasi. Abdel Haq mengambil spesialis hafalan Quran dan Ulumul Quran dan Pengetahuan Umum. Rahmiati Nasir membidangi isi kandungan Al-Quran, Irama dan Tilawah Al-Quran.  Metriadi menguasai Bahasa Arab, Fiqhi, Fathurrahman dan SKI.

“Dua bulan kami menjalani proses latihan bersama. Diinapkan di Asrama Haji Rasuna Said. Latihan bersama, beribadah bersama, bahkan Salat Tahajud bersama. Suasana ini membuat kami semakin kompak,” kata Abdel Haq, mengenang.

Disaat MCC babak penyisihan, Sumbar bertemu Sumut, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur. Hasil gemilang dicapai tuan rumah, “kami berhasil lolos setelang mengalahkan daerah tersebut,” beber Abdel Haq.

Di babak selanjutnya, Sumbar bertemu Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Aceh di babak semifinal. Suasana semakin ramai dan gemuruh. Angka setiap peserta saling berkejaran. Tak hanya peserta, penonton dan official tak kalah jantungan, sebab jika pertanyaan bisa dijawab benar, maka dapat nilai 100. Jika salah, justru nilai dikurangi 100.

“Di babak semifinal ini, rasanya jantung kami mau putus saja,” kata Abdel Haq.

Berapa tidak. Dalam kondisi angka yang saling berpacu tersebut, satu sama lain berlomba untuk bisa menjawab pertanyaan. Menjelang pertanyaan terakhir, situasi semakin genting. Abdel Haq mengaku, Ia dan kawan-kawannya selalu berdoa,  berzikir dan saling tausiyah untuk bersabar. Jangan terpancing dalam menjawab.  Salah pencet saja, atau jawaban salah,  akan mengurangi nilai yang telah diperoleh.

“Di sinilah kami merasakan betul kehadiran dan bantuan Allah  berpihak kepada kami.  Kami terus  menahan diri.  Pada pertanyaan terakhir, sebuah ayat dilantunkan juri. Ayat tersebut sudah sangat hafal oleh kami.  Tanpa basa basi langsung dijawab dengan satu sentuhan Fathurrahman.  Alhamdulillah, kami  melaju ke babak final,” ungkap Abdel Haq sembari tak henti-hentinya berucap syukur dan kemudian mengingat kedua temannya.

Di final, Sumbar bertemu dua kandidat juara,  DKI Jakarta dan Jawa Barat. Akhirnya gelar juara disabet DKI Jakarta, medali perak diboyong ke Tanah Parahiangan Jawa Barat, dan  Sumbar memperoleh medali perunggu.

“Alhamdulillah, kami memanjatkan syukur. Kerja keras selama ini proses, telah membuahkan hasil,” kata Abdel haq sembari menyebutkan, mereka memperoleh hadiah berupa tabanas Rp 250 ribu, ditambah satu tustel, jam tangan merek Alba dan bingkisan.

Kini, ketiganya sudah berusia 57 tahun. H. Abdel Haq S.Ag, kini menjadi Kakan Kemenang Kabupaten Dharmasraya.  Dra Hj Rahmiati Nasir, M.Ag menjadi dosen di IAIN Bukittinggi, dan  H. Metriadi M.Ag Pimpinan Pondok Pesantren di Agam, yang juga ASN Kementerian Agama Kabupaten Agam. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.