03/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Jadikan BLK Jembatan Teknologi antara Kampus dengan Masyarakat

Jadikan BLK Jembatan Teknologi antara Kampus dengan Masyarakat

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Unand Dr. Ir. Feri Arlius Datuk Sipado, M.Sc saat berdiskusi dengan Ketua Forum BLK Sumatera Barat Febby Dt. Banso

Padang, rakyatsumbar.id—Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Unand Dr. Ir. Feri Arlius Datuk Sipado, M.Sc mengkritisi upaya peningkatan pendapatan petani dan pengelola UMKM di Sumbar.
“Saatnya kini benar-benar memberikan perhatian menyeluruh terhadap kedua sektor ini,” kata Feri Arlius, dalam perbincangan dengan Ketua Forum Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Kemenaker H. Febby Datuk Bangso dan wartawan Harian Umum Rakyat Sumbar, di Padang.
Menurutnya, jangan biarkan petani menjual produk pertanian mereka secara mentah. Setelah panen, semua dijual. Jika terjadi panen raya, maka dapat dipastikan produksi melimpah sehingga pendapatan tak sebanding dengan biaya. Ada kalanya, petani tidak melakukan panen. Mereka membiarkan saja hasil pertanian. Jika dipanen, biaya panen tersebut tak bisa ditutupi sekali pun semuanya terjual.
Langkah terbaik, katanya, perlu diberikan nilai tambah terhadap produk pertanian. Selama ini, produk pertanian dijual mentah saja, padahal jaminan produksi tak ada. Kalau punya pengolahan, banyak yang bisa dilakukan. Bisa dalam bentuk setengah jadi, sehingga meningkatkan nilai tambah.
Diakuinya, kampus memang sudah banyak melakukan penelitian pengolahan hasil pertanian. Teknologinya sederhana, namun teknologi tersebut tak sampai ke masyarakat, karena selama ini ada kecenderungan masyarakat susah mengakses ke kampus.
“Kampus selama ini hanya bermain di dalam kampus, dibutuhkan dukungan pemerintah untuk mensinkronkan kampus ke masyarakat atau masyarakat ke kampus, sehingga apa yang sudah disiapkan kampus bisa diaplikasikan,” katanya.
Feri Arlius melihat, Balai Latihan Kerja (BLK) bisa dijadikan sebagai jembatan teknologi kampus dengan masyarakat. Kampus dengan masyarakat perlu katalisator, sehingga penguatan ketahanan pangan di Sumbar bisa benar-benar terjadi.
“Semua produk yang ada di Sumbar memiliki prospek,” katanya sembari menyebutkan, pengembangan produk pertanian dengan memberikan nilai tambah tersebut bisa dilakukan dengan pola melihat kecenderungan konsumen saat ini.
Ini memberikan ilustrasi sederhana, seharusnya pasar lokal menyerap produk lokal. Maka harus diciptakan pemerintah daerah harus menciptakannya. Katanya, bisa diberikan dalam bentuk voucher UMKM melalui ASN yang mendapatkan tunjungan daerah. Tunjangan daerah murni keputusan bupati.
“Bagaimana kalau, misalnya 50 ribu diberikan dalam bentuk voucher dalam bentuk belanja di UMKM. Kalau pasarnya ada, maka UMKM bisa terus berproduksir UMKM diciptakan, tapi pasarnya tak diciptakan. Harus ada inovasi menciptakan pasar UMKM,” katanya sembari menyebutkan, bagi UMKM, yang penting jaminan. Tanpa dilatih, bisa menghasilkan produk yang baik. Tapi kalau tak ada pasarnya, dilatih juga tak ada yang membeli produk tersebut.
Pada kesempatan tersebut, H Febby Datuak Bangso, Ketua Forum BLK Komunitas Kemenaker merespon positif Feri Arlius. Katanya, pemikiran Ferri Arlius perlu didukung secara penuh. Jika tidak, dikhawatirkan, kehidupan petani dan UMKM akan terus seperti yang sudah-sudah. Tidak ada perbaikan mendasar.
Ia menyebutkan, akan mengajak Forum BLK Komunitas Kemenaker untuk menjembatani persoalan yang terjadi, kemudian disinkronkan dalam gerak dan langkah. Semua harus seiring dan sejalan.
“Kita akan jadikan BLK sebagai garda terdepan yang akan menjembatani persoalan yang dihadapi masyarakat, kekuatan yang dimiliki kampus dan menyatukan dengan pemerintah,” katanya. (cr4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.