19/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Ini Penyebab Tragedi Kanjuruhan Menurut Suporter Arema FC yang Selamat

Ini Penyebab Tragedi Kanjuruhan Menurut Suporter Arema FC yang Selamat

Sisa-sisa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang saat duel Arema versus Persebaya. (jpnn)

Malang, rakyatsumbar.id -Ratusan orang meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10) malam.

Peristiwa menyedihkan itu terjadi setelah tuan rumah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya, pada pekan ke-11 Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang.

“Dalam kejadian itu, meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri,” kata Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta dalam jumpa pers, Minggu (2/10/2022) dini hari.

Kebanyakan yang meninggal adalah Aremania, fan fanatik Arema FC.

Sejumlah Aremania yang selamat dalam Tragedi Kanjuruhan menyebutkan kerusuhan di picu karena tembakan gas air mata kepolisian.

Sulaiman, Aremania asal Sumberpucung, Kabupaten Malang, menceritakan bahwa suasana stadion memanas tim kesayangannya bertekuk lutut dari Persebaya dalam Derbi Jawa Timur itu.

Sejumlah suporter memprotes hasil pertandingan dan masuk ke tengah lapangan.

Namun, kawanan suporter awalnya berhasil dicegah polisi. Mereka pun kembali ke tribune.

“Setelah itu, suporter bagian tribune selatan ditembak pakai gas air mata sehingga suporter yang awalnya mundur kembali ke tengah dan menyerang (polisi),” tutur Sulaiman.

Tembakan Gas Air Mata Sulut Emosi Suporter

Menurutnya, tembakan gas air mata dari kepolisian menyulut emosi suporter dari tribune lain, termasuk tribune VIP.

“Yang paling banyak di tembak gas air mata itu tribune selatan. Tribune VIP tidak begitu banyak (ditembak), tetapi juga ada yang menjadi korban,” kata Sulaiman.

Rohmat (36), suporter Aremania mengatakan keributan awalnya tidak berlangsung lama.

Suporter yang turun ke lapangan sempat kembali ke tribune masing-masing.
Menurut Rohmat, suporter mulai tidak terkendali ketika gas air mata ke luar.

“Banyak suporter yang tidak bisa bernapas dan berdesakan menghindari gas air mata sehingga tak menghiraukan yang lain,” katanya.

Rohmat mengaku bisa selamat dari gas air mata setelah berusaha keluar dari stadion.

“Tembakan (gas air mata) pertama itu saya langsung berinisiatif keluar,” katanya. (jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.