22/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Dugaan Kekerasan dan Penganiayaan Kembali Terjadi di Padang

Dugaan Kekerasan dan Penganiayaan Kembali Terjadi di Padang

Empat orang siswa atlit judo PPLP melaporkan tindakan kekerasan yang di terimanya di Polresta Padang.


Padang, rakyatsumbar.id – Kembali terjadi, kasus dugaan kekerasan dan penganiayaan menimpa anak sekolah di Kota Padang.

Empat orang siswa atlet judo yang berlatih di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Barat, Aia Pacah Padang di duga mendapat kekerasan fisik dari pelatihnya di PPLP Padang.

Ke empat orang yang terdiri dari 3 orang siswa SMA 4 Sumbar dan SMP 27 Padang tersebut, bersama orang tua melaporkan kekerasan yang diterimanya ke Polresta Padang.

Kasi Humas Polresta Padang, Ipda Yanti Delfina saat di temui Harian Rakyat Sumbar membenarkan adanya laporan dugaan tindakan kekerasan yang di terima empat orang siswa atlit judo tersebut di Polresta Padang.

“Menurut laporan yang kami terima, telah terjadi tindakan penganiayaan dan kekerasan yang menimpa empat orang atlit judo yang berlatih di PPLP Aia pacah, Padang. Dugaan pelaku adalah salah satu pelatih judo di PPLP,” ucapnya, Selasa (7/11).

Ipda Yanti Delfina menambahkan, menurut pengakuan korban, tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan pelaku sudah lama berlangsung.

“Hari ini ibu dari salah seorang korban melaporkan tindakan kekerasan dan penganiayaan yang menimpa anak nya selama di PPLP ke Polresta Padang. Kasus ini sedang kita lakukan penyelidikan lebih lanjut,” tambahnya.

Elsa yang merupakan orang tua dari siswa atlit judo yang mendapat perlakukan penganiayaan dan kekerasan menambahkan, anak nya bersama – teman tidak berani mangadu, karena di ancam oleh pelaku selama berlatih di PPLP.

“Anak saya tidak berani mengadu ke sana, dan ke sekolah di SMA 4 Sumbar. Jika kedapatan mengadu, anak saya bersama tiga rekannya yang lain di ancam di keluarkan dari PPLP jika ketahuan mengadu dan melaporkan tindakan kekerasan yang di terimanya,” ucapnya.

Elsa dengan tegasnya, ingin mengeluarkan anaknya dari PPLP Padang. “Saya tidak ingin anak saya teraniaya di PPLP Padang. Saya ingin mengeluarkan anak saya dari PPLP tersebut,” tegasnya.

Rangga kakak salah seorang korban menambahkan, adiknya sudah lama mendapat intimidasi kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan pelatih Judo nya di PPLP Padang.

“Selain mendapat penganiayaan dan kekerasan, Anjungan Tunai Mandiri (ATM) adik saya di tahan oleh pelaku. Selain itu, pelaku juga meminta nomor pin dari ATM adik saya yang di sitanya. Tentu ini sangat melanggar privasi,” jelas pelatih judo Pessel ini.

Zilfia salah seorang korban menjelaskan dirinya bersama teman – teman atlet Judo yang lainnya sudah dua tahun mendapatkan perlakuan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh pelatihnya. Menurutnya, kekerasan dan penganiayaan yang di terima kesalahan yang yang ringan seperti salah bicara.

“Kami di tampar pakai sandal, kepala kami di pukul dengan ponsel, perut kami di tinju, kaki kami di cambuk dengan ranting kayu oleh pelatih.”

“Semua penganiayaan yang kami dapat, karena salah menjawab pertanyaan saja. Selain itu, kata – kata kasar acap kali dilontarkan pelatih kepada kami,” ucapnya.

Tidak ingin melapor, menurut Zilfia dirinya dan tiga orang atlet Judo lainnya selalu di ancam jika melaporkan tindak kekerasan yang di terima.

“Ia mengancam kami. Jika melapor akan di keluarkan dari PPLP. Karena itu kami tidak berani melapor ke guru di sekolah, dan orang tua atas tindakan kekerasan dan penganiayaan yang di terima,” tutupnya.

Ke empat atlet judo yang menjadi korban kekerasan dan penganiayaan oleh dugaan pelatihnya, bersekolah di SMA 4 Sumbar dan SMP 27 Padang.

“Tiga orang dari kami bersekolah di SMA 4 Sumbar, dan satu orang bersekolah di SMP 27 Padang,” tutup Zilfia. (edg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.