Kisah Pasien Pertama Positif Covid-19 di Sumbar, Sepasang Suami Istri Sembuh dari Korona di Bukittinggi.
Oleh : Trisno Edward—Bukittinggi
Sembuh dari penyakit menular dan mematikan adalah kebahagiaan tiada terkira, rasanya seperti merdeka dan bebas setelah dinyatakan sembuh dari virus Korona (Covid-19) . Begitulah ungkapan perasaan yang disampaikan, Hendra Risvani (39) dan Ayu Yunawa (35), sepasang suami istri warga RT 05/RW 01 Luak Anyia Kelurahan Kubu Gulai Bancah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi.
Selasa (19/05/2020), di siang hari yang diiringi cuaca panas terik serta sinar matahari nan menyengat, Rakyat Sumbar mencoba menelusuri kediaman warga Bukittinggi yang baru dinyatakan sembuh dari penyakit Covid-19.
Sebelumnya, Rakyat Sumbar menghubungi Lurah Kubu Gulai Bancah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan untuk mengetahui keberadaan rumah warga tersebut. Setelah mendapat informasi dari lurah, kami langsung mencari rumah mantan pasien Korona itu. Melalui perjalanan tidak lama dari kantor lurah, akhirnya kita menemukan rumah warga itu.
Kedua mantan pasien Korona yang dinyatakan sembuh itu merupakan sepasang suami istri bernama Hendra dan Ayu, warga RT 05/RW 01 Luak Anyia Kelurahan Kubu Gulai Bancah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi.
Didampingi Ketua RT 05/RW 01 Vera Novianda, Rakyat Sumbar menemui Hendra dan Ayu dirumahnya. Kemudian, kami dipersilahkan masuk dengan sambutan hangat dan ramah. Seterusnya, Hendra sedikit menceritakan tentang kisahnya selama menjadi pasien Covid-19.
Keduanya sebelumnya dinyatakan positif terinfeksi virus Korona (Covid-19). Ayu(48) merupakan pasien pertama positif Covid-19 di Bukitinggi, dan menjadi orang yang pertama kali dinyatakan positif di Sumbar, pada 26 Maret 2020. Ia tertular dari suaminya Hendra yang pulang perjalanan dari Malaysia.
Hendra menceritakan, awalnya tanggal 6 Maret, kondisi badannya kurang enak usai gotong rotong di masjid. Kemudian, sekitar tanggal 10 atau 11 Maret, ia berobat ke Poskeskel dan hanya bisa mencek suhu badan. Setelah itu, ia berobat ke Puskesmas Guguakpanjang dan dikatakan vertigo.
Tanggal 27 Februari, ia pergi ke Padangpanjang terus ke Padang. Tanggal 28 Februari sore, ia pulang ke Bukittinggi sampai pukul 9 malam. Tanggal 29 Februari pagi, ia berangkat ke Pekanbaru pergi acara pengajian dan sampai saat waktu Zhuhur disana.
“Dari Pekanbaru, kami terus ke Malaysia. Di Malaysia sampai tanggal 4 Maret. Pulang tanggal 4 tersebut ke Pekanbaru. Berangkat dari Pekanbaru ke Bukittinggi tanggal 4 Maret sore ke Bukittinggi dan tiba di Bukittinggi malam harinya,” katanya.
Tanggal 5 Maret pagi, kondisi masih aman. Namun, tanggal 6 Maret setelah Ashar, ia mulai tidak nyaman. Kemudian, diperiksa juga ke BPS Bunda sekitar tanggal 11 atau 12 Maret. Dua hari di rumah. Pada tanggal 15 Maret, diantar ke IGD RSAM Bukittinggi dan pukul 10 malam boleh pulang serta dijemput teman.
“Kemudian, tanggal 17 Maret, Dinas Kesehatan dan Tim Gugus Tugas Covid-19 Bukittinggi datang menjemput kami. Dibawa ke RSAM dan kembali langsung masuak ke ruangan isolasi. Lalu, balik ke IGD lagi, dirontgen dan kembali ke isolasi. Saya disana 3 hari 3 malam. Kondisi kami biasa saja tapi diberi infus. Dipasang selang untuk memasukan obat,”terang Hendra kepada Rakyat Sumbar.
Tanggal 26 Maret, Hendra dihubungi pemerintah kota dan dinyatakan istrinya positif Korona (Covid-19). Hendra dan dua anaknya juga dibawa ke RSAM Bukittinggi untuk dilakukan pemeriksaan medis, dirontgen.
Meskipun awalnya ia tidak dinyatakan positif, Hendra menjalani isolasi mandiri. Selama isolasi mandiri, Hendra hanya di rumah saja dan tidak boleh keluar rumah. Ia mengungkapkan pada awalnya, warga lingkungan sekitar agak takut apalagi mendengar berita tentang Korona itu. Namun, sebanyak 4 kepala keluarga yang dekat rumah Hendra bisa menerima seiring berjalan waktu.
Namun, ada juga beberapa warga masih waspada atau jaga jarak. Hendra kemudian dinyatakan positif Korona tapi isolasi mandiri. Sementara istri Hendra, Ayu yang sebelumnya dinyatakan positif dirawat di ruang isolasi RSAM sampai sembuh.
Setelah berjuang melawan virus yang berbahaya dan bertaruh nyawa, akhirnya keduanya berhasil melewati ujian dan hidup normal seperti biasa, dan bisa berkumpul kembali bersama dua orang anaknya.
Ayu juga merupakan pasien pertama warga Bukittinggi yang sembuh dari Covid-19 di RSAM pada April lalu. Selama mereka menjalani perawatan, kebutuhan sehari-hari diurus saudaranya. Anak Hendra dan Ayu dinyatakan negatif, namun ia tidak bisa dipulangkan karena bergantung ke ibunya.
Singkat cerita dan menjalani isolasi mandiri, Hendra juga dinyatakan sembuh tanggal 8 Mei malam. Setelah dua kali hasil tesnya negatif, baru dinyatakan sembuh. Ia juga harus menjalani 7 kali swab. Ia juga merasakan batuk.Selain itu, tekanan psikis juga dirasakan Hendra.
“Tekanan ada dalam diri sendiri. Sebelum dinyatakan sembuh, kami sempat mengalami down mental. Alhamdulillah, sekarang kembali seperti semula, namun pola makanan tetap dijaga. Kami juga diminta menjaga kesehatan dan kebersihan,”terang Hendra.
Hendra merupakan pasien keempat dinyatakan sembuh. Selama isolasi mandiri, ia memang dirumah saja dan tidak boleh keluar rumah. Ia dan istri saat masih positif Covid-19 sebelumnya sempat berjauhan. Namun karena secara kesehatan sudah sembuh, mereka bisa berkumpul kembali.
Kini, Hendra dan Ayu yang selama ini bekerja sebagai pedagang dapat memulai hidup normal kembali seperti sediakala. Mereka sangat bersyukur kepada sang illahi karena bisa memulai hidup seperti normal. Bahkan, ia berencana akan mulai usahanya lagi, berjualan alas kaki, sepatu, dan sandal tersebut.
“Pas dinyatakan sembuh, kami masih dirumah saja. Kami sangat bersyukur atas kesembuhan ini. Ini adalah anugerah pertolongan Allah SWT. Kedepan, kami akan memulai lagi dan saat ini rasanya seperti merdeka dan bebas,”pungkas Hendra.
Hendra dan Ayu merupakan beberapa diantara pasien positif Covid-19 yang merupakan warga Bukittinggi, sudah dinyatakan sembuh. Bagi mereka, hidup tetap terus berjalan. Mereka ingin semuanya kembali seperti biasa.
Pertemuan Rakyat Sumbar bersama Hendra dan Ayu berakhir menjelang sore tiba. Hendra dan Ayu tetap memancarkan senyuman kebahagiaan untuk menatap hari depan lebih indah.(***)