05/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Berharap Semangat Olahraga di Musorprovlub KONI Sumbar

Berharap Semangat Olahraga di Musorprovlub KONI Sumbar

Arief Kamil

Catatan : Arief Kamil

Posisi Ketua Umum KONI Sumbar merupakan jabatan pristise. Siapapun mungkin berminat menempati posisi ini.

Bukan saja dari kalangan pelaku olahraga. Mereka yang berlatar belakang pengusaha bahkan tokoh politik sekalipun banyak yang “mengintai” posisi ini.

Kenapa tidak, jabatan Ketua Umum bisa disejajarkan dengan pejabat eselon II di lingkup Pemprov Sumbar. Ya, selevel kepala dinaslah.

Belum lagi anggaran KONI Sumbar tergolong besar. Meski hanya dana hibah, tapi nilainya fantastis. Terlebih jika ada hajatan besar seperti Porwil, Kejurnas Pra PON atau PON. Nilainya mencapai puluhan miliar.

Hanya saja, berkaca dari sejarah kepengurusan, tak banyak ketua umum yang hanya mampu mengolah dana dari APBD, tanpa mencari tambahan anggaran lain dari pihak ketiga.

Dana pihak ketiga yang masuk dari tahun ke tahun mungkin cuma dari PT Semen Padang dan Bank Nagari.

Nah, jika hanya mengolah anggaran dari pemerintah, siapa saja tentu bisa mengemban amanah sebagai ketua umum pada induk pengurus olahraga di daerah itu. Saya mungkin saja bisa!

Sosok yang mampu mencari anggaran tambahan, bapak angkat bagi Cabor dan atlet sangat dituntut dari bakal calon Ketua KONI Sumbar ke depan.

Selain itu, Balon yang memiliki link di tingkat pusat dan piawai melakukan lobi untuk pembangunan infrastruktur dan pembinaan prestasi juga tak kalah penting.

Lantas, siapa sosok yang layak memimpin KONI Sumbar empat tahun ke depan?

Sejauh ini terdapat empat bakal calon yang digadang-gadangkan maju pada Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprovlub) KONI Sumbar yang rencananya di helat Juni mendatang.

Empat Calon “Mengapung”

Mereka adalah Wakil Ketua Umum VI KONI Sumbar, Waketum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sumbar Hamdanus. Sederet jabatan organisasi pernah ia tempati, salah satunya masuk dalam jajaran elit pengurus DPW PKPS Sumbar.

Selain itu Hamdanus juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sumbar tepatnya di Komisi V. Komisi ini merupakan mitra kerja KONI Sumbar.

Kandidat selanjutnya, Ronny Pahlawan Anas. Ia merupakan mantan manager tim Kempo Sumbar di PON 2021 Papua.

Ronny adalah putra mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Menteri  Perhubungan  RI, serta mantan Gubernur Sumbar, Letjen TNI (Purn) Azwar Anas.

Owner PT Sumber Bakat Insani ini memiliki hubungan yang baik dengan para tokoh perantau serta pengusaha asal Sumbar di Jakarta.

Selanjutnya, mantan Danlantamal II Padang, Laksamana Pertama (Purn) Hargianto Dt Bagindo Nan Hitam.

Putra Cingkariang, Banuhampu, Agam ini merupakan alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1987 berasal dari satuan Korps Pelaut.

Nama Hargianto hangat di telinga publik lantaran dua tahun menjadi Komandan Lantamal II Padang.

Kandidat lain yang berkemungkinan besar maju pada Musorprovlub KONI Sumbar nanti adalah mantan Ketua Umum Pengprov Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sumbar, Syafrizal Bakhtiar.

Ia merupakan owner New Rasaki Hotel yang juga adik kandung dari mantan Ketua KONI Sumbar dua periode Prof. Syahrial Bakhtiar.

Syafrizal merupakan sosok yang tak asing lagi di kancah organisasi olahraga. Tidak saja berkutat di daerah namun sudah di level internasional. Syafrizal saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Sepak Takraw Asia (ASTAF).

Ia juga pernah maju pada pemilihan Ketua Umum PB PSTI. Hanya saja pada Munas itu, ia kalah oleh Asnawi Abdul Rachman, Ketua PB PSTI sebelumnya.

Pria kelahiran Tanjung Uban, Kepulauan Riau itu pernah memperkuat tim Sepak Takraw Sumatera Utara pada PON 1985 di Jakarta.

Dirinya juga pernah menjabat manager Timnas Sepak Takraw Indonesia pada Super Series Malaka pada 2015.

Peluang Nyaris Sama

Sekali lagi, berkaca dari pengalaman, masing-masing kandidat sejatinya memiliki kans yang nyaris sama untuk bisa menempati posisi KONI Sumbar 1.

Namun, apa pun bisa terjadi. Empat calon yang ada berpeluang mengerucut menjadi dua atau tiga calon saja saat pendaftaran.

Hal ini terjadi jika regulasi pendaftaran minimum 30 persen pemilik suara tetap diterapkan oleh tim penjaringan, sesuai aturan KONI Pusat.

Syarat tersebut tentu sangat berat. Untuk bisa maju sebagai calon. Bakal Calon harus mengantongi minimal 30 persen bukti dukungan dari masing-masing  pengurus KONI kabupaten/kota serta Pengprov Cabor.

Dalam menggenggam tiket maju di pencalonan, para Balon harus mengumpulkan dukungan antara 20 hingga 25 dari pemilik suara.

Dari syarat ini, kans beberapa calon untuk bergabung dengan kandidat lainnya cukup besar. Tentu dengan deal-deal tertentu demi eksistensi dunia olahraga Sumbar ke depan.

Dukungan Kepala Daerah

Hal yang tidak bisa dikesampingkan pada perebutan jabatan Ketum KONI Sumbar nanti adalah dukungan “tersembunyi” kepala daerah.

Memang, kepala daerah tidak akan terang-terangan memberikan dukungan terhadap para Balon yang akan maju. Alasannya, demi menjaga etika dan sportivitas.

Namun, satu persatu secara kasat mata mulai kelihatan siapa sosok yang diinginkan kepala daerah untuk mengisi posko lowong Ketuam KONI Sumbar.

Ya, dukungan kepala daerah sangat-sangat sentral. Bahkan dalam mendapatkan “syarat” tambahan ini masing-masing calon melakukan beragam cara agar bisa mendapat restu. Lantas “menjualnya” kepada pemilik suara. Hal ini sah-sah saja. Namanya juga usaha.

Dari pantauan penulis, dua nama memiliki kans yang sama besar untuk meraih simpati kepala daerah. Mereka tentunya akan berjuang hingga menit-menit terakhir untuk mendapat pengakuan, meski tidak tertulis.

Walau begitu, yang menentukan siapa yang bakal jadi pemenang pada Musorprovlub nanti adalah KONI kabupaten/Kota serta Pengprov Cabor selaku voter.

Pemilik suara tentunya semakin bijak dan banyak belajar dari pengalaman yang sudah-sudah dalam menentukan pilihan.

Namun, agar tidak terjadi perpecahan seperti yang terdahulu, mungkin lebih baik empat calon ini bersatu saja dalam satu bingkai organisasi yang sama, KONI Sumbar.

Lantaran mereka merupakan putra-putra terbaik Sumatera Barat saat ini. Apalagi memiliki rekam jejak dalam mengurus organisasi.

Sudahlah, sudahi saja  polemik organisasi yang telah berlangsung lama. Bersatu sajalah! (*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.