21/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Tim Pemberdayaan Masyarakat PNP Berbagi Ilmu di Desa Bumi Ayu

Tim Pemberdayaan Masyarakat PNP Berbagi Ilmu di Desa Bumi Ayu

Petani Diberikan Penyuluhan Membuat Pupuk Kompos dari Limbah Kulit Buah Kakao

Solok Selatan, rakyatsumbar.id– Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Politeknik Negeri Padang  telah mengadakan kegiatan penyuluhan pupuk kompos pada Kelompok Tani Cahaya Baru, Desa Bumi Ayu , Nagari Persiapan Lubuk Gadang Barat, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan.

“Kegiatan pengabdian yang kita lakukan ini terkait pembuatan pupuk kompos dari limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao). Sebab di Desa Bumi Ayu, kakao menjadi salah satu komuditi yang banyak dihasilkan,  namun limbah  kulit buah kakao ini belum dimanfaatkan secara maksimal,” sebut  Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat PNP, Yuli Yetri, Kamis (17/9)

Ia mengatakan, Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dilaksanakan pada 4 dan 5 September 2021. Kegiatan ini bertujuan  meningkatkan pengetahuan masyarakat tani kelompok mitra, tentang pentingnya pemamfaatan pupuk organik lokal dalam mengurangi pengunaan pupuk buatan dan mengatasi kesulitan mereka dalam pengadaan pupuk kandang.

“Kelompok tani pada Bumi Ayu yang menjadi mitra dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah Kelompok Tani Cahaya Baru. Usaha tani yang dominan diantaranya tanaman padi, jagung, kopi, pinang, dan kakao,” jelasnya.

Ia menambahkan, dalam penyuluhan pembuatan pupuk kompos dari limbah pertanian ini, tim pengabdian masyarakat  PNP beranggotakan Maimuzar, Rahmi Hidayati, Rakiman, Feidihal, dan dibantu oleh mahasiswa PNP Dandi Ilham serta teknisi Anduar.

“Selama ini kulit kakao dibiarkan menumpuk begitu saja di sekitar lahan, belum dimamfaatkan secara maksimal. Selain  merusak  pemandangan, limbah organik ini juga menimbulkan bau yang tidak sedap.

“Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, limbah kulit buah kakau juga menjadi sarang nyamuk yang berpotensi sebagai penyebab  demam  berdarah  (DBD)  dan  mengganggu  warga  yang  tinggal di  dekat  lahan tanaman kakao,” terang Prof. Dr. Dra. Yuli Yetri, M.Si guru besar PNP dalam bidang Ilmu Kimia Material tersebut.

Disampaikannya, pengabdian ini juga bertujuan  memberikan contoh penerapan teknik pemanfaatan pupuk organik untuk mengurangi aplikasi pupuk buatan.  Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, pelatihan (praktek), penugasan, pendampingan dan evaluasi.

“Anggota kelompok tani Cahaya Baru sangat antusias  sekali mengikuti kegiatan ini. Ketua Kelompok Tani Cahaya Baru juga  mengucapkan terima kasih atas bantuan dan penyuluhan serta kunjungan Tim pengabdian masayarakat PNP ke Desa Bumi Ayu. Ia sangat berharap kegiatan seperti ini dapat berlangsung secara rutin, agar transfer teknologi sampai ke pedesaan,” jelasnya menyampaikan.

Untuk diketahui, desa Bumi Ayu di Nagari Persiapan Lubuk Gadang Barat, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan berada pada ketinggian 540 di atas permukaan laut dengan kondisi topografi datar. Desa Bumi Ayu memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.327 jiwa.

Kelompok Tani Cahaya Baru, usaha tani yang dilaksanakan masyarakat didominasi tanaman padi, jagung, kopi, pinang, dan kakao.

Dalam budidaya tanaman padi dan jagung, masyarakat tani di kelompok Tani Cahaya Baru, selain menggunakan pupuk buatan, juga telah menerapkan pupuk organik. Dimana sumber bahan bakunya adalah limbah peranian seperti bongkol jagung, jerami dan limbah pertanian lainnya. Diantaranya kulit pinang dan  buah kakao.

Ia menyebutkan, khusus untuk limbah buah kakao belum dimamfaatkan secara maksimal.  Begitu juga dengan tanaman padi dan jagung. Setelah panen, jerami padi dan batang jagung dibakar, serta limbah tongkol dan kulitnya  ditumpuk begitu saja setelah dipipil butirnya. Untuk itu dari kegiatan pengabdian masyarakat kita mengajak untuk dilakukan pengolahan limbah pertanian tersebut.

“Pada kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan di kelompok tani ini, dilakukan penyerahan alat untuk pengupas pinang dan satu karton aktivator EM4 untuk untuk mempercepat proses pengomposan pada saat pembuatan pupuk kompos. Masing-masing anggota kelompok tani Cahaya Baru mendapat satu botol aktivator EM4 tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yuli Yetri menyampaikan dari pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)  ini diharapkan meningkatkan pengetahuan petani tentang pentingnya pembuatan pubuk organik untuk pengurangan penggunaaan pupuk buatan, dan kesulitan pengadaan pupuk kandang dan pupuk buatan.

“Tentunya kami berharap masyarakat tani kelompok mitra mau dan mampu mencontoh penerapan teknik pemanfaatan pupuk organik. Dengan bantuan alat dan teknologi yang dijararkan anggota kelompok tani menjadi terbantu, dan terjaganya kelestarian lingkungan,” pungkasnya.(mul)

Ketua Tim Peneliti Terapan Pemula dari Politeknik Negeri Padang  Prof Yuli Yetri saat melakukan penyuluhan cara pemakaian mesin pengupas biji pinang. Kegiatan ini bagian dari pengabdian masyarakat di Desa Bumi Ayu,  Nagari Persiapan Lubuk Gadang Barat, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan pada awal September 2021 lalu.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.