20/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Sembilan Puluh Menit Saja, Kroasia

Sembilan Puluh Menit Saja, Kroasia

Handi Yanuar, fans Kroasia

Kroasia tertinggal 0-1. Durasi menyisakan 4 menit extra time. Saya mencoba tenang, padahal debar jantung tak tertahan.

Oleh: Handi Yanuar

Brasil unggul satu kosong. Gol Neymar Jr, menit 105 +1 bawa Selecao memimpin, sepertinya akan menang, lalu ke semi final.

Tiba-tiba sebuah pesan Whatsapp masuk. Saya belum merespons malam itu. Membiarkannya sesaat.

“Skor akhir 1-1”. Pesan itu dari Milanisti, Dera Chaniago, memprediksi hasil akhir babak perpanjangan waktu 2 X 15 menit. Selama 90 menit, kedua tim imbang 0-0.

“Aamiin”, saya membalas pesan Dera Chaniago, fans Belanda itu sembilan menit berselang.

Luar biasa, setelah saya membalas pesan itu, Kroasia menyamakan skor 1-1. Mungkin sebuah kebetulan. Tapi, ini fakta.

Gol Bruno Petkovic, tercipta menit ke 117. Saya lega, debar jantung kembali normal. Games on Kroasia.

Skor akhir 120 menit 1-1. Sorak-sorai fans Brasil tak terdengar lagi dari layar televisi. Harapan mereka ke semi final tertunda, games harus berakhir  adu penalti.

Adu penalti, Kroasia menang 4-2. Empat penendangnya, Nikola Vlasic, Lovro Majer, Luka Modric dan Mislav Orsic, gol semua.

Dua penendang Brasil, Rodrygo, dan Marquinhos gagal, hanya Casemiro dan Pedro yang gol, bahkan Neymar Jr, pun tak ikut menendang penalti.

Brasil  tim hebat. Tapi belum beruntung. Pulang duluan. Ambisi juara ke 6 pun buyar.  Namun, pulanglah dengan kepala tegak.

Kiper Kroasia Dominik Livakovic kembali cemerlang. Pemain Dinamo Zargreb ini, menggagalkan tendangan Rodrygo. Ia pantas disebut pahlawan Kroasia.

Pertandingan babak 16 besar, saat adu penalti lawan Jepang, Livakovic menghalau tiga tembakan lawan, yakni Takumi Minamino, Kaoru Mitoma, dan Maya Yoshida.

“Selamat, semoga bertemu Belanda di semi final,” Dera Chaniago, memberi selamat setelah Kroasia menyegel satu tiket semi final untuk ketiga kali selama ikut serta Piala Dunia.

Tiga semi final tim Vatreni Kroasia adalah pada 1998, di Prancis, 2018 di Rusia dan sekarang 2022, di Qatar. Saya turut jadi saksi Kroasia sejak 1998.

Namun, harapan Dera Chaniago, kandas. Belanda kalah adu penalti 3-4 lawan Argentina, setelah imbang 2-2 selama 120 menit. Ia pun bersedih. Mari dukung Kroasia.

Dini hari nanti, Rabu, 14 Desember 2022, games semi final Argentina versus Kroasia, di Lusail Stadion, kick off 02.00 WIB.

Argentina bertindak sebagai tuan rumah. Kroasia berkemungkinan memakai jersey away.  Empat tahun lalu, saat memakai jersey away, Kroasia pesta gol kalahkan Argentina.

Argentina tim hebat. Tim Tango ini pernah juara Piala Dunia. Baru-baru ini Argentina juara Copa America 2021, dan juara Finalissima 2022.

Laga Finalissima mempertemukan juara Piala Euro 2020, Itali, dengan Juara Copa America 2021, Argentina. Main di Wembley Stadion, Lionel Messi dkk, kalahkan Itali 3-0.

Materi pemain, Argentina juga mantap. Ada nama-nama seperti Angel De Maria, Rodrigo De Paul, Lautaro Martinez, dan Lionel Messi.

Nama terakhir, Lionel Messi, punya banyak prestasi, terutama saat di Barcelona. Juara Liga Spanyol, Liga Champions UEFA,  Piala Super Eropa, Piala Dunia Antar klub FIFA, dll.

Pemain bernomor 10 ini juga pemenang Ballon d’ Or. Messi  juga punya banyak gelar pribadi. Tapi, saya enggan merinci. Kuatir ada pembaca iri.

Skuat Argetina, tentunya ingin mempersembahkan gelar juara untuk Lionel Messi. Mereka siap bertanding hingga peluit akhir berbunyi.

Namun, nama besar dan prestasi hebat belum bisa jadi acuan agar  juara Piala Dunia. Banyak tim kuat yang pulang cepat dari Qatar.

Jerman, Spanyol, Brazil, Belanda, Portugal, adalah buktinya. Mereka mengemas koper pulang. Sepak bola adalah permainan tim, kolektivitas, bukan nama besar.

Argentina lawan berat Kroasia. Tapi,  Vatreni -julukan Kroasia, tak takut. Jika Argentina punya Messi, Kroasia ada Luka Modric, sang pemimpin.

Ivan Perisic dkk, pun ingin juara Piala Dunia demi Luka Modric. Demi rakyat Kroasia. Saya pun begitu, ingin pula Kroasia juara, demi fanatisme.

Luka Modric, bersama Real Madrid, juga pernah memenangkan Liga Spanyol,  Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antar Klub, bahkan Ballon  d’Or, dan gelar lainnya.

Head to head Piala Dunia, Argentina dan Kroasia sama-sama saling mengalahkan. Piala Dunia 1998, di Prancis, Argentina menang 1-0.

Kroasia membalas pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Luka Modric dkk, kalahkan Argentina 3-0. Sungguh telak skornya.

Pertandingan uji coba, juga sama-sama saling mengalahkan. Tahun 2006, Kroasia unggul 3-2, lalu pada 2014, Argentina menang 2-1. Skor imbang 0-0 terjadi pada 1994.

Saya fans Kroasia, tentu berharap tim kotak-kotak catur ini menang dari Argentina, agar bisa ke final, mengulang capaian empat tahun lalu.

Kroasia selalu bermain selama 120 menit pada babak gugur, saat Piala Dunia 2018 di Rusia. Sungguh lelah, keringat kering di badan.

Pada babak 16 besar, Luka Modric, dkk, imbang 1-1 kontra Denmark. Namun, menuntaskan pertandingan dengan Denmark lewat adu penalti 3-2.

Kroasia kembali menang adu penalti 4-3, setelah imbang 2-2 pada waktu normal dan extra time lawan tuan rumah Rusia, pada perempat final.

Lawan Inggris di semi final, gol Mario Mandzukic, menit ke 109 babak extra time membawa Kroasia ke final untuk kali pertama, setelah mengalahkan Inggris 2-1. Waktu normal, kedua tim imbang 1-1.

Namun, perjuangan yang tak kenal lelah Kroasia empat tahun lalu, berakhir dengan kekalahan 2-4 lawan Prancis di final. Gagal jadi juara.

Tahun ini, di Qatar, Kroasia kembali bermain 120 menit di babak gugur. Menang adu penalti lawan Jepang  1-3, setelah bermain imbang 1-1 pada 16 besar.

Brasil mereka pulangkan berkat kemenangan 4-2 dari titik adu penalti. Kroasia comeback setelah tertinggal 1-0, lalu menyamakan skor 1-1.

Kroasia telah bermain 510 menit, selama babak penyisihan grup, hingga babak perempat final, sedangkan Argentina 480 menit.

Kroasia lelah. Tapi, mentalnya tetap kuat. Menatap laga semi final demi tiket final.  Semua tim bisa dikalahkan, termasuk Argentina. Bertandinglah tanpa kenal lelah.

Harapan saya, Kroasia menang lawan Argentina selama 90 menit saja, dan ke final. Saya optimistis. Itu wajar.

Jaga stamina untuk pertandingan final. Siapa pun lawannya di final nanti. Maroko atau Prancis tak masalah.

Semoga keberuntungan berpihak kepada Kroasia. Tuntaskan 90 menit saja, jika ingin ke final. Kroasia, bisa! (*)

(*) Penulis adalah fans Kroasia dan Milanisti. Bekerja sebagai Redaktur Harian Rakyat Sumbar – rakyatsumbar.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.