PPMI Imbau Perantau Jangan Mudik
Padang, Rakyat Sumbar–Wabah virus Korona (Covid-19) masih merajalela di Indonesia termasuk di daerah Sumatera Barat. Imbauan kepada warga untuk tak mudik juga semakin santer dari pemerintah pusat, daerah bahkan kalangan organisasi masyarakat.
Masih tingginya pergerakan angka yang terjangkit virus Korona tergabar dari data gugus tugas Covid-19 Sumbar dimana sampai Kamis (14/05/2020) kasus positif Korona di Sumbar tercatat ada 371 orang, meninggal dunia 21 orang, dan yang sembuh 86 pasien.
Fakta kasus Korona di Sumbar membuat pemerintah dan aparatur daerah terkait dan berbagai elemen masyarakat terus menyerukan tegas agar warga melakukan social distancing atau jaga jarak sosial, salah satunya menunda mudik.
Ketua Persatuan Perantau Minang Indonesia (PPMI) Harmen Piliang, menganjurkan komunitas yang diketuainya agar tidak melakukan mudik untuk saat ini, termasuk pulang kampung. Himbauan tersebut bertujuan untuk mencegah Covid-19 menyebar ke Sumatera Barat.
“Kami justru menganjurkan para perantau yang tergabung dalam PPMI tidak bepergian keluar jakarta termasuk pergi pulang kampong ke Sumatera Barat. Ini adalah wujut kepedulian kita dalam menekat penyebaran Korona ke kampong halaman kita,” kata Armen Piliang baru-baru ini.
Lebih jauh perantau asal Nagari Tandikek, Kabupaten Padangpariaman ini memaparkan sudah mengimbau masyarakat perantau baik melaui komunikasi secara langsung dan sejumlah grup whatshapp agar tidak melakukan mudik pada Lebaran tahun ini, meski ini adalah tradisi masyarakat Minang yang ruting dilakukan setiap tahunnya.
“Kita semua mersakan kondisi wabah korona ini berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat perantau di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia. Akan tetapi, saat ini kita harus berusaha untuk menjaga kesehatan dulu, karena perjalanan melalui moda transportasi apa saja akan berdampak riskan dalam penularan virus korona,” jelas Armen.
Memang liburan Hari Raya Idul Fitri tahun ini sepertinya bukan momen yang baik untuk pulang kampung. Wabah virus Korona yang sampai saat ini masih belum bisa dikendalikan, terang Irwan Piliang menjadi alasan utama sebaiknya perantau tidak perlu mudik.
Selain membahayakan diri sendiri, juga bisa membahayakan orang lain karena selama perjalanan, pemudik memiliki posibilitas tinggi tertular Korona, Bahkan, Pemerintah Pusat termasuk daerah terus berupaya mengimbau bahkan meminta balik para pemudik berputar arah di sejumlah perbatasan Sumatera Barat.
Imbauan penundaan mudik ini dinilai sejalan dengan kebijakan work from home dan physical distancing, bahkan pemerintah pusat meminta pemda mengawai secara ketat larangan atau pembatasan mudik massal. (*)