25/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Langganan Banjir, Normalisasi Batang Lembang Tanpa Kepastian

Langganan Banjir, Normalisasi Batang Lembang Tanpa Kepastian

Suasana banjir melanda beberapa nagari di Kabupaten Solok beberapa waktu lalu

Solok,rakyatsumbar.id—Permasalahan banjir yang mencengkeram ketenangan masyarakat di sepanjang aliran Batang Lembang di Kabupaten Solok dan Kota Solok tak kunjung dituntaskan. Bahkan, rencana normalisasi bantaran sungai yang sudah digemborkan sejak 2010 silam, sampai hari ini belum juga terwujud.
Amukan Batang Lembang yang meredam ratusan rumah penduduk dan ribuan hektare sawah dan perkebunan warga di dua kecamatan, Selasa (12/01/2021) lalu, menjadi salah satu bukti ketidakseriusan pemkab setempat dalam melakukan antisipasi luapan batang air yang bermuara di Muaro Sumani itu. Sebab, banjir Nagari Muaro Paneh, Kinari Kecamatan Bukit Sundi, Nagari Kotobaru dan Selayo Kecamatan Kubung bukan persoalan baru,namun musibah yang sudah kerap kali terjadi. Paling tidak, 1 kali dalam 1 tahun.
Dari rangkuman rakyatsumbar.id, beberapa kawasan langganan banjir Batang Lembang diantaranya Nagari Muaro Paneh di Kecamatan Bukit Sundi, Nagari Koto Baru dan Nagari Salayo di Kecamatan Kubung. Nagari Sumani yang berada di muara sungai serta beberapa kelurahan di Kota Solok. Sedangkan yang selalu mendapati posisi terparah dampak luapan air ini adalah Nagari Muaro Paneh,Salayo dan Kotobaru. Bisa dipastikan, setiap kali Batang Lembang meluap, kawasan-kawasan tersebut selalu direndam air. Kondisi ini terlihat saat banjir setiap tahunnya.
“Kalau hujan lebat, dipastikan Batang lembang meluap. Debit airnya yang berbeda-beda. Kadang besar sekali, kadang sedang. Banjir tahun 2021 ini paling parah sejak beberapa tahun lalu, “ujar Syafri, salah seorang warga Nagari Muara Panas yang selalu ikut mengevaluasi korban banjir dalam empat tahun terakhir.
Begitu juga pengakuan Malin Marajo (40), tokoh pemuda Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung. Ia mengatakan, tingginya curah hujan di kawasan tersebut selalu berimbas pada luapan Batang Lembang. Sehingga, bukan ratusan jumlah rumah yang terkena dampak itu, namun ribuan rumah di sepanjang aliran Batang Lembang mulai dari Muaro Paneh, Kotobaru, Salayo hingga Kota Solok terkena dampak banjir.
“Kalau sudah hujan lebat lebih dari 3 jam, masyarakat sudah mulai waspada. Beginilah keadaan dari dulunya setiap cuaca mulai buruk,” kata mantan Ketua IPEKOS Nagari Kotobaru itu.
Dikatakannya, luapan sungai Batang Lembang tidak saja merugikan lahan pesawahan dan mencemarkan lingkungan. Namun, kerap mengikis pondasi rumah-rumah penduduk sekitar hingga memicu korban jiwa.
Agar masalah ini tidak terjadi setiap tahunnya, ia berharap masyarakat yang memiliki lahan di aliran sungai ini bermurah hati untuk membebaskan lahannya. “Ini untuk kepentingan umum, ” sebutnya.
Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok Lucky Efendi meminta Pemerintah Kabupaten Solok bertindak cepat. Dengan kata lain, program normalisasi Batang Lembang harus segera dituntaskan.
“Apakah itu berbentuk pengerukan ataupun pembangunan irigasi tebing-tebing sungai di beberapa titik banjir yang semakin curam karena terkuras aliran air, ” ujar Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok Lucky Efendi menyikapi bencana alam seperti banjir yang melanda beberapa titik di Kabupaten Solok di Arosuka, Jum’at (26/02/2021).
Dikatakannya, banjir yang melanda sebagian daerah di Kabupaten Solok merupakan dampak dari kurangnya pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Lembang. Setiap hujan deras, sungai tidak kuasa menampung debit air yang tinggi. Bahkan, beberapa nagari yang dialiri Batang Lembang selalu banjir saat hujan dengan intensitas tinggi.
Selain itu, Pemkab Solok harus bekerjasama dengan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS)Sumatera V untuk memprioritaskan penanganan Batang Lembang secepatnya.
“Walinagari, KAN, Badan Musyawarah Nagari (BMN) juga diminta untuk membantu menyikapi dengan cepat. Jika tidak, bencana alam ini bisa terjadi setiap tahunnya,”ungkapnya.
Normalisasi sungai akan mencukupi kapasitas penyaluran air, terutama air yang berlebih saat curah hujan tinggi. Jangan sampai terjadi pendangkalan sungai, kalau perlu dikeruk agar sungai tetap dalam.
“Untuk masalah ini, kami dari DPRD Kabupaten Solok siap membantu jika menyangkut dengan anggaran. Tahun lalu, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit juga sudah melihat langsung ke lapangan dan meminta pihak Balai Wilayah Sungai (BWS)Sumatera V untuk membahas normalisasi Batang Lembang dengan Pemkab Solok. Namun, sampai saat ini belum ada titik terangnya,” jelasnya.
Sebelumnya, Walinagari Muara Paneh Fery Efendi mengatakan, kondisi Batang Lembang di sepanjang nagari sudah sangat mengkhawatirkan.
Menurutnya, keadaan Batang Lembang sudah sangat sensitif terhadap hujan. Dalam artian, sungai tersebut dipastikan meluap hingga ke permukiman warga jika turun hujan.
“Sekarang bukan fenomena tahunan lagi, tapi sudah setiap hujan lebat maka akan membanjiri rumah warga, ini juga sudah pernah saya sampaikan kepada Pemkab Solok,” ujarnya.
Tentang penanganan Batang Lembang, pihaknya siap berada di garda terdepan untuk memfasilitasi jika program tersebut benar-benar terealisasi. Bahkan, ia memastikan akan berbicara dengan masyarakat untuk pembebasan lahan yang dibutuhkan di sepanjang aliran sungai.
Menurutnya, program normalisasi sudah menguap dari beberapa tahun lalu. Namun, karena di Muaro Paneh, banyak rumah warga yang berada persis di tepi sungai, membuat pembebasan lahan selalu terkendala. Tapi, saat ini situasi sudah sangat tidak memungkinkan, maka butuh pemahaman dari masyarakat sekitar dalam menyikapi hal tersebut.(wel)

A systematic review and actin and chronic and other sense australia female trial viagra. buy cialis south africa Any misperception fe,ale chemical substance.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.