26/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Kroasia, Ujian Jepang Sesungguhnya

Kroasia, Ujian Jepang Sesungguhnya

Handi Yanuar, fans Kroasia.

Saya geleng-geleng kepala. Kagum. Jepang, dua kali comeback. Kalahkan Jerman dan Spanyol 2-1. Poin 6, Samurai Biru, juara grup E Piala Dunia 2022, Qatar.

OLEH: HANDI YANUAR

Wakil Asia ini lolos ke babak 16 besar. Jepang bersua Kroasia, runner-up grup F, sekaligus runner-up Piala Dunia 2018, Rusia.

Nanti malam, pukul 22.00 WIB, Senin 5 Desember 2022, Jepang dan Kroasia bertanding. Saya menantikan pertandingan itu.

Jepang menang. Kawan saya, Christopel Paino, dari Gorontalo membalas pesan Whatsapp, pagi tadi. Ia adalah fans Inggris, yang baru saja bergembira lolos ke perempat final mengalahkan Senegal, 3-0.

Saya menduga, jurnalis Mongabay itu tidak mencoba memprediksi hasil akhir. Tapi, ingin melihat reaksi saya, dengan menyebutkan Jepang menang. Ia tahu saya adalah fans Kroasia.

Jepang dan Kroasia pernah bermain imbang pada Piala Dunia 2006, Jerman. Skor 0-0 tercipta  di  Max Morlock Stadion, Nuremberg, pada 18 Juni 2006.

Kedua tim itu terlempar dari babak penyisihan, setelah berada di bawah Brasil dan Australia, pada grup F. Kroasia peringkat 3, Jepang posisi 4.

Saya tak pernah menduga, Jepang dan Kroasia kembali bersua, setelah 16 tahun berlalu. Mereka duel lagi, kali ini pada babak 16 besar.

Sepak bola Asia tak boleh dipandang sebelah mata pada Piala Dunia 2022. Wakil-wakil Asia seperti memberikan pesan kepada dunia sepak bola, lalu seperti berbisik pelan; jangan anggap enteng Asia.

Tiga dari enam wakil Asia melaju ke babak 16 besar, yakni Australia, Korea Selatan dan Jepang, sedangkan Iran, Arab Saudi serta Qatar, harus mengemas koper pulang.

Seperti Jepang dua kali comeback mengalahkan juara dunia Jerman dan Spanyol. Tim Asia lainnya, Arab Saudi pernah mengandaskan Argentina 2-1, lalu Korea Selatan menuntaskan perlawanan Portugal 2-1.

Iran melumat Wales 2-0, Australia mengalahkan Tunisia dan Denmark 1-0. Negara terakhir yang disebut harus pulang kampung setelah kalah dari Argentina 2-1 pada babak 16 besar.

Qatar, si tuan rumah, walaupun tidak pernah menang, tetapi paling tidak masih bisa menghibur publiknya, bersorak dengan menjaringkan satu gol ke gawang Senegal saat kalah 1-3.

Saya melewatkan dua pertandingan Kroasia. Lawan Maroko, Rabu 22 November 2022, saya mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.

Saya hanya sempat menyaksikan sebentar Luka Modric dkk, bermain melalui aplikasi yang tersedia di smartphone saya. Kroasia tertekan. Skor berakhir 0-0.

Sepulang dari Bali, Minggu, 27 November 2022, saya jetlag, lalu tertidur, dan tak bisa menyaksikan kemenangan Kroasia 4-1 lawan Kanada.

Kata seorang kawan saya, Kroasia bermain ciamik, meskipun sempat tertinggal 1-0. Tapi, saya tak begitu senang, karena luput menonton.

Satu-satunya pertandingan Kroasia yang bisa saya saksikan pada babak penyisihan adalah saat imbang 0-0 lawan Belgia, Kamis, 1 Desember 2022.

Pada laga itu, Kroasia hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke babak 16 besar. Ivan Perisic dkk, bermain kurang greget, seperti hanya mengamankan hasil imbang.

Walaupun lolos, tetapi saya tak begitu puas dengan permainan anak asuh Zlatko Dalic. Itu bukan permainan Kroasia sebenarnya.

Di Bali pula awal mula saya menyaksikan Jepang comeback. Jepang mempertontonkan perlawanan pantang menyerah.

Sambil menikmati malam Bali yang sedikit gerimis, di sebuah kafe saya mengeleng-gelengkan kepala, memberikan pengakuan untuk anak asuh Hajime Moriyasu.

Penalti Ilkay Gundogan, sempat membawa Jerman unggul 1-0 pada menit ke 33 babak pertama.

Namun, Jepang berbalik unggul 1-2 pada babak kedua. Hebatnya, dua gol tercipta dalam kurun waktu 8 menit.

Dua gol Samurai Biru, lewat pemain pengganti, Ritsu Doan, menit 75, dan Takuma Asano, menit 83, menuntaskan perlawanan Jerman.

Ganasnya Jepang sebagai pemangsa juara dunia kembali saya saksikan, tetapi kali ini dari Kota Padang. Jepang lagi-lagi berbalik unggul alias comeback dalam kurun waktu 3 menit.

Lawan Spanyol, Jepang tertinggal 1-0 oleh gol Alvaro Morata, menit 11.  Gol cepat tercipta untuk Jepang pada babak kedua, Ritsu Doan, menit 48 dan Ao Tanaka, menit 51.

Daya juang Jepang tetap tangguh meskipun terus digempur Spanyol, hingga akhirnya wasit meniup peluit dan Jepang unggul 2-1, sekaligus juara grup.

Lawan Jepang, Kroasia harus membuktikan bahwa prestasi runnerup Piala Dunia 2018 bukan sebuah kebetulan. Tapi, diraih dengan pengorbanan yang luar biasa.

Memang tak ada lagi nama-nama seperti Ivan Rakitic, Mario Mandzukic dan Danijel Subasic pada skuat Kroasia saat ini.

Namun,  itu bukan alasan, dan Kroasia meski mengerahkan semua kemampuan agar capaian 4 tahun lalu bisa terulang, bahkan jadi  juara dunia.

Empat tahun lalu, Kroasia berjuang hingga lelah tak terasa. Tiga kali bermain selama 120 menit untuk menuju final.

Pada babak 16 besar, Luka Modric, dkk, imbang 1-1 lawan Denmark. Namun, menuntaskan pertandingan dengan Denmark lewat adu penalti 3-2.

Kroasia kembali menang adu penalti 4-3, setelah imbang 2-2 pada waktu normal lawan tuan rumah Rusia, pada perempat final.

Gol Mario Mandzukic, menit ke 109, membawa Kroasia ke final untuk kali pertama, setelah mengalahkan Inggris 2-1 di semi final, dan kalah 2-4 lawan Prancis di final.

Kerja keras tim kotak kotak catur ini membuat dunia mengakui perjuangan Kroasia, negara pecahan Yugoslavia ini.

Hal itu harus diperlihatkan kembali saat melawan Jepang nanti malam. Buktikan, semangat juang Kroasia saat ini masih sama seperti Kroasia empat tahun lalu.

Jepang memang tak punya pemain kunci. Tapi, kunci keberhasilan negeri Matahari terbit ini lolos ke babak 16 besar adalah semangat kekompakan.

Pemain-pemain Jepang kompak sama-sama, kompak gigih, kompak ngotot dan kompak pantang menyerah.

Terbukti, ketika tertinggal 1-0 saat lawan Jerman dan Spanyol, Daizen Maeda, dkk, tampil menggila. Layaknya matahari yang panas, Jepang tampil menyengat dan berbalik unggul 2-1.

Sungguh “gila”, sehingga saya harus geleng-geleng kepala. Luar biasa, yang dikalahkan Jepang adalah tim yang pernah meraih Piala Dunia.

Lawan Kroasia, akan menjadi pembuktian terhadap Jepang. Apakah dua kemenangan atas Jerman dan Spanyol hanya faktor keberuntungan atau memang dari hasil kerja keras.

Jepang dan Kroasia sama-sama ingin lolos ke perempat final, terutama Jepang yang ingin pula cetak sejarah dalam partisipasi Piala Dunia.

Kali ini, sebagai fans Kroasia, saya tak ingin melewatkan pertandingan itu. Kopi kiriman seorang saudara dari Vietnam, Kapten Yudhie, pilot Vietjet Air, sudah saya siapkan agar kantuk tertahan, dan mata tetap melek.

Apapun hasil akhir pertandingan Jepang lawan Kroasia, saya tetap bangga. Kemenangan Kroasia, dan lolos ke perempat final, adalah harapan saya sebagai seorang fans Vatreni 

Namun, jika Jepang menang, saya dengan sportif tetap memberikan apresiasi, sebagai rekan se-Asia. Semoga Indonesia bisa ke Piala Dunia. (*)

(*) Penulis adalah fans Kroasia dan Milanisti, saat ini bekerja sebagai Redaktur Harian Rakyat Sumbar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.