27/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Kecamatan Simpati Zona Merah Pertama Pasaman

Kecamatan Simpati Zona Merah Pertama Pasaman

Bupati Pasaman, Yusuf Lubis jumpa pers soal pasien poisitif Pasaman pertama, di Balerong Pusako Anak Nagari Lubuksikaping, Senin (6/4/2020).

1 Warga Pasaman Positif ke 18 Covid-19 Sumbar

Pasaman, Rakyat Sumbar—Satu kecamatan di Kabupaten Pasaman jadi zona merah pasca ditetapkannnya 1 pasien asal daerah itu positif terinfeksi virus corona Covid-19.

Bupati Pasaman, Yusuf Lubis membeberkan, yang menjadi zona merah adalah Kecamatan Simpang Alahan Mati (Simpati). Kecamatan yang berjarak 19,6 Km dari Lubuk Sikaping ini merupakan yang pertama dan satu-satunya zona merah untuk saat ini.

“Ya benar, satu orang warga Pasaman positif terjangkit virus corona.  Pasien diketahui laki-laki umur 43, warga Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman,” ujar Yusuf yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (Covid-19) setempat, saat jumpa pers di Balerong Pusako Anak Nagari Lubuksikaping, Senin (6/4/2020).

Pada kesempatan itu Yusuf Lubis didampingi Kapolres AKBP Hendri Yahya, Dandim 0305 Letkol Inf. Ahmad Aziz, Ketua DPRD Bustomi dan Sekda Mara Ondak, serta Plt. Dinkes dr Rahadian Suryanta.

Yusuf melanjutkan, pasien tersebut merupakan pasien positif Covid-19 ke 18 di Sumbar, kini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.

Sebelumnya, warga tersebut diketahui berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirujuk ke RSAM pada tanggal 31 Maret 2020 lalu.

Kata Yusuf Lubis, pasien dipastikan positif terinfeksi virus corona setelah dilakukan uji sampel darah di Laboratorium Unand Padang.

“Hasil uji laboratoriumnya keluar (5/4) kemarin. Dari hasil uji labor tersebut Pasien dinyatakan positif Corona,” terang Yusuf Lubis.

Dia menjelaskan, sebelumnya pasien diketahui memiliki riwayat perjalanan dari Malaysia yang sampai di Pasaman pada tanggal 17 Maret 2020 lalu.

“Pasien baru ditetapkan status Notifikasi pada tanggal 24 Maret 2020 lalu, karena tak kunjung melaporkan diri ke pihak Puskesmas. Namun beberapa hari berselang pasien mulai merasakan sakit berupa demam, batuk dan sesak nafas,” tutup Yusuf Lubis. (zon/red/isr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.