Gawat, Bank Indonesia Prediksi Ekonomi Sumbar hanya 2 Persen
Padang, Rakyat Sumbar — Pada tahun ini ekonomi Sumbar diprediksi hanya tumbuh dua persen. Angka pertumbuhan ini pun dengan catatan jika penyebaran virus Korona atau Corona Virusdisease (Covid-19) berakhir antara Juni-Juli 2020.
“Kita memperkirakan misalnya Covid-19 ini bisa selesai dalam Juni-Juli, dampaknya mungkin kita akan turun (tumbuh) menjadi hanya sekitar 2 persen,” kata Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama Armyntos, usai menyerahkan bantuan alat kesehatan (Alkes) kepada Walikota Padang, Rabu (29/4) pagi.
Ia melanjutkan, secara normal pertumbuhan ekonomi Sumbar masih berada pada kisaran lima persen. Namun, prediksi dua persen tersebut akan jauh menurun apabila Covid-19 tidak berakhir pada Juni-Juli 2020.
“Tapi, kalau semakin lama tentu dampaknya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Sumbar menjadi lebih rendah lagi. Artinya, Covid-19 juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Sumbar,” ujar Wahyu.
Masih kata Wahyu, untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi Sumbar kembali seperti semula, sangat tergantung kepada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun, penggunaan APBD saat ini difokuskan untuk penanganan Covid-19.
“Selain itu, seberapa cepat kita me-recovery lagi UMKM-UMKM, termasuk anggaran dari pemerintah, seberapa bisa kembali bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Wahyu, mantan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo.
Ia menjelaskan, Sumbar masih ditopang oleh pengeluaran pemerintah, konsumsi rumah tangga. Ini sangat berpengaruh, karena setelah bisa berjalan normal kembali tentu membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menyesuaikan diri dalam segala sektor.
“Sekarang, kami terus memantau bagaimana dampak Covid-19, terutama tentu Sumbar sebagai daerah pariwisata juga,” ungkap Wahyu, pernah menjabat Kepala Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya.
Menurut Wahyu, banyak pihak yang terdampak akibat virus Covid-19 ini, termasuk di sektor pariwisata. Dampak ini juga berimbas kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berkaitan dengan pariwisata.
“UMKM yang terkait pariwisata betul-betul hampir tidak bisa beroperasi lagi. UMKM yang terkait dengan ekspor juga sama, tidak bisa melakukan kegiatan lagi. Beberapa UMKM dalam binaan kami ada yang berubah profesi menghasilkan produk yang terkait dengan kesehatan seperti APD, masker, itu yang masih bisa eksis,” tuturnya.
Secara keseluruhan sambung Wahyu, tidak hanya di Sumbar saja yang mengalami dampak luar biasa ini, tetapi semua daerah juga terdampak Covid-19.
“Di Sumbar sudah menjalankan PSBB dampaknya cukup besar dan tentu kita berharap ini (Covid-19) tidak berlangsung lama,” sebut alumni Universitas Andalas ini. (byr)
Foto: Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama Armyntos, saat memberikan keterangan kepada wartawan. (HANDIYANUAR)