26/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Empat Satker jadi Pilot Project ZI Menuju WBK Nasional

Empat Satker jadi Pilot Project ZI Menuju WBK Nasional

Plt. Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Syamsuir bersama Kabag TU, H. Irwan memberikan piagam penghargaan dan diterima langsung Kepala Kankemenag pilot project Zi Menuju WBK nasional.

Padang, rakyatsumbar.id — Jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat kembali dipercaya menjadi pilot project Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Tidak tanggung-tanggung, tahun 2021 ada 4 Satker di Sumatera Barat yang diusulkan Kementerian Agama RI sebagai pilot project yang akan dinilai Kemenpan RB.

Pengusulan diawali penilaian pendahuluan  yang dilaksanakan unit eselon I pusat kemudian mengajukan Satker yang layak dinilai Inspektorat Jenderal (Itjen) sebagai Tim Penilai Internal (TPI). Akhir dari penilaian internal ini, Kemenag RI mengusulkan Satker untuk dinilai Tim Penilai Nasional (TPN) dari Kemenpan RB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi).

Mematangkan persiapan penilaian, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatera Barat melakukan pendampingan terhadap empat Satker (Satuan Kerja) yang akan dinilai Kemenpan RB ini, Selasa (15/06/2021).

Adapun 4 Satker yang ditunjuk sebagai pilot project WBK ini antara lain, Kantor Kementerian Agama Kota Padangpanjang, Kantor Kementerian Agama Kota Payakumbuh, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pesisir Selatan dan MAN 1 Kota Bukittinggi.

Sebagai reward bagi empat Satker ini, Plt. Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Syamsuir bersama Kabag TU, H. Irwan memberikan piagam penghargaan yang diterima langsung Kepala Kankemenag pilot project WBK.

Rasa syukur dan bangga tak henti diungkapkan Plt. Kakanwil yang saat ini juga menjabat Kepala Kemenag Kabupaten Solok Selatan. Diakuinya, empat Satker ini adalah Satker terbaik yang ada di jajaran Kemenag Sumatra Barat.

“Empat Satker inilah yang terbaik menurut pandangan pendamping sekaligus tim penilai Internal pusat yang patut diusulkan ke Menpan RB bersama Satker lain se Indonesia,” ungkap H. Syamsuir

Meski sudah melakukan yang terbaik imbuh Kakanwil namun menciptakan ZI – WBK juga bukan hal yang mudah. “Ini kerja kita bukan mudah menciptakan ZI ini. Sistem penunjang seperti internet, fasililtas yang memadai dan Sumber Daya Manusia poin penting yang harus diperhatikan dalam membangun ZI,” terangnya.

Sebagai ungkapan rasa syukur tak lupa, Plt. Kakanwil mengucapkan terima kasih kepada supertim dan penanggungjawab yang telah menyiapkan segala sesuatu beberapa tahun sebelumnya yang tidak kenal lelah.

“Kami tahu untuk mempersiapkan ZI ini kita tidak kenal waktu. Di hari libur pun kita masih bekerja. Proses demi proses sudah dilalui oleh 4 Satker ini, mulai dari penilaian oleh masing-masing tingkat eselon I dan Itjen termasuk Balitbang. Alhamdulillah kita diberi kepercayaan untuk dinilai tim Menpan RB,” imbuhnya.

Ia berharap semoga penilaian yang dilakukan tim eksternal kita dapat berjalan dengan baik dan sukses serta menghasilkan nilai yang sangat baik.

“Sehubungan dengan telah ditetapkan empat Satker sebagai Satker berprediket WBK tentu rekomendasinya atau catatan catatan yang diberikan tim penilai internal kita perlu ditindaklanjuti. Jangan puas sampai disini,” pintanya.

Sementara sebelumnya, Mulyono Perencana Ahli Madya Kanwil Kemenag Sumbar sebagai pendamping dalam persiapan penilaian pilot project ZI WBK ini memaparkan beberapa materi terkait bagaimana membangun Zona Integritas itu sendiri. Menurutnya ada hal-hal yang harus diperhatikan sesuai rekomendasi hasil evaluasi TPI atas pembangunan ZI 2020.

“Pertama, pastinya akan mereviu kembali defenisi dan target yang telah ditetapkan dan memastikan unit kerja memahami serta pimpinan dan seluruh pegawai merumuskan strategi penyampaiannya,” ujarnya.

Ia menerangkan Kedua, meinternalisasikan program ZI secara berkala kepada seluruh pegawai dan mendorong dialog kinerja antar pimpinan dengan seluruh pegawai. Ketiga, lanjut Mulyono, mendorong inovasi yang berfokus pada peningkatan kinerja dan kebutuhan pengguna layanan. Keempat meningkatkan peran manajemen resiko untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan yang mempengaruhi integritas.

“Terakhir meningkatkan kedekatan dengan pengguna layanan dengan menjelaskan berbagai upaya perbaikan yang telah dilakukan,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Mulyono juga membeberkan kunci sukses WBK WBBM diantaranya, komitmen pimpinan, kemudahan pelayanan, program yang menyentuh masyarakat, monitoring dan evaluasi serta manajemen media. (cr4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.