21/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Aliran Sungai Jorong Mudik Tersumbat Material Longsor

Aliran Sungai Jorong Mudik Tersumbat Material Longsor

Tim gabungan BPBD Agam bersama masyarakat sekitar sedang membersihkan material tanah longsor dan pohon tumbang yang menutup aliran sungai di Jorong Mudiak, Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kamis (9/11).


Agam, rakyatsumbar.id -Tingginya curah hujan kembali mengakibatkan longsor di Jorong Mudiak, Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Kamis dinihari (9/11). Longsor yang terjadi melanda tebing sungai di Jorong Mudiak tersebut membawa material kayu dan batu -batu besar dengan volume yang cukup besar.

Kalaksa BPBD Agam Bambang Warsito mengatakan, longsor yang terjadi sekitar pukul 01.00 WIB itu materialnya menutup aliran sungai. Material longsor berupa kayu-kayu besar menyumbat aliran sungai dan dikhawatirkan air meluap ke jalan. Hal ini dapat mengancam rumah warga yang berada di sekitar atau di bawah aliran sungai yang dilaluinya.

“Untuk mengatasi hal tersebut, tim gabungan BPBD Agam melakukan pembersihan secara manual bersama warga setempat. Untuk penanganan khusus, dibutuhkan alat berat. Kita sudah koordinasikan dengan OPD terkait,” sebutnya di Lubuk Basung, Kamis, (9/11).

Ia mengatakan, tumpahan material dengan ukuran besar itu, sebut Bambang Warsito menyumbat aliran sungai yang dikuatirkan jika curah hujan tinggi akan memicu dampak yang lebih besar bagi warga, karena banyak pemukiman dan sarana di bawah aliran sungai tersebut.

“Jika tidak segera ditangani apabila terjadi hujan lebat, tumpukan material kayu dan batu- batu besar itu akan memicu dampak yang lebih besar. Sebelum terjadi harus kita bersihkan ” terangnya.

Ia mengimbau warga yang tinggal di sekitar sungai, dataran tinggi dan dataran rendah untuk meningkatkan kewaspadaan saat curah hujan tinggi dengan cara mengungsi ke daerah lebih aman.

Segera mengungsi ke daerah aman agar tidak menjadi korban bencana tanah longsor dan banjir, katanya.

Sebelumnya, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Minangkabau, Yudha Nugraha, mengatakan, setelah sebelumnya mengalami kemarau, wilayah Sumbar saat ini mengalami peningkatan intensitas hujan. Perubahan cuaca ini tanda Sumatera Barat memasuki musim hujan tersebut diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir November hingga awal Desember.

Perubahan ini dipengaruhi perubahan pola angin dari tenggara menjadi musim angin Barat yang basah, membawa uap air. Dengan meningkatnya potensi hujan di wilayah ini, Yudha Nugraha mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana seperti banjir, angin kencang, dan pohon tumbang.

Ia juga menekankan pentingnya langkah-langkah mitigasi, seperti penebangan pohon lapuk, menjaga saluran air agar tidak tersumbat. Sumatera Barat perlu bersiap menghadapi musim hujan yang berpotensi membawa dampak signifikan.

“Seperti menebang pohon-pohon yang terlihat lapuk, menjaga saluran air agar tidak terhambat, serta kebersihan lingkungan,” pesannya. (rom)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.