rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Pelayanan dan Pendidikan Farmasi dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat 

Pelayanan dan Pendidikan Farmasi dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat 

Oleh : Noverta Muharni, S.Farm

Kesehatan masyarakat adalah suatu usaha kelompok masyarakat untuk selalu berada pada keadaan sejahtera baik badan, jiwa, dan sosial serta hidup produktif dari segi soail dan ekonomis. Menurut Winslow, kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup, dan mempertinggi nilai kesehatan serta efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisasi untuk menciptkan lingkungan hidup yang sehat, pendidikan dalam soal kebersihan perorangan, pengorganisasian usaha kedokteran dan perawatan dalm usaha untuk memperoleh diagnose sedini mungkin dan pengobatan serta pencegaha penyakit seta mengembangkan organisasi kesehatan masyarakat agar dapat menjamin setiap orang memperoleh tingkat kehidupan yang layak dan cukup untuk memelihara kesehatannya.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.

Mengapa sehat itu perlu?

Kesehatan bukanlah segalanya, akan tetapi tanpa kesehatan segalanya itu tiada arti, karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Upaya apa yang dapat dilakukan seorang farmasis untuk meningkatkan kesehatan masyarakat? Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, farmasis juga mengambil peran didalamnya. Usaha kehatan masyarakat termasuk didalamnya usaha farmasi, yaitu usaha yang berkaitan dengan penyediaan obat-obatan, bahan obat, perbekalan kesehatanlainnya yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, termasuk juga pengaturan, pengawasan, penyimpanan, peredaran dan pemakaiannya. Farmasis berkerjasama dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam usaha meningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan masyarakat tentang kesehatan.

Pemerintah telah memprogram dan mengarahkan kegiatan usaha kesehatan masyarakat dilaksanakan dari seluruh lapisan masyarakat, dimulai semenjak seseorang tersebut dalam kandungan hingga tutup usia. Dalam melakukan perannya sebagai seorang tenaga kesehatan masyarakat, apoteker juga ikut masuk kesegala lapisan masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Apoteker dan tenaga teknis farmasi yang bekerja pada pemerintahan terjun ke sekolah-sekolah.

Hal pertama yang dilakukan apoteker  adalah memperkenalkan diri, fungsi dan perannya pada masyarakat, karena belum seluruh lapisan masyarakat mengenal apoteker sebagai seorang farmasis seperti halnya mereka mengenal dokter. Pada siswa Sekolah Dasar (SD), apoteker mengadakan perkenelan dengan program  Apoteker Cilik (ACIL) merupakan sebuah gagasan sebagai upaya dalam membangkitkan eksistensi profesi Apoteker secara lebih nyata. Brainding profesi apoteker melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mulai diperkenalkan pada siswa Sekolah Dasar (SD) agar diketahui eksistensinya. Investasi yang dilakukan sejak dini lambat laun akan berkembang dan menjadi besar. Seperti halnya dokter di Sekolah Dasar yang diidentikkan dengan dengan Dokter Kecil.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan dan pengetahuan farmasi  pada anak sekolah dapat dilakukan melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Penyampaian materi pada program KIE dapat dilakukan melalui beberapa metode dan media. Media yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari yang tradisional yaitu mulut (lisan), bunyi-bunyian (kentongan), tulisan (cetak), sampai dengan elektronik yang modern yaitu televisi dan internet.  Dalam program KIE media cetak lebih efektif untuk menyampaikan informasi dan pendidikan farmasi, karena media cetak merupakan suatu media statis, mengutamakan pesan-pesan visual, dan umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna yaitu berupa poster, leaflet, brosur, majalah, modul, dan buku saku. Dari beberapa media cetak tersebut yang dapat digunakan dalam program KIE untuk anak sekolah diantaranya adalah buku saku atau booklet dan leaflet.

Begitu juga pendidikan kesehatan masyarakat yang diberikan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), arahan yang diberikan menyangkut masalah kebersihan diri pribadi, penyalahgunaan obar terlarang (Narkoba) dan tentang penggunaan obat-obatan yang telah umum digunakan.  Semua usaha yang dilakukan adalah  untuk menciptakan generasi yang peduli dengan kesehatan masyarakat, jika generasi yang tumbuh adalah generasi yang peduli dengan kesehatan maka Indonesia sehat 2025 akan bias diwujudkan. (*)

Penulis merupakan Mahasiswi Program Studi Profesi Apoteker Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang dengan Dosen Pembimbing Dr. Ifmaily, M.Kes, Apt.

 

 

 

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *