Caleg dari Perantuan Berebut Simpati Masyarakat
Padang, rakyatsumbar.id—-Jelang pemilu, biasanya para caleg berebut simpati masyarakat. Hal yang menarik, adanya tokoh lokal dan tokoh perantauan yang turut meramaikan bursa caleg di daerah.
Tokoh lokal sendiri biasanya lebih dikenal luas oleh masyarakat di daerah. Biasanya tokoh lokal yang berkompetisi tersebut adalah tokoh masyarakat, atau mantan pejabat yang track record namanya telah dikenal luas di daerah.
Hal yang unik, dalam mendapatkan simpatik, tokoh lokal akan mendapat saingan dari caleg yang berasal dari perantauan yang juga ingin mengabdikan dirinya di kampung halaman.
Hebatnya, caleg yang datang dari perantauan ini biasanya telah sukses dan memiliki jaringan luas di daerah perantauannya.
Imbasnya, ketika terpilih, ia akan sangat mudah memainkan peran melalui jejaring yang dimiliki untuk mendapatkan investor untuk daerah pemilihannya jika terpilih nanti.
Sosiolog Universitas Negeri Padang (UNP), DR. Delmitra Safitri, S.Sos, MA saat di hubungi menjelaskan, kekuatan yang paling berpengaruh adalah kekuatan massa.
“Setiap calon yang bertarung di Pileg 2024 yang akan datang harus mempunyai basis massa yang banyak jika ingin memenangkan pertarungan,” jelasnya.
Menurutnya, seorang caleg harus bisa memberikan keyakinan kepada masyarakat, bahwa dirinya akan melaksanakan pembanguan sesuai yang di pinta dan di harapkan massanya.
“Secara sosiologis di kenal dengan teori pertukaran. Artinya, adanya pertukaran sosial antara orang-orang yang mengusung dengan si aktor yang akan diusung pada pemilu nanti.
Pengaruh Kekuatan Massa
Fenomena dua kelompok kontestasi politik saat ini, kekuatan yang paling berpengaruh adalah kekuatan massa.
Yakni, bagaimana bisa meyakinkan masyarakat atau orang lain terhadap dirinya? Seberapa pengaruhnya dan menjanjikan dirinya akan berbuat untuk pembangunan di daerah seperti di Sumbar ini?.
Delmira menyebutkan, secara sosiologis, dikenal dengan teori pertukaran. Yakni ada pertukaran sosial antara orang-orang yang mengusung dengan si aktor yang akan diusung pada pemilu nanti.
“Ada rasionalisasi, seberapa untungnya buat saya jika saya usung. Orang tidak lagi berpikir kira-kira kontribusi dari caleg lokal, atau caleg dari perantauan. Tetapi masyarakat pada saat ini akan berpikir, apa manfaat bagi mereka jika memilih,” jelas Kepala Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, UNP ini.
Lebih lanjut, Delmira menekankan, masyarakat akan memilih calon yang akan memberikan kontribusi besar kepada masyarakat. Tentu di dukung dengan biodata pendukung caleg tersebut.
“Ini yang perlu di perhatikan oleh para caleg 2024 yang akan datang. Sosok yang mengapung harus bisa bekerja nyata dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan membawa perubahan bagi masyarakat,” tegasnya.
Delmira melihat karakter masyarakat sekarang masih menerima tokoh lokal, dan akan menjadi tantangan bagi Perantau Minang untuk dapat meyakinkan masyarakat. Pasalnya, Perantau Minang bagi masyarakat track record-nya belum terlihat, meskipun sukses di perantauan dan memiliki jaringan yang kuat.
“Masyarakat masih melihat pada apa yang nampak di mata, dan juga pengaruh kekerabatan masih kuat. Sedangkan mereka yang sukses merantau tidak nampak keberhasilannya dan kekuatannya di tengah masyarakat. Masyarakat hanya melihat yang sekarang saja,” ungkapnya.
Apa yang diungkapkan Sosiolog UNP ini menjadi tantangan bagi perantau yang ingin mengambil hati masyarakat ranah Minang yang akan bertarung di legislatif di DPR RI.
Andre Rosiade Kader Partai Gerindra telah membuktikan dirinya sebagai orang Minang yang telah lama di perantauan telah sukses duduk di DPR RI. Dengan jaringannya yang kuat di pemerintahan pusat telah sukses memperjuangkan aspirasi masyarakat dan pembangunan Sumbar.
Vasko Ruseimy Bertarung ke DPR-RI
Pada pemilu 2024 ini, muncul nama baru yang juga Perantau Minang yang akan bertarung sebagai Caleg DPR RI. Namanya, Vasko Ruseimy, ST. Pria suku Sikumbang itu keturunan Minang yang lahir di Jakarta, 13 Juli 1986.
Vasko seorang anak muda yang cerdas. Dia mampu menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Teknik Gas Petrokimia di Universitas Indonesia (UI),
Meski baru berusia 37 tahun, namun, jabatan yang dipegangnya secara nasional tidak main-main. Dia sekarang menjabat sebagai Staf Khusus Wakil Ketua DPR RI, Ketua DPP Partai Gerindra, Ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Wasekjen ICMI.
Vasko juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Syarikat Kebangkitan Pemuda Islam (SKPI) dan Dewan Pakar Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Wankar Gekrafs).
Dengan kecerdasan dan sepak pengalaman dan jaringan politik dan organisasi yang dimilikinya saat ini, menjadi modal bagi Vasko untuk memperjuangkan pembangunan Sumbar dari pusat. Namun, lagi-lagi semuanya ditentukan oleh pilihan masyarakat. (edg)