Bukan Hanya untuk Kita
Umroh Gratis Karyawan Paragon Technology and Innovation (3)
Oleh Firdaus Abie
“Isteri saya diumrohkan Paragon. Saya juga diberi kesempatan,” kata Eggy Erizal, teman sekamarku di Wisma Haji dan Umroh Jakarta.
Kami berkenalan setelah sekamar. Aku berangkat dari Padang, sedangkan Erizal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Erizal bercerita, isterinya merupakan karyawan Paragon Technology and Innovation, perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia. Salah satu produknya yang terkenal merek Wardah. Ketika dikabari bahwa isterinya diberangkatkan umroh oleh perusahaan, dirinya terkejut. Ia tak pernah menduga memperoleh kesempatan tersebut.
“Alhamdulillah, akhirnya kami bisa berangkat bersama,” katanya.
Sang isteri, Erna, bekerja di Paragon untuk wilayah kerja Tasikmalaya. Ia sudah tujuh tahun menjadi karyawan perusahaan yang terus tumbuh tersebut. Ia menyampaikan rasa syukur yang tiada terkira ketika dikabarkan memperoleh kesempatan program khusus; Umroh Gratis Paragon.
Ira Anzaina Putri, Human Capital Executive Paragon Technology and Innovation, yang sehari-hari saya sapa Mbak Ira, menyebutkan, umroh gratis tersebut sebagai apresiasi manajemen terhadap komitmen dan loyalitas karyawan pada perusahaan.
“Semua karyawan memiliki hak dan kesempatan yang sama,” katanya.
Tak ada batasan, selain masa kerja, “jika sudah bekerja tujuh tahun, maka perusahaan akan memberangkatkan mereka untuk umroh,” katanya.
Mbak Ira belum dapat. Katanya, ia harus menunggu empat tahun lagi, “saya baru tiga tahun bekerja di Paragon,” katanya.
Lain Mbak Ira, lain pula Pak Manan, lelaki yang menjemput aku, Junus (Wartawan Koran Jakarta) dan Juhri (SCTV Ambon) ke penginapan, ketika menanyakan perihal lelaki ramah yang menjemput kami tersebut.
Katanya, ia dulu karyawan Paragon. Sudah pensiun. Belakangan, ia ternyata masih diberi kesempatan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Bedanya, status tidak seperti karyawan lagi. Kendati demikian, Pak Manan mengaku sangat senang karena kendati sudah pensiun, namun tenaganya masih digunakan di perusahan yang telah mengantarkannya ke Tanah Suci.
“Saya Alhamdulillah berangkat bersama Bu Nur, saat pertama program Umroh Gratis ini ada,” kata Pak Manan.
Bu Nur yang dimaksud adalah Ibu Nurhayati Subakat, pendiri dan pemilik Paragon Technology and Innovation. Perusahaan yang didirikannya pada 1985, awalnya hanya memiliki dua karyawan. Sekarang pegawainya sudah lebih dari 12 ribu orang.
Pak Manan bercerita, ia bekerja sekitar 15 tahun di Paragon. Di tahun 2017, saat Angkatan I Umroh Gratis untuk karyawan tersebut, ia termasuk salah satu di antaranya. Ia tak pernah membayangkan memperoleh kesempatan yang luar biasa.
“Saya tak pernah membayangkan bisa umroh ke Tanah Suci,” tambahnya.
Program umroh gratis untuk karyawan Paragon berlangsung sejak 2017. Tahun pertama, diberangkatkan 500 orang, tahun kedua 600 orang, dan tahun ketiga 700 orang. Setiap tahun rata-rata dibagi dalam 16 kloter.
“Apa yang kita dapat, bukan hanya untuk kita. Ada hak orang lain yang harus diberikan,” kata Nurhayati Subangkit, ketika aku, Junus dan Juhri diundang khusus ke pabrik Paragon Technology and Innovation, sebelum ke Bandara Soekarno Hatta untuk selanjutnya terbang ke Madinah.
Perempuan asal Padang Panjang, Sumbar itu kemudian membeberkan fakta tentang perusahaan yang kini dikelolanya bersama anak-anaknya. Nurhayati menanamkan prinsip agar peduli kepada karyawan dan selalu ingat kepada orang lain. Prinsip tersebut kemudian menjadi salah satu kekuatan perusahaannya.
Pascakebakaran yang pernah menghancurkan usahanya tahun 1990, Nurhayati bangkit untuk mengembangkan usaha, sehingga kini terus berkembang pesat serta sudah masuk ke Malaysia serta Singapura.
Sekitar 90 persen dari karyawannya yang berjumlah lebih dari 12 ribu orang adalah generasi milenial. Paragon memiliki lahan untuk pabrik dan kantor seluas 20 Ha. Semua karyawan diberi ruang untuk berekspresi sesuai tuntutan dan kebutuhan pasar.
Nama Paragon Technology and Innovation didapatkan dari diskusi panjang dengan karyawan. Semula perusahaan ini bernama Pusaka Tradisi Ibu.
“Ada mitra dari luar negeri meminta kami untuk mempertimbangkan mengganti nama perusahaan,” kata Nurhayati, mengenang sembari menyebutkan, Paragon berarti permata yang indah.
Ada lagi cerita menarik dari Mbak Ira dan Mbak Ria yang mendampingi kami keliling pabrik, ketika ada standing banner yang berisi enam nilai-nilai perusahaan.
“Ini justru Paragonians yang merumuskan,” kata Mbak Ira.
Paragonians merupakan sebutan gaul untuk karyawan dan orang-orang yang mencintai Paragon Technology and Innovation.
Rumusan Nilai-nilai Perusahaan, tambahnya, merupakan cerminan keseharian di perusahaan. (*)
Penulis adalah Wartawan Senior Harian Umum Rakyat Sumbar, Menjabat Sebagai General Manager.