Teladan Bakti pada Orang Tua, Ventje Suardana dan Dr Aqua Dwipayana
Teladan Bakti pada Orang Tua, Ventje Suardana dan Dr Aqua Dwipayana.
Surabaya, rakyatsumbar.id – Buku “Silaturahim Menembus Batas Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan yang Mampu Mengalahkan Sejuta Perbedaan)”, menceritakan kisah persahabatan Dr Aqua Dwipayana dan Ventje Suardana.
Sosok pertama adalah mantan wartawan serta kedua pengusaha properti dan pemilik beberapa hotel berbintang di kota besar di Indonesia. Kisah persahabatan keduanya pantas diteladani dan dijadikan inspirasi bagi siapapun. Terutama tentang perilaku santun dan amat hormat keduanya kepada kedua orang tua.
Catatan persahabatan bahkan kemudian mewujud menjadi persaudaraan yang erat antara Dr Aqua dengan Ventje menjadi bukti nyata bagaimana sikap membaktikan diri sepenuh jiwa dan raga kita bagi orang tua tercinta.
Termasuk mengembangkan sikap saling menghormati dan menyayangi manusia dengan melepaskan berbagai sekat dan rintangan yang kerap dijadikan pembeda. Inilah keluhuran humanisme silaturahim yang benar-benar menembus batas.
Betapa keikhlasan, niat mulia, penghormatan dan kasih sayang kepada orang tua, dan nilai-nilai kebaikan lainnya telah menjadi bahasa yang universal. Kebaikan-kebaikan itu menyingkirkan segenap sekat karena perbedaan budaya bahkan agama yang kadang ketika kita abai pada perspektif kemanusiaan yang lebih luas, kita justru kerap bersikap egois dan meniadakan yang lain.
Dr Aqua yang kebetulan sudah ditinggalkan kedua orang tuanya, tetap menunjukkan jiwa bakti seorang anak kepada orang tua dengan cara terbiasa berkunjung ke orang tua sahabat-sahabat dan kenalannya bahkan ketika teman-temannya itu sedang tidak bersamanya. “Bagi saya, orang tua sahabat dan kenalan saya adalah juga orang tua saya sendiri,” kata Dr Aqua.
Jejak kebaikan dan bakti seorang anak yang sangat takzim dan mendalam juga ditunjukkan oleh sosok pengusaha papan atas tapi sangat membumi yakni Ventje.
Dr Aqua secara terus terang mengaku kagum pada Ventje karena begitu besarnya bakti beliau kepada kedua orang tuanya. Selain bekerja, sebagian besar waktu Ventje tercurahkan untuk almarhum Rudy dan Susianawati.
“Pak Aqua, apa pun akan saya lakukan untuk kesembuhan Papa saya, Bapak Rudy Suardana. Jika semuanya telah saya laksanakan, kalau hari baiknya (meninggal dunia-pen) tiba saya tidak akan menyesal sebab telah berbuat yang terbaik pada beliau,” ungkap Ventje kepada Dr Aqua suatu ketika.
Menurut Dr Aqua, bapak dua anak yang sangat rendah hati itu berkali-kali menyampaikan hal tersebut kepadanya. Setiap berdiskusi tentang papanya, Ventje suka merenung dan terkadang matanya berkaca-kaca. Hal tersebut muncul secara spontan dan beliau sering tidak menyadarinya.
Pemilik banyak hotel berbintang termasuk Hotel Mercure Jakarta Cikini itu selama ini totalitas merawat papanya yang terkena serangan stroke pertama kali pada 1994. Puncaknya, pada 2011 mengalami stroke yang ketiga hingga tidak bisa berbicara.
Dr Aqua melanjutkan, Ventje tinggal di Jakarta. Sejak 1994 sampai saat ini. Selama puluhan tahun, selain bekerja sebagai profesional di Duta Anggada Realty, rute perjalanannya rutin Jakarta-Surabaya untuk menemui kedua orang tuanya. Selain itu, ia menemani mereka berobat ke Singapura.
Walaupun bisa keliling dunia, terutama ke negara-negara favorit yang ingin didatangi, Ventje tidak melakukan itu. Beliau lebih nyaman merawat kedua orang tuanya. Batinnya puas sekali dengan melaksanakan semua itu secara konsisten.
“Pak Ventje sangat telaten merawat kedua orang tuanya. Beliau tahu detail tentang perkembangan kesehatan mereka dan berbagai jenis obat yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dimakan. Termasuk periode digunakannya obat-obat tersebut,” ujar Dr Aqua.
Begitu dalamnya pengetahuan Ventje tentang kesehatan dan obat-obatan, kata Dr Aqua, tidak jarang orang yang baru kenal dengan dirinya menduga beliau seorang dokter.
Dengan fasih Ventje bisa menjelaskan berbagai penyakit dan obatnya. Dr Aqua terkadang berkonsultasi kesehatan kepada Ventje. Semua sarannya manjur sekali. Ia selalu mengingatkan pria yang hobi silaturahim itu untuk serius memperhatikan kesehatan.
Rudy Suardana Berpulang
Dr Aqua adalah sosok pemurah dan sangat mudah nuraninya tersentuh oleh hal-hal humanis dan bernilai inspiratif bagi kehidupan.
Pun demikian tatkala doktor Komunikasi jebolan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom Unpad) tersebut menerima pesan mengejutkan dari sahabat karibnya, pengusaha properti terkemuka Ventje. Ventje memberitahukan kabar telah berpulangnya sang ayah, yakni Rudy Suardana pada Rabu 22 Februari 2023, pukul 04:45 waktu Singapura.
Rudy telah sebulan lebih meninggal dunia. Namun sampai sekarang Dr Aqua masih merasa sedih. Kehilangan sosok yang telah dianggap sebagai orang tuanya sendiri.
Rudy, ayahanda Ventje adalah pendiri dan pemilik PT Samekarindo Indah (Main Dealer Suzuki Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara).
Ia menutup usia setelah sekian lama mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura dan bolak-balik masuk dan keluar rumah sakit itu. Bapak empat anak itu lahir di Banjarmasin 13 Mei 1938 wafat pada usia 85 tahun.
Saat menerima pesan duka cita dari Ventje, Dr Aqua masih istirahat di Hotel Golden Tulip Holland Resort Batu, Jawa Timur. Setelah malamnya silaturahim sambil makan malam di resto Skydome Lounge & Bar sama pemilik hotel itu: Sonny Njonoriswondo dan Linggarjanto Boedi Oetomo.
Begitu mendapatkan pesan tersebut, Dr Aqua segera membalasnya dan disampaikan kepada sang sahabat. “Selamat pagi Pak Ventje. Saya sekeluarga turut berduka cita atas meninggalnya Pak Rudy. Semoga beliau tenang di surga bersama Bu Rudy serta seluruh keluarga yang ditinggal tabah menerima cobaan ini. Aamiin…”
Dr Aqua yang sangat santun dan menghormati siapapun memiliki kebiasaan baik dan unik yakni senantiasa menuliskan nama orang yang berkomunikasi secara tertulis dengan huruf kapital. Hal ini menjadi bagian dari sikap respek dan penuh atensi dari Dr Aqua sekaligus juga sebagai pengingat nama-nama mereka yang berkomunikasi dan kemudian menjalin persahabatan dengannya.
Dalam lanjutan pesannya, Dr Aqua mengatakan,” Mohon Bapak bersabar ya. Sejak 1994 pertama kali Pak Rudy terkena serangan stroke hingga beliau menghembuskan nafas yang terakhir pada Rabu pagi, 22 Februari 2023 ini, Pak Ventje telah melakukan upaya maksimal yang terbaik untuk kesembuhan Pak Rudy. Juga buat Bu Rudy,” tulis Dr Aqua dalam balasan pesannya.
Menurut Dr Aqua, Tuhan telah memilih hari terbaik buat Pak Rudy untuk menghadap-Nya. “Pak Rudy meninggal ketika umat Katolik di seluruh dunia pada 22 Maret 2023 ini memasuki Pra Paskah dengan merayakan Ekaristi Rabu Abu. Manusia diciptakan TUHAN dari Abu dan akan kembali menjadi Abu. Perayaan ini mengingatkan pada manusia dalam hal penciptaan, bahwa akhirnya setiap orang akan kembali padaNYA,” tulis Dr Aqua.
Saat menulis pesan WA tersebut, Dr Aqua tak kuasa menahan lelehan air mata yang mengalir deras. Dirinya turut merasakan kesedihan mendalam atas kepergian sosok Rudy. Dr Aqua memang menjadi saksi hidup yang menyaksikan langsung kiprah seorang Rudy yang sangat penyayang dan baik hati. Meski seorang pengusaha mapan, tak menghalanginya bergaul dengan siapa saja, dari kalangan mana saja, mereka yang bahkan berlainan suku, agama, dan pembeda lainnya.
Sikap positif dan penuh simpati tersebut menjadi catatan tersendiri dalam sanubari Dr Aqua. Hal itu kemudian juga menular pada putra dan putrinya, termasuk Ventje yang sudah dianggap saudara oleh Dr Aqua.
“Pak Rudy yang berjuang dari nol untuk menghidupi keluarganya dan memberi penghidupan serta berkat pada orang banyak selama puluhan tahun sungguh sangat membekas dalam hati saya,” ujar Dr Aqua lagi dalam pesannya.
Memenuhi permintaan Ventje, Dr Aqua membuatkan draft pengumuman meninggalnya Rudy. Setelah rundingan keluarga semua yang dibuat Dr Aqua disetujui keempat anak Rudy.
Isi pengumuman itu adalah sebagai berikut.
Berita Duka Cita
_Telah berpulang ke Rumah Bapa di surga, Ayah/Opa/Opa Co kami yang terkasih, Pendiri dan Pemilik PT. Samekarindo Indah (Main Dealer Suzuki Kaltim dan Kaltara) :_
_*Bapak Rudy Suardana*_
_Dalam usia 85 tahun pada hari Rabu, 22 Februari 2023 pukul 04.45 waktu Singapura di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura._
_Rencana jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa Jl. Demak No 90-92 Surabaya. Jadwal pemakaman akan diinformasikan lebih lanjut._
_Kami Yang Berduka,_
_*Keluarga Besar Rudy Suardana.*_
Dr Aqua sudah berada di Surabaya sejak Senin 20 Maret 2023 pagi. Setelah mendapat kabar dari Ventje bahwa kondisi kesehatan Rudy kritis di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura.
“Saat Pak Ventje mengabari tentang kondisi kesehatan Pak Rudy yang menurun drastis, saya langsung menunda semua aktivitas dua minggu ke depan. Mengantisipasi jika hari baik Pak Rudy tiba,” ujar Dr Aqua.
Begitu fokusnya memberi penghormatan terakhir kepada Rudy, Dr Aqua sampai menunda banyak kegiatan dan tidak menghadiri undangan berbagai acara. Salah satunya adalah serah terima jabatan Komandan Pasukan
Pengamanan Presiden (Paspampres) dari Marsda TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko kepada Brigjen Rafael Granada Baay yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur H Bais TNI. Sedangkan Wahyu mendapat amanah sebagai Komandan Komando Pasukan Gerak Cepat (Dankopasgat).
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang memimpin upacara serah terima jabatan tersebut. Digelar di Lapangan Hitam Markas Komando Paspampres, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2023) siang pukul 14.00. Harinya bersamaan dengan pemakaman Rudy.
Serah terima jabatan Komandan Paspampres itu didasari pada Surat dalam dokumen Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/114/I/2023.
Setelah mendapat kabar dari Ventje di Singapura bahwa Rudy meninggal, Dr Aqua langsung berkoordinasi dengan teman-temannya di Surabaya termasuk yang bertugas di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo. Mereka di antaranya Station Manager Lion Group Surabaya Yogi Gema Nanda dan pengusaha udang Kolid Widodo.
Bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu berusaha secara maksimal agar proses penyambutan jenazah Rudy mulai dari tiba di Bandara Juanda hingga ke rumah duka Adi Jasa Jalan Demak No 90-92 Surabaya lancar.
Dr Aqua bersama putra bungsunya Savero Karamiveta Dwipayana dan saudaranya Nurcholis MA Basyari menyambut kedatangan jenazah Rudy di Bandara Juanda, menunggui selama di rumah duka, hingga mengantarkan ke peristirahat terakhir di pemakaman Puncak Nirwana Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan pada Senin 27 Maret 2023 siang.
Pertemanan jadi Persaudaraan
Sangat wajar Dr Aqua merasakan kesedihan mendalam atas berpulangnya Rudy. Persahabatan Dr Aqua dengan Ventje yang kemudian menjadi persudaraan yang erat juga sangat terkait dengan sosok seorang Rudy.
Sebagaimana dikisahkan pada Buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana”, Dr Aqua dan Ventje baru empat tahun berteman. Tepatnya, sejak 20 April 2016. Baru seumur jagung. Namun, pertemanan itu telah menjelma menjadi persaudaraan yang sangat erat.
Tentu tidak mudah menjalin pertemanan hingga menjadi persaudaraan. Namun, dua insan beda agama, latar belakang pendidikan, dan ras itu mampu menjalaninya secara kafah. Mereka sudah seperti dua sisi mata uang. Keberadaannya sulit dipisahkan dan saling melengkapi.
Yang paling inspiratif, keluarga Dr Aqua sudah menjadi bagian dari keluarga Ventje. Begitu pula keluarga Ventje sudah merupakan bagian dari keluarga Dr Aqua.
Kedekatan inilah yang membuat Dr Aqua begitu terpukul dengan kabar berpulangnya Rudy. Masih dalam Buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana”, Dr Aqua juga menuliskan kesan mendalamnya kepada sang istri dari Rudy Suardana dan ibunda Ventje Suardana, yakni Susianawati Harlim Suardana yang sudah lebih dulu berpulang.
Meski hanya sekitar dua tahun (2016–2017) interaksi antara Dr Aqua dengan Ibu Susianawati, banyak sekali kenangan indah yang dirasakannya. Dalam sebuah kesempatan menuliskan tentang kenangannya bersama Susianawati, tiba-tiba air mata Dr Aqua menetes deras.
“Emosi saya terbawa. Semasa hidupnya Ibu Susianawati sangat baik sekali kepada semua orang, termasuk kepada saya yang baru dikenalnya. Begitu intensnya kami bertemu. Terkadang sebulan lebih dari sekali. Setiap berjumpa, komunikasinya selalu akrab. Kecuali, saat beliau dirawat di National Hospital Surabaya dan Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura,” tulis Dr Aqua dalam “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana”.
Susianawati Seperti Ibu Sendiri
Dr Aqua yang sudah ditinggal kedua orang tuanya sangat merasakan Susianawati sudah seperti ibunya sendiri. Kasih sayang dan perhatiannya besar sekali. “Sangat terasa. Tidak hanya oleh saya, tetapi keluarga juga ikut merasakannya. Semua itu membuat saya butuh waktu relatif lebih
lama untuk menuntaskan tulisan tentang Ibu Susianawati. Menjadi rekor menulis terlama dan terpanjang di BBM dan WA dalam 10 tahun terakhir,” demikian Dr Aqua mengenang.
Wartawan senior yang sudah berkali-kali memimpin rombongan umrah The Power of Silaturahim (POS) dengan total peserta 167 orang, Nurcholis MA Basyari,
mencatat tulisan Dr Aqua tentang kenangannya akan sosok Ibu Susianawati, terdiri atas 13.468 karakter atau 1.926 kata, 181 baris, dan 6 halaman.
“Sepertinya ini rekor tulisan terpanjang Mas Aqua yang dikirimkan ke seluruh anggota Komunitas Komunikasi Jari Tangan. Data itu diketahui setelah tulisannya saya pindahkan ke Word,” jelas Nurcholis.
Hal yang sama juga terjadi saat Dr Aqua mendapat kabar berpulangnya Rudy. Dapat dipahami betapa sedihnya sang motivator kawakan tersebut. Ia sangat merasakan kesedihan mendalam. Sama sebagaimana Ventje dan seluruh keluarga besar almarhum Rudy yang ditinggal oleh sosok orang tua dengan kebaikan seperti mendiang. (ri)