rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Tim Peneliti BRIN dan BPS, Teliti Ekonomi Hijau di Sumbar

Tim Peneliti BRIN dan BPS, Teliti Ekonomi Hijau di Sumbar

Tim peneliti memanen madu Lebah Galo-galo di Nagari Padang Tarok, Baso, Agam.

Tim Peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS), meneliti ekonomi hijau pada tiga kabupaten/kota di Provinsi Sumbar.

Padang, rakyatsumbar.id – Tim Peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS), meneliti ekonomi hijau pada tiga kabupaten/kota di Provinsi Sumbar.

Hasil penelitian akan di bawa pada presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, November 2022.

“Kami melakukan penelitian tentang praktik ekonomi hijau  pengembangan budidaya Lebah Galo-galo.

“Dan aspek sosial demografi pada tiga kabupaten/kota di Sumbar,” kata Deshinta Vibriyanti, peneliti BRIN, Sabtu, (9/7/2022 malam.

Ia melanjutkan, selain dirinya, tim peneliti lainnya yakni, Wisnu Fadilah dari BRIN dan Nawang Indah Cahyaningrum dari BPS.

Penelitian  secara bertahap, sejak 30 Mei hingga 11 Juli 2022, berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Sumbar.

“Lokasi penelitian budidaya Lebah Galo-galo di Kototangah, Batu Ampa, Akabiluru Limapuluh Kota dan Padangtarok Kecamatan Baso, Agam.

Serta Kebun Buah Kandi, Talawi, Sawahlunto,” ucap Chie-chie, panggilan akrab Deshinta.

Menurut Chie-chie, secara umum tujuan penelitian selama 27 hari itu untuk memetakan praktik ekonomi hijau pada setiap provinsi di Indonesia. Termasuk  Sumbar.

“Secara khusus, tujuannya untuk menganalisis praktik ekonomi hijau pada level rumah tangga, komunitas, pelaku usaha.

Sementara pemerintah akan memetakan aktor yang terlibat dalam ekonomi hijau.

“Termasuk menganalisis aspek yang mendukung dan menghambat praktik ekonomi hijau, dan lainnya,” ungkap Chie-chie.

Lokasi Rekomendasi Dishut Sumbar

Ia menjelaskan, pemilihan lokasi budi daya Lebah Galo-galo adalah rekomendasi Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar yang di nilai mampu memenuhi beberapa indikator praktik ekonomi hijau.

“Secara ekonomi memberi dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga mampu memberikan dampak keberlanjutan terhadap kelestarian lingkungan,” ulasnya.

Ia mengakhiri, dengan adanya lebah produksi pertanian relatif meningkat. Hasil penelitian akan di bawa ke presidensi G20 di Bali.

Agenda ini pada November 2022, untuk menunjukkan bahwa praktik ekonomi hijau telah di lakukan pada 34 provinsi di Indonesia.

“Berdasarkan informasi dari Dinas Kehutanan Sumbar, dengan adanya budi daya ini mampu menarik pembalak liar di hutan lindung.

“Untuk alih profesi menjadi pembudidaya Lebah Galo-galo,” tutup Chie-chie. (byr)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *