27/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » 85,32 Masyarakat Pessel Sudah Miliki Jamban Representatif

85,32 Masyarakat Pessel Sudah Miliki Jamban Representatif

Ilustrasi
Painan, rakyatsumbar.id – Kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan praktek Buang Air Besar (BAB) sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) terus meningkat di Kabupaten Pesisir Selatan.
Upaya itu agar kualitas kesehatan masyarakat pada semua nagari sebagaimana diharapkan benar-benar tercapai di masa datang.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pessel, Mawardi Roska, mengatakan  dari 182 nagari yang ada.
Sebanyak 107 nagari di daerah itu benar-benar telah terbebas dari BAB, sedangkan sebanyak 42 nagari juga sedang melakukan percepatan ODF atau menuju nagari bebas BAB sembarangan.
“Upaya itu bisa tercapai berkat gencarnya sosialisasi tentang perilaku hidup sehat serta juga menjaga lingkungan.
“Serta terbebas dari berbagai kuman yang bisa menimbulkan berbagai penyakit menular oleh petugas dari Dinas Kesehatan, dan berbagai elemen lainya di lapangan,” ungkapnya.
Dari 15 kecamatan yang ada di Pessel, diantaranya ada yang semua nagari nya sudah terbebas dari BAB sembarangan.
“Diantaranya, Kecamatan Basa IV Balai Tapan, Batang Kapas, dan Kecamatan Silaut.”
“Saya berharap pencapaian itu juga bisa dilakukan oleh kecamatan lainnya di daerah ini,” ujar Mawardi.
Harapan itu ia sampaikan, sebab daerah itu menargetkan tahun 2022 ini tidak ada lagi masyarakat yang melakukan BAB sembarangan.
“Dari itu kepada masyarakat atau kepada semua kepala keluarga (KK) dihimbau agar membuat jamban yang layak. Tujuannya agar tidak ada warga yang BAB sembarangan,” ungkapnya.

Alokasikan Anggaran

Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni menjelaskan bahwa selain terus menggencarkan sosialisasi ODF secara menyeluruh kepada masyarakat. Pihaknya juga menganjurkan kepada pemerintah nagari dapat mengalokasikan anggaran untuk membantu pembuatan jamban keluarga bagi masyarakat kurang mampu.
“Sebab perilaku BAB sembarangan sebagaimana dilakukan oleh sebagian masyarakat itu, tidak saja akibat dari ketidaktahuan arti hidup bersih dan sehat, tapi juga akibat himpitan ekonomi,” katanya.
Ia menyebut, hingga saat ini masyarakat yang sudah ODF atau tidak melakukan buang air sembarangan di daerah itu telah mencapai 85,32 persen, dan diharapkan sisanya hingga akhir tahun 2022 ini bisa benar-benar tuntas.
“Kalau berdasarkan nagari, jumlah nagari yang sudah ODF ada sebanyak 107 nagari, dalam percepatan ODF 40 nagari.”
“Sedangkan yang tergolong memiliki akses rendah sebanyak 31 nagari, dan nagari yang punya komitmen besar ODF sebanyak 4 nagari pula,” ucapnya.
Karena kualitas kesehatan yang bagus akan berpengaruh terhadap berbagai sektor lainnya di masyarakat.
Sehingga bagi nagari yang masih rendah ODF didorong agar memiliki komitmen dalam melakukan percepatan ODF.
Tujuannya agar daerah ini benar-benar bebas dari BAB sebagaimana ditargetkan tahun 2022 ini,” timpalnya. (efi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.