Walikota Dimaki Pedagang, Ini Tanggapan Pengamat
Padang, Rakyat Sumbar— Insiden makian terhadap Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah oleh warga yang berjualan di trotoar Pantai Padang, Kamis (06/08/2020), mendapat tanggapan dari pengamat. Anggota DPRD Kota Padang Budi Syahrial menjelaskan, seharusnya Walikota Padang saat melakukan penertiban memanfaatkan istrumen yang ada, seperti Satpol PP dan SK4.
“Sangat berisiko sekali Walikota menegur masyarakat sendiri. Seharusnya, Walikota memanfaatkan instrument yang ada di pemerintahan seperti Satpol PP. Jika dirasa kurang, bisa meminta bantuan kepada SK4 Kota Padang,” jelasnya.
Sementara itu, pengamat sosial dari UNP, DR. Erianjoni, S.Sos, MSi, mengaku sudah melihat potongan video yang viral tersebut.
“Apa yang kita saksikan bisa saja tidak seperti apa yang terjadi. Itu semua tergantung bagaimana timses menggorengnya. Orang-orang diharapkan akan prihatin pada bakal calon yang tertindas. Sebab, bayak orang kadang lebih terjebak pada alur emosional mereka,” ujarnya.
Manajemen pencitraan tentang kinerja, kadang sudah basi dan dipandang lips service oleh pemilih. Makanya, pencitraan atas korban penistaan, kadang potensial untuk menggiring pemilih dengan dasar keprihatinan atas penindasan. Sudah banyak contohnya dalam dinamika politik kita. Seorang pemimpin haruslah berkomunikasi dengan santun.
“Budaya Minangkabau telah mengajarkan kato nan ampek. Oleh karena itu, masyarakat Minang biasanya tahu bertutur kata yang sopan kepada pimpinan. Selain itu, pada saat ini masyarakat Minang sudah keluar dari nilai-nilai sebagai orang Minang, yakni nilai agama dan nilai adat, terjebak dengan cara hidup materialis dan hedonis,” jelasnya.
Erianjoni menambahkan, negara Indonesia yang menganut azas Ketuhanan, maka agama Islam menuntun umatnya untuk mematuhi atau mengikuti pemimpinnya selagi ia tidak membawa kemudharatan.
“Dengan tuntunan agama, tentunya masyarakat akan menyadari bahwa mengikuti pemimpin adalah wajib selagi tidak membawa kemudharatan”, pungkasnya. (edg)