Wako Padang Sesalkan Dugaan Pelecehan Seksual Pada Murid SD di Padang
Walikota Padang, Hendri Septa
Padang, rakyatsumbar.id –
Siang itu, jelang ibadah Zuhur, SD Baiturrahmah tampak normal seperti biasanya. Aktivitas belajar terlihat seperti hari – hari biasa.
Hal ini terlihat ketika awak media mengunjungi sekolah tersebut yang berada di jalan Damar 1, Olo, Kecamatan Padang Barat.
Awak media mencoba bertemu dengan Kepala SD Baiturrahmah Dores Okta Feri, tetapi awak media tidak berhasil bertemu dengan Kepala Sekolah dengan alasan rapat saat di hubungi via telepon.
“Saya belum bisa jelaskan, karena ini kasus belum jelas, jangan-jangan laporan kami ditolak, nanti jatuhnya pencemaran nama baik kan, nanti kalau statusnya sudah jelas, baru kami komentar, ini kan belum,” jelasnya via telepon.
Sebelumnya, Kepala SD Baiturrahmah Dores Okta Feri saat di hubungi Harian Rakyat Sumbar pada 16 Oktober 2023 yang lalu menyatakan tidak mengetahui dugaan pelecehan seksual tersebut.
“Saya tidak tahu,” bunyi WA nya kepada Harian Rakyat Sumbar.
Wako Sesalkan Dugaan Pelecehan Seksual pada Siswa SD
Terpisah, Walikota Padang Hendri Septa saat di temui Harian Rakyat di sela – sela kegiatan Gebyar PKK Kota Padang di Saung Dinas Pertanian Kota Padang di Sungai Lareh, Rabu (18/10).
Perihal pelecehan seksual yang terjadi di SD Baiturrahmah, Walikota Padang Hendri Septa menyatakan Pemko Padang tidak mentolelir pelecehan seksual yang terjadi terhadap anak di Kota Padang.
“Kami Pemko Padang tidak mentolelir pelecehan seksual terhadap pelajar di Kota Padang. Oleh karena itu, pada saat ini kasusnya telah di tangani pihak kepolisian. Mari kita tunggu hasil pemeriksaan dari pihak kepolisian,” jelasnya saat menghadiri Gebyar PKK Kota Padang di Saung Dinas Pertanian Kota Padang di Sungai Lareh, Rabu (18/10).
Hendri Septa juga menolak, jika terjadi pendiaman kasus pelecehan seksual terhadap anak di Kota Padang.
“Kita tidak mau mendiamkan kasus pelecehan seksual yang berakibat instansi tersebut malu. Saya tolak. Kita harus selamatkan anak-anak ini, dan masyarakat harus tahu, sehingga ada efek jera terhadap pelaku,” tegasnya.
Hendri Septa menambahkan, Kota Padang menjadi Kota Layak anak kriteria utama di sebabkan, Pemko Padang tidak mendiamkan kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak.
“Kita ingat, di 2022 yang lalu, seorang anak mendapatkan pelecehan seksual oleh keluarganya di Padang. Anak tersebut kita bawa ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak hingga saat ini. Oleh karena tidak mendiamkan kasus pelecehan seksual terhadap anak, Pemko Padang mendapat Kota layak anak kriteria utama,” tambahnya.
Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Padang, Kompol Dedy Adriansyah Putra menyebut menjadwalkan pemanggilan terlapor kasus dugaan pelecehan seksual terhadap pelajar di salah satu Sekolah Dasar (SD) swasta Kota Padang.
Dedy mengatakan, pemanggilan terlapor di jadwalkan pada hari ini, Rabu (18/10/2023).
“Iya, kami jadwalkan pemanggilan (permintaan keterangan) terhadap terlapor,” kata Dedy saat dihubungi via panggilan WhatsApp, Rabu (18/10/2023) siang.
Meski demikian, Dedy Adriansyah Putra belum bisa memastikan pemanggilan terlapor akan dilakukan jam berapa dan lokasi permintaan keterangan.
“Yang jelas kami minta keterangannya, rencana hari ini. Hari ini kami mau datangi pelaku sekaligus meminta keterangannya,” katanya.
Dedy mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dugaan kasus pelecehan seksual terhadap pelajar di salah satu SD Swasta Kota Padang.
“Kejadian tersebut dua bulan yang lalu, sekitar bulan Agustus 2023 kalau tidak salah,” katanya.
Dari hasil penyelidikan polisi, korban dalam kejadian tersebut berjumlah empat orang.
“Saksi korban yang diperiksa satu orang, korban ada empat. Dua pelecehan secara fisik, dua secara verbal,” katanya.
Sebut saja Anita, salah seorang walimurid SD Baiturrahmah menjelaskan kepada Harian Rakyat Sumbar, korban pelecehan seksual di SD Baiturrahmah tidak hanya siswi perempuan saja, pelecehan juga terjadi kepada siswa laki-laki.
“Pelecehan seksual tidak hanya menimpa anak perempuan, namun menimpa anak lelaki. Rata – rata korban berada di kelas 6,” jelasnya.
Anita meminta, agar pelaku segera di tangkap oleh pihak yang berwajib.
“Walau anak-anak kami tidak menjadi korban, tetapi pelaku masih berkeliaran bebas. Kami ingin pelaku segera di tangkap,” tegasnya.
Harian Rakyat Sumbar pun mendapat dua video berdurasi 3.04 detik dan durasi 5.38 detik. Dalam video tersebut di duga pelaku Y sedang di interogasi oleh pihak sekolah. Dari pengamatan berbagai media, dugaan pelaku adalah mantan petinggi di Ombusman RI wilayah Sumatera Barat. (edg)