Padang Aro, rakyatsumbar.id–Kabupaten Solok Selatan merupakan salah satu daerah di Sumatera Barat yang tercatat sebagai daerah rawan bencana. Kabupaten yang berada paling selatan dan bebatasan langsung dengan Provinsi Jambi itu, tergolong daerah Patahan Semangka.
Kalaksa BPBD Solok Selatan Novi Hendrix mengatakan, kegiatan sudah menjadi program tahunan BPBD Solok Selatan dalam rangka pelaksanaan atau Sistim Klaster Logistik kedepannya di Solok Selatan.
“Sebab itu, kami dari BPBD Solok Selatan selalu berupaya waspada dan memberikan dan terus memberikan sosialisasi kebencanaan dan kalaster logistik kepada stakeholder terkait guna dijelaskan dan disampaikan kepada masyarakat,” kata Novi Hendrix dihadapan Bupati Solok Selatan diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Masyarakat Dr. H. Novirman, SKM., MM, Kepala BNPB Pusat diwakili oleh Kasubditdisdal Maryanto S,Kom., M.si serta narasumber dan sejumlah OPD terkait.
Staf Ahli Setdakab Solok Selatan Dr. H. Novirman,SKM, MM saat membacakan sambutan Bupati Solok Selatan meyampaikan, bencana bukan tangungjawab BPBD,BNPB dan lembaga kebencanaan lainnya.
“Melainkan setiap kita masyarakat harus berkontribusi dalam penatalaksanaan dan penanggulangan bencana, sesuai dengan peraturan PBB nomor 4 tahun 2014 tentang sistem manajemen logistik dan peralatan,” katanya.
Mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan dan pendistribusian serta penghapusan yang dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan komprehensif untuk mensinergikan berbagai pemangku kepentingan.
Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud di atas telah diterbitkan itu Keputusan Kepala BNPB nomor 173 tahun 2014 tentang kelas internasional penanggulangan bencana yang diadopsi dari praktek Global yang di desain oleh Insert agensi standing komite atau forum antar organisasi PBB dan non PBB.
Keputusan tersebut membagi 8 Cluster penanggulangan bencana yang salah satunya adalah klaster yang akan kita laksanakan agar tertutup pada hari ini bahkan di sini merupakan pondasi utama untuk kegiatan fasilitas yang ada.
“Sebagai mana kita ketahui dan juga sudah ditanyakan kepada para BPBD artinya pembentukan klaster secara terus,inilah tentang produk ini dan selanjutnya tujuh klaster lagi itu perlu kita cukupkan,” lajutnya.
Maryanto selaku narasumber juga memberikan materi yang sangat bermanfaat untuk sistim penangulangan bencana dan klaster logistik.
“Wadah Koordinasi yang terdiri sekumpulan organisasi yang terdiri dari instansi pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat dan bekerja sama untuk meningkatkan respon penanggulangan bencana pada bidang logistik dan bersifat sukarela,” sebutnya. (juf)