Semeru Erupsi, Gunung Api di Sumbar Masih Normal
Padang, Rakyatsumbar.id Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi, Sabtu (4/12) lalu. Total korban meninggal dunia hingga Minggu sore berjumlah 14 orang. Total korban luka 56 orang dan 1300-an warga mengungsi.
Meski aktivitasnya meningkat, saat ini status Semeru masih level II atau waspada.
Berdasarkan laman Magma Indonesia, Minggu (5/12), terkait tingkat aktivitas gunung api, terdapat tiga gunung api yang berada di level III, Gunung Merapi, Gunung Sinabung, dan Gunung Ili Lewotolok justru berstatus siaga. Semeru dan 16 gunung api lainnya di level II atau waspada dan 48 gunung api pada level I atau normal, tidak memperlihatkan peningkatan aktivitas yang signifikan.
Dari informasi di laman Magna Indonesia tersebut, gunung api di Sumbar seperti Gunung Talang dan Tandikek berada di level I. Sementara Gunung Marapi dan Gunung Kerinci yang terdapat di perbatasan Sumbar dan Provinsi Jambi berada di level II atau waspada.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar Rumainur mengatakan, tidak ada pergerakan apa-apa pada gunung api di Sumbar terkait meningkatnya aktifitas Gunung Semeru saat ini. Status gunung api di Sumbar masih belum terjadi perubahan dibandingkan sebelumnya.
“ Tidak ada perubahan status gunung api kita, seperti Gunung Marapi dan Gunung Talang. Tadi (kemarin-red), saya sudah koordinasi dengan teman-teman di BMKG, dan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi dan Kabupaten Solok. Mereka menyatakan status gunung api di Sumbar masih sama dengan sebelumnya,” sebut Rumainur pada Rakyatsumbar.id saat dihubungi, Minggu (5/12).
Walau tidak terjadi peningkatan status gunung api di Sumbar, ia tetap mengimbau masyarakat di daerah terdekat dengan gunung api tersebut untuk tetap waspada, karena bencana alam bisa terjadi kapan saja. Seperti Gunung Semeru yang tiba-tiba mengalami erupsi pada Sabtu (4/12).
“Padahal biasanya sebelum gunung api erupsi, terjadi gempa tremor atau ada peningkatan status. Sekarang Semeru langsung meletus. Hingga saat ini kami belum mendapatkan laporan ada masyarakat Sumbar yang terdampak meletusnya Gunung Semeru” jelasnya.
Ia menambahkan, terkait peningkatan aktivitas Gunung Semeru pihaknya juga ikut memantau langsung ke salah satu daerah terdekat di Gunung Marapi di Sumbar yakni Sungayang, Tanahdatar.
“Informasi yang didapat dari masyarakat setempat, mereka tidak merasakan apa-apa di sekitar Marapi saat kejadian Gunung Semeru meletus. Semoga saja memang tidak ada pengaruhnya terhadap gunung api yang ada di Sumbar saat ini,” ungkapnya.
Terkait kegiatan pendakian gunung di Sumbar pada momentum akhir tahun, Rumainur mengatakan pemerintah akan memberlakukan PPKM level 3 se-Indonesia mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Dengan begitu objek wisata dilakukan pembatasan, termasuk juga untuk gunung api.
“Pendakian memang tidak diizinkan saat Nataru nanti. Ya secara otomatis tidak ada kegiatan masyarakat yang melakukan pendakian ke kawasan gunung api di Sumbar,” terangnya.
Menurutnya, mengingat saat ini Sumbar saat ini puncak musim hujan, masyarakat diminta berhati hari dalam melaksanakan kegiatan di luar ruangan atau di jalan raya. Saat terjadi hujan dengan durasi tinggi diharapkan untuk berada di tempat yang aman, sebab sebagian besar hujan disertai petir.
“Masyarakat yang melakukan perjalanan lintas kabupaten kota, waspada saat melintasi kawasan titik rawan longsor, seperti Padang menuju Padangpanjang, Padang- Kabupaten Solok, Kemudian Solok menuju Solok Selatan, dan Padang menuju Painan, ada sejumlah titik yang rawan longsor sepanjang jalan tersebut.
“Jelang titik rawan longsor telah dipasang rambu-rambu. Masyarakat saat melintas diharapkan tetap waspada, ketika melihat potensi longsor di daerah yang dilintasinya segera menghindar. Tidak usah melaksanakan untuk melintas, dan bagi yang terpaksa melakukan perjalanan luar kota saat hujan, diharapkan lebih berhati-hati,” pungkasnya. (muharman)