rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Rafatar, Raffi Ahmad dan Rans Nusantara Padang

Rafatar, Raffi Ahmad dan Rans Nusantara Padang

Oleh: Firdaus Abie

Wartawan Olahraga

Jelang tutup tahun 2022, ada dua video singkat yang mencuri perhatian masyarakat di Sumbar, khususnya pecinta sepakbola.

Video pertama, pembicaraan ayah dan anak. Keduanya bicara tentang stadion H. Agus Salim, di Padang.

Sang ayah memancing si anak, bagaimana kalau klub bola yang mereka punya, pindah home base (kandang) ke Padang.

“Memangnya tidak dipakai lagi?” tanya si anak, Rafatar. Ia kemudian melanjutkan, “disewa?” tanyanya.

Barangkali, maksudnya, kalau kandang di Padang, apakah di stadion H. Agus Salim (tersebut) mereka menyewa?

Sang ayah, Raffi Ahmad, artis multitalenta, pada video kedua menyapa anggota komunitas grup WA Top 100.

Penulis adalah salah seorang anggota di grup tersebut. Raffi Ahmad memohon dukungan agar klub milikinya, Rans Nusantara FC, yang saat ini berlaga di Liga I, bisa ber-home base di Padang.
Rans Nusantara FC mulanya bernama Cilegon United FC.

Tim ini dibentuk tahun 2012. Saat bermain di Liga II, tepatnya 1 April 2021, Cilegon United FC berganti pemilik.

Diakuisisi Raffi Ahmad (RANS Entertainment) dan Rudy Salim (Prestige Motorcars), kemudian berganti nama menjadi RANS Nusantara FC. Markasnya pun dipindahkan dari Cilegon ke Bogor.

Wacana Raffi Ahmad untuk membawa timnya bermarkas di Padang, menjadi pembicaraan bagi pecinta sepakbola di Sumbar. Beragam pandangan mencuat kepermukaan.

Bagi publik sepakbola di Kota Padang, atau Sumbar umumnya, jikalau Rans Nusantara FC pindah ke Padang, lalu namanya menjadi Rans Nusantara FC Padang, seperti yang disampaikan Raffi Ahmad, tentu akan membawa suasana baru bagi dunia persepakbolaan di daerah ini.

Terhadap hal ini, saya mencatat ada enam poin penting terhadap rencana tersebut.

Pertama, jika Rans Nusantara bermarkas di Padang, pada musim kompetisi berikut, akan menghadirkan kegairahan baru.

Disaat prestasi dua tim asal Sumbar, yang selama ini dibanggakan, Semen Padang dan PSP Padang, belum memberikan prestasi hebat, kini hadir sebuah harapan baru.

Rans Nusantara FC bersaing di Liga I, musim 2022-2023, sedangkan Semen Padang di Liga II, PSP Padang pada Liga III.

Rans Nusantara tampil di Liga I, setelah menjadi runner up Liga II musim sebelumnya. Ketika itu, Rans Nusantara FC dikalahkan Persis Solo, di final, 1-2.

Tradisi orang Padang menyaksikan sepakbola di Stadion H. Agus Salim, pada hakikatnya adalah menonton suguhan terbaik dari tim yang berlaga.

Biasanya dukungan diberikan kepada tim yang bermain baik dan berprestasi.

Kalau hal tersebut dimiliki tim tamu, dukungan bisa saja diberikan kepada mereka. Tuan rumah bisa seakan menjadi tamu di rumah sendiri.

Jika musim ini, Rans Nusantara FC bertahan di Liga I, lalu home base di Padang terwujud, maka pencinta sepakbola di Sumbar akan menikmati kembali Liga I yang diisi pemain-pemain top.

Kondisi akan semakin menggairahkan pula, jika Semen Padang FC promosi ke Liga I. Derby Padang akan semakin menarik.

Pernah ada Derby Padang, Semen Padang FC vs PSP Padang, tapi sudah lama sekali. Pada kompetisi resmi, terakhir kali Derby Padang tersaji pada Divisi Utama Liga Indonesia 2008–2009.

Pada kompetisi ini, PSP Padang kembali terdegradasi karena menempati juru kunci Grup I. Semen Padang bertengger di papan tengah, atau peringkat tujuh. Sejak saat itu, PSP Padang tak lagi pernah ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia.

Saudara sekotanya, Semen Padang, mengalami prestasi tak stabil.
Tahun 2017, Semen Padang FC terdegradasi dari Liga I, kemudian 2018 kembali promosi, setelah tampil sebagai runner up di Liga II.

Tahun berikutnya, 2019, hanya mampu finis di urutan ke-17 Liga I, sehingga tersingkir kembali ke Liga II. Pernah ada Derby Padang, September 2000, namun hanya partai persahabatan.

Kedua: Jika Rans Nusantara bermarkas di Stadion H Agus Salim, jadi kenyataan, lalu Semen Padang FC tidak pindah kandang, maka “pemilik” stadion tersebut jadi dua tim besar.

Keduanya bisa bergandengan tangan untuk merenovasi stadion. Pembiayaan dari keduanya secara patungan, akan memberikan dampak renovasi lebih luas dibandingkan jika digarap sendirian.

Bukan tidak mungkin, tribun terbuka di Selatan, Timur dan Utara, bisa benahi menjadi tribun tertutup. Atau setidaknya bisa “menghambat” cahaya matahari sore yang langsung menghadap penonton di tribun Timur dan Selatan.

Atau bisa juga mengembangkan stadion tertutup dan terbuka untuk menambah kapasitas penonton.

Pembenahan dan penambahan fasilitas, misalnya sarana toilet di dalam stadion, tempat salat, melengkapi fasilitas untuk pertandingan di malam hari, dan sebagainya, serta yang tak kalah penting memperbaiki kualitas lapangan dan rumputnya.

Ketiga: Kalau manajemen Rans Nusantara FC ada di Padang, mereka akan punya peluang dan kesempatan menonton berbagai laga di Sumbar, mulai laga Tarkam hingga laga resmi. Bisa melihat langsung potensi bibit yang ada.

Sekiranya menemukan pemain yang sesuai, lalu membawa ke dalam tim, memberikan nilai tersendiri bagi publik sepakbola di Sumbar. Rans Nusantara FC juga memungkinkan untuk mempersiapkan tim yunior atau akademi di Padang.

Keempat: Di sisi lain, kemungkinan “terburuk” justru “mengancam” Semen Padang FC dan PSP Padang. Suporter yang ada saat ini, berpeluang beralih dukungan kepada Rans Nusantara FC.

Kondisi ini tidak bisa dielakkan, sebab sejak masa lalu, setidaknya dari pengamatan penulis selama menjadi wartawan olahraga, penonton sepakbola di Padang, justru memberikan dukungan kepada tim yang bermain bagus, fair play dan berprestasi.

Penonton sepakbola di Sumbar bukanlah suporter yang membabi buta mendukung tim pujaannya.

Kelima: Tak ada salahnya, Rans Nusantara FC mencoba peruntungannya berkandang di Padang, atau di Stadion Utama Sumatera Barat, di Sikabu, Padangpariaman.

Keenam. Izinkan saya dan (mungkin) juga pecinta sepakbola di Sumbar menyampaikan satu kalimat; selamat datang Rans Nusantara FC di Ranah Minang!. (*)

 

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *