20/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Public Relations dan Manajemen Krisis Perusahaan

Public Relations dan Manajemen Krisis Perusahaan

Public Relations dan Manajemen Krisis Perusahaan

Riszdi Setiawan

Oleh: Riszdi Setiawan

Manajemen krisis dan komunikasi krisis merupakan tindakan yang di lakukan dalam kegiatan Public Relations. ‘

Krisis akan menempatkan suatu brand, di kenal dengan citra baik maupun buruknya sebuah perusahaan di bawah “lingkaran” pandangan masyarakat.

Banyak studi kasus yang telah membuktikan bahwa krisis membangun perhatian yang lebih oleh pandangan banyak orang.

Komunikasi krisis yang baik membuka kesempatan yang sangat besar untuk membangun citra dan reputasi sebuah perusahaan kembali.

Lahirnya PR 4.0 membuktikan bahwa kemajuan teknologi media berkembang dengan mudah dan akan membuat percepatan penyebaran informasi krisis ke seluruh penjuru dunia.

Berita mengenai krisis, isu miring, atau pun berita negatif akan mudah dan sangat cepat menyebar kemana-mana hanya dengan hitungan detik.

Apalagi jika informasi tersebut tersebar melalui jejaring sosial. Teknologi internet yang kini menjadi bagian yang beriringan denga kehidupan menyebabkan mudahnya mengakses informasi.

Krisis bisa saja terjadi sewaktu-waktu tanpa di prediksi terlebih dahulu. Penyebab terjadinya krisis bisa saja karena keterbatasan manusia mengatasi berbagai tuntutan lingkungan atau kegagalan teknologi yang tinggi.

Selain itu, musibah juga bisa menimbulkan terjadinya krisis. Seperti bencana alam, pemogokan masal, kebakaran, kecelakaan.

Termasuk ancaman, pengambilalihan perusahaan, kebijakan baru yang merugikan, skandal, resesi ekonomi, dan masih banyak lainnya.

Beberapa perusahaan hampir semua pernah mengalami yang namanya krisis. Karena itu perlu kesadaran dari pimpinan perusahaan/organisasi bahwa mereka memerlukan kesiapan tersendiri dan manajemen krisis untuk menghadapi jika terjadi.

Terutama yang berkaitan dengan media relations atau hubungan dengan media pers.

Kesadaran seperti ini, juga dapat diartikan sebagai peluang yang baik bagi para praktisi Public Relations di dalam perusahaan.

Salah satu sasaran kegiatan Public Relations adalah menghadapi krisis (facing of crisis). Menangani keluhan (complain) dan menghadapi krisis dan Public Relations recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage.

Setiap perusahaan diperlukan untuk membentuk sebuah tim manajemen krisis yang sudah mempersiapkan strategi dan perencanaan manajemen krisis yang matang.

Struktur Tim

Struktur tim tersebut bisa saja berlainan dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Tergantung dari jumlah staf pada suatu perusahaan, penetapan lokasi, dan karakteristik sektor usaha atau bidang kerja perusahaan yang bersangkutan.

Biasanya tim manajemen krisis terdiri dari seorang direktur, manajer PR, manajer operasional, petugas keamanan dan pejabat personalia.

Tim ini hendaknya seramping mungkin agar masing-masing anggotanya mudah berkomunikasi satu sama lainnya.

Sehingga bisa terjadinya komunikasi yang efektif dan baik. Bila salah satu di antara mereka berhalangan anggota-anggota tim yang lainnya bisa menunjuk satu atau beberapa deputi.

Mereka ini harus mudah untuk dihubungi oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja, serta senantiasa siap sedia melakukan tindakan-tindakan drastis tertentu guna menanggulangi krisis perusahaan.

Memang dalam kondisi darurat, perusahaan tidak mengharapkan anggota tim hadir secara lengkap.

Dalam menangani krisis Public Relations mengikuti salah satu prosedur operasional standar berkenaan dengan cara berkomunikasi dengan publik melalui media massa.

Begitu krisis terjadi, maka media massa akan cepat berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya. Krisis memang tidak terduga datangnya.

Namun pada saat krisis, justru perusahaan kerap menjadi perhatian dan incaran dari media massa.
Krisis dapat dikatakan suatu peristiwa yang bernilai berita.

Pada saat krisis, media massa akan menyoroti perusahaan lebih dari pada sebelumnya. Itu sebabnya ada pendekatan dan praktik tersendiri dalam media relations untuk menangani krisis.

Sehubungan dengan masalah krisis, orang yang mempunyai peranan penting untuk mengembalikan citra perusahaan yang baik adalah seorang praktisi Public Relations (Humas).

Seorang PR tidak hanya harus mempunyai technical skill dan managerial skill dalam keadaan normal, tapi PR juga harus memiliki kemampuan dalam mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis of trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi.

Selanjutnya merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra positif (recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan perusahaan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.