rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Pondok Tahfidz Darul Qur’an Islamic Centre Rao Gandeng Yayasan Markaz Maher Qur’an untuk Lahirkan Hafidz Qur’an

Pondok Tahfidz Darul Qur’an Islamic Centre Rao Gandeng Yayasan Markaz Maher Qur’an untuk Lahirkan Hafidz Qur’an

Pendiri Yayasan Pondok Tahfidz Darul Qur'an Islamic Centre Rao (ICR) Nagari Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, H. Indra Achmad bersama pendiri Yayasan Markaz Maher Qur'an, Syekh Ali Jaber.

Pasaman, Rakyat Sumbar – Mewujudkan komitmen melahirkan santri yang hafal Al-Qur’an (Tahfidz Al-Qur’an 30 juz) dan sesuai kaidah Al-Qur’an, pendiri Yayasan Pondok Tahfidz Darul Qur’an Islamic Centre Rao (ICR) Nagari Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, H. Indra Achmad  jalin kerjasama dengan Yayasan Markaz Maher Qur’an, Syekh Ali Jaber, di Hotel Swiss In Kota Batam, Minggu (08/11/2020) lalu.

“Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT,  kita sebagai pendiri sekaligus pembina ICR telah melangsungkan kerjasama dengan Pembina Yayasan Pendidikan Markas Maher Qur’an, Syekh Ali Jaber, yang ditandai dengan penandatanganan Prasasty. Dengan jalinan kerjasama ini, para santri ICR yang tahfidz Al-Qur’an diharapkan bisa mendapatkan sanad/ijazah dari imam besar Masjidil Harom di Makkah/Madinah nantinya,” ujar H. Indra Achmad didampingi Bendahara Pondok ICR, Ustadz Abdul Gafar pada Rakyat Sumbar di Pogaren Pasar Rao, Selasa (15/12/2020).

Katanya, bagi santri ICR yang telah hafal Al-Qur’an  30 juz, mereka akan dikirim ke Yayasan Pendidikan Markaz Maher Qur’an, Syekh Ali Jaber di Jalan Jatinegara Barat No 169 kelurahan Beli Mester kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

“Sesampai di Yayasan itu, santri yang telah hafal 30 juz itu kembali mengikuti pelatihan Al-Qur’an, dan pelatihan keilmuan lainnya, yang diajarkan oleh sejumlah pengajar yang berkompeten dibidangnya, baik dari Timur Tengah maupun Indonesia. Sehingga, santri kita benar-benar mahir dan fasih akan hafalan Al-Qur’an, mulai dari memperbaiki bacaan (tahsin) sampai pada pembelajaran mutqin dalam membaca Al-Qur’an serta mampu mengajarkannya,” terang H.  Indra yang akrab disapa dengan Pajarao itu.

Selanjutnya, setelah santri benar-benar fasih hafalan Al-Qur’an 30 juz sesuai kaidah Al-Qur’an, Syekh Ali Jaber akan membawanya kita ke Mekkah/Madinah. Dalam keberangkatannya nanti, mereka akan dibiayai oleh Syekh Ali Jaber.

“Di Mekkah/Madinah, para santri akan dites lagi oleh para Guru di Masjidil Haram. Setelah mereka dinyatakan lolos oleh para guru tersebut, barulah santri itu menghadap Imam Besar untuk mendapatkan sanad/ijazah,” ungkapnya.

Dijelaskannya, jika santri sudah memiliki sanad/ijazah dari Imam Besar Masjidil Haram itu, secara langsung santri tersebut sudah bisa memberi sanad nantinya di tanah air dengan santri-santrinya jika dia telah menjadi guru. Artinya ada sifat turun temurun.

“Kita berharap, dengan adanya kerjasama ini,  kedepan anak-anak kita di Pasaman, khususnya di Kecamatan Rao semakin termotivasi sebagai penghafal Al-Qur’an. Semoga lahir Hafidz Al-Qur’an di Kabupaten Pasaman,” harapnya.

  1. Indra mengisahkan, Pondok ICR ini bisa dibangun berdasarkan dari perbincangan dalam sebuah Grup WhatsApp (WA)“Koturunen Rao” , yang mayoritas anggotanya perantau di dalam dan luar negeri.

“Awalnya, kita dari keluarga besar pendiri telah menyediakan tanah wakaf. Dengan adanya tanah wakaf dari keluarga, kemudian kita menyampaikan ke teman-teman dan saudara di group WA Koturunen Rao bahwa kita akan membangun sebuah Pondok Tahfidz Al-Qur’an. Alhamdulillah, usulan kita pun direspon positif,” kisahnya.

Peletakan batu pertama pembangunan Pondok Tahfidz Darul Qur’an Islamic Centre Rao (ICR) dilakukan oleh Bupati Pasaman, H. Yusuf Lubis pada 15 Agustus 2017 lalu. Sementara peresmian pemakaian gedung  dilakukan oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno tanggal 23 Februari 2019.

“Hafal Al-Qur’an adalah suatu keniscayaan, membuat ketenangan dan ketentraman jiwa, serta keselamatan dunia akhirat. Tidak itu saja, penghafal Al-Qur’an kelak juga bisa memberi syafaat kepada 10 keluarga terdekatnya. Subhanallah,” ungkapnya.

Saat ini, jumlah santri ICR  di Rao sebanyak 30 orang yang berasal dari kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat. Rata-rata usia mereka setara dengan anak sekolah dasar (SD). Mereka sudah ada yang bisa menghafal Al-Qur’an sebanyak 10 juz, dan yang paling rendah 3 juz.

“Kenapa bisa terlambat yang 3 juz? Karena sewaktu masuk pondok ICR ini mereka itu masih perlu memperbaiki bacaan (tahsin) sampai pada pembelajaran mutqin dalam membaca Al-Qur’an. Jika tahsin nya sudah benar-benar bagus, barulah mereka masuk ke kelas tahfidz/hafalan Al-Qur’an,” kata H. Indra lagi.

Lebih jauh dia menyampaikan, Insya Allah pada bulan Januari 2021 atau jika Pandemi ini telah berlalu, ICR akan membawa Syekh Ali Jaber melaksanakan Safari Dakwah ke Sumateta Barat.

“Untuk Pasaman nantinya, kita akan lakukan safari dakwah dengan beliau di satu titik. Apakah di Kecamatan Lubuksikaping ataupun di Kecamatan Rao nantinya,” tutupnya. (zon)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *