Pertama di Sumbar: Lapas Suliki Luncurkan Buku Pena di Balik Jeruji, Wujudkan Mimpi
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Limapuluh Kota luncurkan buku karya warga binaan pemasyarakatan Lapas Suliki.
Limapuluh Kota, rakyatsumbar.id – Buku itu berjudul Pena di balik jeruji, Wujudkan Mimpi, di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lima Puluh Kota, Senin (11/12).
Kegiatan dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Bunda Literasi Lima puluh Kota, Ny Nevi Safaruddin, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat, Jumaidi, Koramil 03 Suliki, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Limapuluh Kota, Duta Baca Kabupaten limapuluh Kota dan tamu undangan yang tergabung dalam Ikatan Guru Penulis Penggiat Literasi (IGPPL), Komunitas Penulis Penggiat Literasi (KPPL).
Buku tersebut merupakan program pelatihan menulis yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, dikemas menjadi produk Intelektual Warga Binaan Lapas Suliki.
Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt. Bandaro Rajo meresmikan secara langsung Launching Pena di balik jeruji, Wujudkan Mimpi. Beliau memberikan apresiasi kepada Lapas Kelas III Suliki yang terus memberikan terobosan inovasi pembinaan.
“Saya ucapkan selamat dan sukses kepada Lapas Kelas III Suliki yang telah berhasil menciptakan terobosan dan inovasi dalam program pembinaannya, ini merupakan yang pertama di Sumatera Barat buku yang lahir di lapas dan ditulis langsung oleh para warga binaan” ujar bupati
Dalam kegiatan tersebut Kepala Lapas Kelas III Suliki, Kamesworo menerima piagam penghargaan dari Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat, Jumaidi yang bertuliskan ucapan terima kasih atas dedikasi dan inovasinya dalam membuat pelatihan menulis bagi warga binaan dan telah menerbitkan buku yang berjudul Pena di balik jeruji, Wujudkan Mimpi.
Kepala Kantor wilayan kementerian hukum dan HAM Sumatera Barat, Haris Sukamto dalam tayangan video secara virtual memberikan apresiasinya kepada lapas suliki.
“Produk intelektual warga binaan menjadi pelopor yang digagas oleh lapas kelas III Suliki, selamat dan sukses untuk jajaran lapas suliki” ucap Kakanwil
Kegiatan dilanjutkan dengan Bedah Buku Bersama Bunda Literasi Lima Puluh Kota, Ny. Nevi Safaruddin dan Kepala Lapas Kelas III Suliki, Kamesworo membahas mengenai produk pembinaan yang dikemas menjadi produk Intelektual warga binaan lapas suliki.
Buku yang berjumlah 172 halaman ini menjadi karya pertama di Sumatera Barat yang lahir di balik jeruji atau dikenal dengan sebutan lapas, para peserta antusias bertanya dan mengikuti kegiatan tersebut. Diakhir kegiatan, Bunda Literasi Limapuluh Kota Ny. Nevi membeli sebanyak 30 buku karya warga binaan lapas suliki.
Kepala lapas kelas III Suliki, Kamesworo mengatakan dalam bedah buku, proses buku ini selama sebulan, ada juga tulisan yang ditulia bunda literasi, pihak Perpustakaan dan Kearsipan Limapuluh Kota, warga binaan serta dirinya dan Firdaus Abie, Instruktur Menulis yang memberikan materi dan motivasi kepada warga binaan.
“Memiliki karya berbentuk buku bukan sekedar milik mereka yang di luar sana, kita beri kesempatan warga binaan menuangkan isi hati dan pikirannya, walau terpenjara tapi kisah mereka layak untuk dibaca” ucap Kalapas Suliki Kamesworo. (ri)