rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Pembelajaran Flipped Classroom dengan Pendekatan Kooperatif

Pembelajaran Flipped Classroom dengan Pendekatan Kooperatif

Dr.(c) Jusmita Weriza, S.Kom, M. Kom

Artikel ini membahas tentang pengembangan Model Flipped Classroom dengan Pendekatan Koopertaif, dibuat sebagai penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Adapun tim penguji Prof. Ganefri, Ph.D. (Ketua/Rektor UNP), Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T. (Sekretaris), Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd. (Ketua Prodi Doktor S3), Prof. Jalius Jama, M.Ed., Ph.D. (Promotor I), Dr. Hansi Effendi, M.Kom. (Co Promotor), Dr. Mukhlidi Muskhir, S.Pd., M.Kom., Dr. Arwizet K, ST., M.T serta penguji eksternal Prof, Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc. Luaran penelitian berupa artikel internasional terindeks scopus (Q4) dengan judul Challenges and Future Learning Blended Learning-Based Information Technology.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan serba instan mempengaruhi pada semua bidang sektor kehidupan sekarang, berbagai teknologi merupakan hasil atau produksi pendidikan kejuruan pada negara-negara industri. Teknologi informasi dan komunikasi dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis teknologi web pemanfaatan yang berkembang dapat membantu pembelajaran saat sekarang. Adanya wabah covid-19 saat sekarang pembelajaran berbasis online sangat membantu dosen dan mahasiswa. Seiring dengan jumlah pemakai internet semangkin banyak teknologi informasi akan terus berkembang dan bentuk pembelajaran juga akan terus berkembang.
Pendidikan menjadi tuntutan perubahan pada sistem untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan sumber daya manusia yang siap disegala situasi menghadapi kondisi perkembangan zaman, seiring dengan perkembangan zaman tersebut perguruan tinggi akan mengalami perubahan dan berpengaruh terhadap cara dan sistem penyampaian dari dosen ke mahasiswa atau dari mahasiswa ke dosen.
Menurut Irwanto (2019) Pendidikan vokasional diarahkan untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja berdasarkan atas kebutuhan dunia kerja yang ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan dunia kerja sehingga penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan mahasiswa harus pada performa dalam dunia kerja, hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan vokasional. Mahasiswa lulusan dari pendidikan vokasi diharapkan bisa bekerja dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Lulusannya harus memiliki kompetensi untuk menggunakan teknologi sesuai bidang keahliannya.
Peran mahasiswa dan dosen pada revolusi 4.0 dan pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya bergerak dari pertemuan kelas bertatap muka pada perjumpaan secara digital. Penggunaan teknologi komunikasi dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, teknologi informasi dan komunikasi membentuk kemungkinan adanya blended learning. Kecanggihan dan kepraktisan juga menjadi saran yang tepat untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya multimedia komputer dan sumber daya internet.
Pemberian materi pembelajaran dengan sistem online kurang interaktif, mahasiswa merasa sendiri, mahasiswa memerlukan mahasiswa lain supaya terjadi interaktif dalam belajar. Fakta menunjukkan mahasiswa tidak bisa bertahan lama belajar di depan komputer tanpa interaksi. Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta memerlukan feedback dari dosen begitu juga sebaliknya dosen memerlukan juga feedback dari mahasiswa. Cara ini hasil belajar terhadap mahasiswa akan didapat lebih efektif, tepat sasaran. Mahasiswa membutuhkan teman langsung. Blanded learning menghilangkan kesan sendiri dan mahasiswa akan termotivasi untuk melanjutkan materi pembelajaran.
Blended learning menggabungkan aktifitas pembelajaran online dan tatap muka yang menggunakan sumber daya dengan cara yang optimal untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Blended learning pada dasarnya merupakan suatu sistem belajar yang memadukan antara belajar secara face to face (konvensional) dengan belajar secara on line (melalui penggunaan fasilitas media internet). Blended learning yang ada masih memiliki gap/kesenjangan yang terjadi dalam pembeljaran, salah satunya dengan kurangnya pembeljaran berkelompok.

Dalam pengembangan model blended learning memerlukan pendekatan kooperatif yang mendalam serta memiliki beberapa unsur yaitu ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kerja kelompok. Pendekatan pembelajaran kooperatif pada pembelajaran lebih lanjut menurut Barbara Millis Davidson, Major & Michaelsen menunjukkan adanya hubungan antar mahasiswa belajar dengan senang dan belajar secara mendalam. Dengan pendekatan kooperatif dapat membantu setiap mahasiswa belajar dan bekerja bersama-sama. Pendekatan kooperatif dalam pembelajaran melibatkan peserta didik untuk belajar dan bekerja dalam suatu kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya antara empat sampai enam peserta didik dengan struktur kelompok yang heterogen.
Maka dari itu deperlukanya upaya pengembangan model blended learning dengan pendekatan kooperatif, yakni peneliti mengembangkan model pembelajaran flipped classroom dengan pendekatan kooperatif mengakomodir pembelajaran pada era revolusi 4.0 dengan pola pembelajaran berbasis teknologi dan relevan dengan pembelajaran pada pendidikan vokasi dengan menghasilkan berupa model pembelajaran flipped classroom dengan pendekatan kooperatif serta efektif dan praktis untuk dilaksanakan pada pembelajaran pada mata kuliah Analisis & Perancangan Sistem Informasi.Pada penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model dan melakukan validasi model flipped classroom dengan pendekatan kooperatif yang valid, praktis dan efektif.
Pengembangan model flipped classroom dengan pendekatan kooperatif pada mata kuliah Analisis & Perancangan Sistem Informasi yang dikembangkan melalui procedure Borg and Gall yang telah menghasilkan model pembelajaran yang memiliki susunan sintax yaitu (1) Information, (2) Memahami & Mengembangkan Materi, (3) Diskusi Hasil Pengembangan, (4) Menghasilkan Rancangan Baru, (5) Implementasi, (6) Evaluation, (7) Penghargaan. Pembelajaran yang ada unsur penggabungan antara pembelajaran Flipped Classroom dengan Pendekatan Kooperatif merupakan salah satu pendidikan terbaru dalam perkembangan teknologi. Metode yang memadukan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan online dengan bergantian bahwa dosen dengan mahasiswa bisa terhubung kapan saja dan dimana saja dengan kondisi yang berbeda dan dapat saling berkomunikasi.

Gambar 1 Sintak Model Flipped Classroom dengan Pendekatan Kooperatif
Pada penelitian ini menghasilkan buku model, buku panduan dosen, panduan mahasiswa dan buku ajar yang valid.

Gambar2 Produk yang dihasilkan

Untuk praktikalitas model flipped classroom dengan pendekatan kooperatif pada mata kuliah Analisis & Perancangan Sistem Informasi bisa dilihat dari penggunaan model secara keseluruhan. Dosen memiliki kategori praktis dan kepraktisan mahasiswa juga dinyatakan praktis. Sedangkan untuk Efektivitas model tersebut diukur melalui aspek ranah afektif, kognitif, dan psikomotor pada mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan media e-learning. Hasilnya terbukti model flipped classroom dengan pendekatan kooperatif pada mata kuliah Analisis & Perancangan Sistem Informasi lebih efektif.
Implikasi penelitian ini secara umum model flipped classroom dengan pendekatan kooperatif pada mata kuliah Analisis & Perancangan Sistem Informasi memungkinkan mahasiswa dapat belajar secara berkelompok dengan kerjasama yang baik bersama tim kelompok, pelaksanaan pembelajaran yang fleksibel, belajar dimana saja, dan kapan saja, juga adanya interakasi, umpan balik. Model flipped classroom dengan pendekatan kooperatif pada mata kuliah Analisis & Perancangan Sistem Informasi ini dapat memperkuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. (***)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *