04/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Ortu Bantu Ujian

Ortu Bantu Ujian

Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Fitri Arsih.

Potret Akhir Semester Pandemi

Padang, Rakyat Sumbar — Ujian akhir semester I yang dilakukan secara daring telah selesai dilaksanakan oleh pelajar SD dan SMP. Tetapi, ujian yang telah dilaksanakan itu tidak sesuai dengan program pendidikan karakter. Faktanya, ujian daring semester I kerap dibantu oleh orang tua dan keluarga siswa dalam mengisi lembar jawaban. Diketahui, program pendidikan karakter yang didengung-dengungkan pemerintah, sebagai bentuk pembinaan karakter siswa yang bertujuan menjadikan siswa jujur, berjiwa kebangsaan dan berwirausaha.

Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Fitri Arsih menilai, ujian daring yang telah berlangsung, tidak sesuai dengan pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah. Pasalnya, inti dari pendidikan karakter yang bertujuan melatih kejujuran siswa tercoreng dengan bantuan orang tua dan keluarga dalam mengisi setiap lembar jawaban yang diberikan melalui google fom untuk pelajar SD dan untuk pelajar SMP melalui link ubkd.disdik.id.

“Inilah dilema dari pendidikan yang dilakukan secara daring.  Adanya kekhawatiran orang tua bahwa anaknya tidak dapat mengisi lembaran jawaban yang diujikan. Memang nilai akhir diperlukan, tetapi menciptakan siswa yang jujur lebih utama untuk melanjutkan tongkat pembangunan bangsa kedepannya,” jelasnya, Minggu (13/12/2020).

Fitri Arsih mengharapkan, peran orang tua dalam membimbing anak dilakukan sebelum ujian berlangsung, jadi ketika siswa melakukan ujian daring dapat dilakukan sendiri, dan orang tua berlaku sebagai pengawas menggantikan guru.

“Selama sekolah dilakukan secara daring, perlunya dilakukan sinergitas antara guru dengan orang tua. Guru harus menekankan orangtua hanya memberikan arahan sebelum ujian berlangsung. Tetapi, faktanya kita tidak tahu kemampuan orang tua dalam menerjemahkan pelajaran ke anak selama proses pembelajaran daring berlangsung,” tegasnya.

Rencana pemerintah untuk membuka kembali proses belajar mengajar (PBM) secara tatap muka, Fitri berharap guru-guru telah menyiapkan dan mengelompokkan materi bahan ajar yang esensial (bahan ajar yang membutuhkan bimbingan guru) serta bahan ajar non esensial.

“Karena jam pelajaran yang terbatas, guru harus menyiapkan bahan ajar esensial saat melakukan PBM tatap muka. Untuk bahan ajar non esensial dapat dikerjakan di rumah. Oleh karena itu, untuk materi non esensial dapat di kemas oleh guru dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dapat dikerjakan siswa di rumah,” tutupnya. (edg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.