05/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Mengatasi Macet Musiman Saat Lebaran: Tingkatkan Rekayasa dan Akses Alternatif

Mengatasi Macet Musiman Saat Lebaran: Tingkatkan Rekayasa dan Akses Alternatif

Wartawan Utama Harian Rakyat Sumbar Sukri Umar saat wawancara khusus dengan Era Sukma Munaf.

Wartawan Utama Harian Rakyat Sumbar Sukri Umar saat wawancara khusus dengan Era Sukma Munaf.

Macet saat lebaran terus terulang. Apalagi tahun ini saat pandemi mulai longgar dan sejuta an perantau Minang pulang kampung. Di antaranya menggunakan jalur darat dengan kendaraan pribadi.

Bagaimana mengantisipasi macet musiman ini tak terulang lagi, berikut wawancara khusus wartawan utama Rakyat Sumbar (rakyatsumbar.id), Sukri Umar dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Rakyat (PU PR) Sumbar Era Sukma Munaf.

Lebaran tahun ini menjadi pengalaman tersendiri bagi masyarakat pengguna jalan di Sumatera Barat. Ini nyaris terjadi hampir di seluruh arah. Apakah memang sarana jalan yang tak memadai?

Kita memang tak dapat membantah apa yang terjadi di kalan raya selama musim lebaran kemaren. Meskipun semua pihak, terutama aparat terkait sudah melakukan upaya maksimal di lapangan.

Bahkan kita sudah melakukan koordinasi jauh jauh hari sebelumnya. Terhadap kondisi ini kami instansi terkait minta maaf, dengan tekad ini tidak terulang lagi.

Khusus bidang tugas kami, tentu terkait dengan sarana prasarana jalan. Baik kualitas jalan maupun volume jalan yang tersedia.

Walaupun faktor lain juga menjadi pemicu terjadinya kemacetan yang luar biasa. Perantau yang pulang kampung setelah lama tak pulang, ini terinfikasi dari membludaknya jalur masuk Sumatera Barat dari berbagai penjuru.

Arah Pekanbaru, dari arah Jambi maupun dari arah Bengkulu.

Selain membludaknya perantau yang pulang kampung, rasa kerinduan masyarakat menikmati lebaran di pandemi yang mulai melandai menyebabkan kondisi jalan seperti yang sama sama kita rasakan.

Kendaraan pertumbuhannya sangat luar biasa, dibanding pertumbuhan sarana jalan. Selain perlu kita perbaiki etika berlalu lintas.

Apakah yang terjadi tahun ini sudah terskenariokan sejak awal?

Seperti saya paparkan tadi, jauh hari sebelum lebaran pimpinan sudah memberikan arahan dan menkoordinasikan kami di lintas OPD, serta mengkonsolidasikan dengan instansi terkait lainnya.

Upaya upaya tentu sudah dilakukan, dan ke depan upaya rekayasan yang mesti dimaksimalkan.

Rekayasa yang anda maksudkan?

Begini. Pascalebaran, saya dengan staf langsung melakukan rapat evaluasi. Tentunya membahas mana yang menjadi kewenangan kami di PU PR.

Beberapa skenario jangka pendek dan jangka menengah kita siapkan, dan mana yang dinilai paling efektif.

Insya Allah skenario skenario tersebut kita komunikasikan dengan kementrian, agar program yang kita siapkan mendapatkan dukungan dna yang lebih besar dari pusat.

Mudah mudahan kondisi pandemi terus melandai dan anggaran tidak lagi tersedot mayoritas untuk penanganan Covid.

Dalam pembicaraan awal sepertinya skenario memperbaiki jalur alternatif menjadi hal yang paling tepat untuk jangka pendek.

Kita memiliki jalur jalur alternatif ke semua penjuru, ini yang kita tingkatkan kualitas dan pelebarannya. Kita akan koordinasikan dengan kabupaten/kota berbagi tugas dalam peningkatan kualitas akses alternatif tersebut.

Selain itu,  terus melakukan inventarisir semua jalur. Misal dari Padang menuju Bukittinggi bisa diurai mulai dari fly over bandara.

Kita tingkatkan terus akses jalur tersebut, dengan memprediksi berapa anggaran yang dibutuhkan. Demikin juga di lokasi lokasi lainnya.

Apakah ini tidak dilakukan sebelum sebelumnya?

Ada. Namun kendala dana menyebabkan semua dilakukan bertahap. Selain itu koordinasi perlu lebih maksimal, karena ternyata saat terjadi kemacetan di ruas utama ternyata di jalur alternatif aman aman saja.

Tetapi belum dipandu dan dikawal secara kolektif. Jadi kita tingkatkan koordinasi dengan menyerahkan data data kepada instansi terkait untuk bersama sama melakukan rekayasa.

Apakah tak perlu membangun jalur baru atau membangun fly over di sejumlah titik rawan macet?

Daam kondisi pendanaan sekarang (masih kita hitung kebutuhan detail), belum memungkinkan untuk fly over. Termasuk membuat akses akses baru karena begitu besar anggaran untuk pembebasan lahan, belum pembangunan fisiknya.

Khusus titik fly over seperti Sitinjau dan Pasar Koto Baru, kondisi yang sama jumlahnya ribuan di Indonesia.

Pusat menyarankan mencari alternatif yang lebih efisien. Jawabannya ya seperti tadi: peningkatan akses yang ada dan kita tuntaskan jalur jalur yang terbengkalai yang tak perlu pembebasan lahan.

Solusi lain?

Koordinasi dengan daerah kita intensifkan. Kita akan dorong kabupaten/kota untuk bersinergi dalam pembangunan akses akses baru.

Jika kabupaten mampu menginisiasi pembebasan lahan, kita akan back up dalam pembangunan fisik sesuai kewenangan.

Komunikasi dengan pusat terus kita jaga, terutama dalam hal mendukung pembangunan tol sebagai salahsatu proyek strategis nasional (PSN).

Cara pikirnya kita balik, PSN itu bukan untuk kepentingan pusat tetapi menjadi kebutuhan daerah.

Tentu kita berharap dukungan semua pihak dalam kelancaran program program ke PU an yang kita siapkan. Dukungan seluruh elemen masyarakat, dan instansi terkait.

Agar kekhawatiran macet musiman di saat lebaran dapat makin terurai pada masa mendatang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.