Malalak Barat Butuh Tower Telekomunikasi
Agam, Rakyatsumbar.id-Ruas jalan Malalak – Pariaman baru 1,7 kilometer yang diaspal hotmix. Sisanya masih jelek dan lebar jalannya pun kecil.
Peningkatan jalan tersebut sangat diharapkan oleh masyarakat Malalak Barat. Sebab ruas jalan itu akan memperpendek jarak ke Kota Pariaman.
“Jalan ini alternatif bagi masyarakat yang hendak ke Pariaman. Saat ini jalan itu sudah diperlebar dan diaspal baru oleh pemerintah Kabupaten Agam, namun untuk Malalak Barat baru 1,7 kilometer,” ungkap Walinagari Malalak Barat Pujianto kepada Anggota DPD RI Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa yang berkunjung ke nagarinya, baru-baru ini.
Ia berharap agar Leonardy memfasilitasi agar jalan dari Simpang Tower ke Ulu Banda sepanjang 20 kilometer segera ditingkatkan seperti yang sudah diselesaikan sepanjang 1,7 kilometer tersebut.
Dikatakan Pujiantodi, daerahnya beberapa objek wisata yang cukup potensial di Malalak Barat. Diantaranya Air Terjun Burai-burai Indah, Ulu Banda dan Langkuik Tinggi. Wisata Air di Ulu Banda pernah dikunjungi. Namun karena akses jalan dan pengembangan yang minim, makanya potensi wisata tersebut kurang berkembang.
“Kami berharap pada Pak Leonardy bisa mencarikan jalan keluar agar potensi wisata ini tergarap lebih baik. Akses jalan dan pengembangan objek wisata akan mendatangkan pemasukan bagi nagari dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Menurut Pujianto, masyarakatnya juga mengeluhkan tentang sinyal telpon dan internet di daerahnya. Anak-anak sekolah susah dalam belajar online. Mereka harus jalan ke arah Malalak Utara atau ke arah Pariaman demi mendapatkan sinyal internet.
Sekretaris Nagari Malalak Barat Zamri pun mengeluhkan kesulitan perangkat nagari dalam membuat pelaporan penggunaan dana desa yang semua harus dilakukan secara online.
“Kami pakai penguat sinyal dari penyedia layanan, namun biayanya relatif mahal. Kami mohon difasilitasi agar tower perusahaan selular hadir di nagari kami,” ungkapnya.
Lebih jauh ia mengatakan, saat ini ada pengerjaan kabel telpon di jalan Sicincin-Malalak, besar harapan agar melalui fasilitasi dari senator Sumbar kabel telpon itu ditarik juga ke arah Malalak Barat. “Ini harapan besar dari masyarakat kami pak,” ungkapnya lugas.
Ketua Bamus Nagari Malalak Barat Barizal juga mengharapkan agar Leonardy mau membantu nagari mereka merealisasikan harapan-harapan yang diungkapkan oleh walinagari dan perangkatnya tadi.
Sambut Baik Aspirasi
Anggota DPD RI, Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa menyambut baik aspirasi yang disampaikan oleh walinagari beserta perangkatnya dan Ketua Bamus. Peningkatan jalan sangat bermanfaat untuk melancarkan akses transportasi. Dengan lancarnya transportasi, maka ekonomi masyarakat di Malalak Barat akan makin meningkat.
Bahkan potensi wisata seperti wisata air Ulu Banda, air terjun Langkuik dan air terjun Burai-burai Indah di daerah itu akan terangkat pula. Masyarakat akan merasakan dampak positif dari pengembangan wisata tersebut nantinya.
Ditegaskan Leonardy, peningkatan jalan dengan APBD Agam sebagaimana yang dikatakan walinagari baru bisa terlaksana 1,7 kilometer. Jika demikian, untuk mengaspal jalan sepanjang 20 kilometer menghabiskan dua periode bupati, dua pula walinagari.
“Lebih baik jalan Pariaman – Malalak ditingkatkan menjadi jalan provinsi. Karena dibiayai APBN, penyelesaian lebih cepat, kualitas jalan dan pemeliharaannya juga lebih bagus,” ujarnya.
Dikatakan Ketua Badan Kehormatan DPD RI, mari bersama-sama mendorong peningkatan jalan ini. Sebutkan jalan dari Apar, Padang Alai, Malalak melewati tiga daerah yaitu Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan Agam. Kalau perlu sebut jalur itu Apar – Bukittinggi sehingga makin kuat menjadikannya sebagai jalan provinsi.
Terkait pengembangan daerah wisata, Leonardy menyarankan agar potensi wisata air disertai dengan desainnya. Dari desain tergambar jelas apa yang akan dilakukan dan berapa rupiah yang diperlukan.
“Dengan desain ini makin mudah kita mengusulkannya ke pihak-pihak terkait,” tegasnya.
Adapun sinyal telepon dan internet, kata Leonardy sepertinya perlu diusulkan pembangunan tower di daerah ini. Sama dengan objek wisata tadi, kebutuhan tower disertai dengan data seputar jumlah pengguna telpon dan internet di Malalak Barat. Data ini perlu bagi penyedia layanan dalam berinvestasi untuk tower dan fasilitas pendukungnya.
Atau manfaatkan kerjasama antara Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Nagari harus menyediakan lahan seluas 300 meter persegi. Kemendes PDTT yang akan membangun tower dan fasilitas pendukung sementara Kominfo yang bertanggungjawab atas penyediaan sinyalnya.
“Apapun yang jadi pilihan Nagari Malalak Barat, yang penting adalah kemauan menyediakan lahan untuk tower sesuai lokasi yang dibutuhkan agar sinyalnya kuat. Bedanya kalau penyedia layanan sistem sewa lahan untuk tower sementara dengan Kemendes PDTT dan Kominfo tanahnya harus milik nagari,” tegasnya. (jonke)