Kesalahan Pola Asuh Makan Anak dan Akibatnya
Oleh: dr. Rahmi Annisa Syarli
Dokter Umum, Alumni FK Universitas Syiah Kuala
Anak susah makan merupakan suatu kekhawatiran bagi orang tua saat ini. Kekhawatiran ini kadang membuat orang tua memberikan nutrisi yang tidak dibutuhkan oleh anak misalnya makan nasi dengan mie instan atau makan nasi dengan kerupuk supaya anak makan dengan maksud bisa memenuhi nutrisi tubuh anak.
Di sini butuhnya ilmu dalam pola asuh makan anak. Pada bayi baru lahir usia 6 bulan sumber nutrisi anak hanya dari ASI ataupun susu formula, pada bayi 6-9 bulan membutuhkan 30% nutrisi dari MPASI (makanan pendamping ASI) dan 70% dari ASI, bayi usia 9-12 bulan membutuhkan 50% nutrisi dari MPASI dan 50% dari ASI.
Sedangkan anak usia 12-24 bulan 70% MPASI dan 30% ASI sudah memenuhi nutrisi anak.
Menurut IDAI MPASI untuk bayi 6 bulan keatas harus diberikan tepat waktu, ade kuat, aman dan higenis, dan diberikan secara responsif.
MPASI yang diberikan tepat waktu merupakan MPASI yang diberikan kepada bayi disebabkan ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan bayi. MPASI yang ade kuat yang memenuhi kebutuhan energi, protein dan mikronutrien anak.
MPASI aman dan higenis merupakan makanan yang proses persiapan dan pembuatannya menggunakan cara,alat, dan bahan yang aman dan higenis. MPASI yang diberikan secara responsif sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari anak.
MPASI yang diberikan setelah usia 6 bulan mencakup karbohidrat (beras/nasi/kentang/jagung/sagu/dll), protein hewani (ayam/ikan/daging), protein nabati (tahu/tempe/kacang-kacangan), sayur-sayuran dan untuk menambah kalori bisa diberikan santan, minyak atau mentega. Porsi yang diberikan mengikuti usia anak saat diberi MPASI.
Protein hewani yang diberikan dalam keadaan matang. Anak usia dibawah 1 tahun tidak disarankan diberikan jus buah, makanan dengan pemanis buatan, makanan dengan kadar lemak tinggi dan penyedap rasa.
Madu boleh dikonsumsi untuk anak di atas 1 tahun. Dalam proses pembuatan makanan tetap dijaga kebersihan dan kehigienisan alat-alat masak.
Dalam memberikan MPASI pada anak dianjurkan untuk memberikan feeding rules atau peraturan makan seperti jadwal makan yang konsisten 3 kali makanan utama 2 kali selingan jangan memberikan apapun sebelum jadwal makan kecuali air putih.
MPASI diberikan dalam waktu 30 menit untuk menghindari anak mengemut makanan, berikan anak makan dalam lingkungan yang menyenangkan seperti makan bersama keluarga dalam keadaan duduk, tidak ada distraksi seperti TV, gawai dan komputer, tawarkan anak makan dengan porsi kecil terlebih dahulu, dorong anak untuk makan sendiri sesuai kemampuan anak.
Hindari untuk memaksa anak makan, jika 10-15 menit anak masih tidak mau makan akhiri proses makan berikan makan lagi di jadwal makan anak untuk mengenalkan rasa lapar pada anak.
Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan dengan mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan di masukkan kedalam kurva WHO ataupun kurva CDC yang dilakukan setiap bulan di posyandu atau pusat kesehatan lainnya.
Beberapa kondisi medis yang diakibatkan karena nutrisi yang diberikan pada anak tidak tepat:
Anemia defisiensi zat besi : defisit hb di.darah diakibatkan kekurangan zat besi di darah anak.
Disebabkan anak kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti hati ayam, bayam, daging merah, kacang-kacangan dll. Kejadian ini akan berefek pada ketahanan tubuh anak (mudah terjadi infeksi pada anak) dan gangguan fungsi kognitif anak (kecerdasan anak).
Stunting : masalah gizi kronis diakibatkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan anak yakni tinggi badan lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Dalam mencegah stunting ada 3 hal yang diperhatikan : perbaikan pola makan anak, pola asuh serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Kejadian ini tidak hanya mempengaruhi fisik anak tapi juga berpengaruh pada perkembangan otak anak dimana menyebabkan terganggunya prestasi disekolah, kreativitas dan produktifitas anak nantinya.
Obesitas : kelebihan berat badan atau penumpukan lemak yang berlebih yang dapat mengganggu kesehatan.
Gaya hidup seperti asupan kalori anak yang melebihi Angka Kecukupan Gizi dan malas bergerak merupakan penyebab obesitas pada anak.
Seperti contoh anak makan 3x sehari ditambah 2x selingan makan, tetapi tetap diberikan susu formula sehari 6 gelas sehingga kalori yang didapat anak berlebih dapat menyebabkan obesitas. Sebaiknya anak diberikan makanan dengan gizi seimbang dan diberikan kesempatan untuk bergerak aktif. Obesitas dapat menimbulkan penyakit kronik dikemudian hari.
Ini merupakan beberapa kondisi klinis yang ditimbulkan jika pola makan anak salah dan asupan nutrisi yang diberikan kepada anak kurang.
Disarankan kepada para orang tua untuk memahami bagaimana cara pola asuh makan anak dan nutrisi yang harus diberikan kepada anak sehingga tidak menimbulkan kondisi kelainan medis sehingga mengurangi prestasi, kreativitas, dan produktifitas dikemudian hari. (*)