Kemegahan Pentas Teater Sayap-Sayap Proklamasi, Pintu Tunggal Membuka Jutaan Ruang Refleksi
Padangpanjang, rakyatsumbar.id—Pementasan teater Sayap-Sayap Proklamasi, menyisakan kesan mendalam bagi penontonnya. Sebuah pintu tunggal tanpa dinding yang dihadirkan di atas panggung menjadi simbol yang memantik ruang imajinasi tak berbatas.
“Properti sederhana ini memvisualisasikan kehadiran Bung Hatta dengan kekuatan simbolik yang luar biasa. Melalui elemen tersebut, penonton diajak merenungkan kembali perjuangan seorang proklamator dalam meniti jalan kemerdekaan,” ujar Hamzah, M.Sn, Perupa dan Dosen Seni Murni ISI Padangpanjang, Kamis (19/12/2024).
Elemen itu menurut Hamzah menjadi salah satu daya tarik dari pementasan yang disajikan Komunitas Seni Kuflet pada 12 Desember 2024 malam di Desa Wisata Kubu Gadang, Padangpanjang.
Disutradarai Sulaiman Juned dengan naskah karya S. Hasnah Nst., pertunjukan Sayap-Sayap Proklamasi bukan sekadar hiburan panggung.
Ia menjelma menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur perjuangan bangsa, mengemas pesan sejarah dengan sentuhan seni yang menggetarkan.
Pementasan ini memadukan berbagai unsur seni, mulai dari tari, musik, video mapping, hingga properti visual yang menyatu dalam harmoni.
Hamzah menyoroti kekuatan simbolisme dalam pertunjukan ini. Properti pintu tunggal tanpa dinding, menurutnya, bukan hanya elemen estetis, tetapi juga metafora yang dalam.
“Pintu itu membuka jutaan ruang refleksi, memberi peluang bagi masyarakat untuk memahami dan merenungkan perjuangan bangsa,” katanya.
Kostum sederhana yang merepresentasikan masa lalu memperkuat kesan otentik, membawa penonton pada nuansa perjuangan yang bersahaja namun penuh makna.
Ia juga menyoroti bagaimana duet Soekarno-Hatta yang kharismatik dan penuh strategi divisualisasikan dengan kuat.
Video mapping yang digunakan tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi elemen yang menghidupkan kembali gejolak perjuangan untuk kemerdekaan.
Setiap adegan menghadirkan perpaduan simbolisme visual dan narasi yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menjadikan pertunjukan ini relevan dalam konteks modern.
“Melalui kombinasi ini, kita diingatkan bahwa kemerdekaan tidak diperoleh secara instan, tetapi melalui proses panjang penuh perjuangan,” kata Hamzah.
Pertunjukan Spektakuler
Yunaidi, M.Sn., komposer dan dosen karawitan ISI Padangpanjang, menilai pertunjukan ini sebagai kemasan seni yang spektakuler.
“Rabab Pasisia menjadi elemen dominan yang memandu alur cerita, seperti gurindam dalam randai, dari adegan ke adegan,” ujarnya.
Kehadiran video mapping yang menampilkan dokumentasi asli semakin memperkuat atmosfer masa perjuangan, membawa penonton seolah-olah berada di tengah-tengah momen sejarah.
Namun, Yunaidi juga mencatat ruang untuk perbaikan pada tata suara.
“Beberapa ruang terasa kosong secara musikal, padahal bisa lebih diisi untuk mendukung suasana,” katanya.
Meski demikian, ia memuji pertunjukan ini karena berhasil menjangkau semua kalangan, baik intelektual maupun awam, serta mampu membangkitkan semangat juang generasi muda.
Sementara Dr. Bagong Pujiono, M.Sn., dosen seni teater ISI Surakarta, memuji pertunjukan ini karena berhasil menghidupkan nilai-nilai kepahlawanan yang relevan dengan situasi masa kini.
“Nilai-nilai tersebut dapat menjadi teladan bagi generasi muda untuk menghargai jasa para pahlawan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia menilai pementasan ini sebagai upaya penting untuk menjaga ingatan kolektif bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.
Miliki Narasi yang Kuat
Bagi Dr. Bagong, pementasan ini juga menyoroti pentingnya seni sebagai alat pendidikan. Seni bukan hanya alat ekspresi, tetapi juga media untuk mentransmisikan nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat identitas.
Ia mengapresiasi kerja keras Komunitas Seni Kuflet yang dengan cermat menyampaikan pesan melalui berbagai medium artistik.
Pentas teater Sayap-Sayap Proklamasi hadir pada momentum yang tepat, ketika nilai-nilai kebangsaan mulai meredup.
Dengan narasi yang kuat dan visualisasi yang menggugah, pertunjukan ini menjadi medium edukasi sekaligus refleksi bagi generasi muda.
Harapannya, semangat Bung Hatta yang cerdas, teliti, dan penuh strategi dapat menjadi inspirasi untuk membangun bangsa yang sejajar dengan negara-negara maju.
Elemen video mapping menjadi salah satu daya tarik yang memperkuat pesan sejarah dalam pertunjukan ini. Dokumentasi asli yang ditampilkan tidak hanya memberikan sentuhan autentik, tetapi juga mempertegas nuansa perjuangan masa lalu.
Kesuksesan besar ini tidak lepas dari kerja keras Sulaiman Juned sebagai sutradara, para aktor, serta tim artistik dan produksi Komunitas Seni Kuflet.
Dengan elemen-elemen seni yang dirangkai secara cermat, mereka berhasil menghadirkan pementasan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mencerahkan.
“Bravo untuk Komunitas Seni Kuflet dan seluruh tim yang terlibat,” pungkas Dr. Bagong Pujiono, memberikan apresiasinya dengan semangat yang membara.
Melalui Sayap-Sayap Proklamasi, Komunitas Seni Kuflet berhasil menghidupkan kembali semangat persatuan dan kebangsaan.
Pertunjukan ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga pengingat bahwa sejarah harus terus dihidupkan sebagai pelajaran bagi generasi masa depan.
“Semoga pesan yang disampaikan melalui seni ini mampu menumbuhkan semangat juang Bung Hatta muda dalam diri setiap anak bangsa,” tambahnya. (ned)