Joni Andra, Hasanawi, Asro Hadirkan Bagurau Online
Kesenian Tradisi Gunakan Teknologi Terkini
Selalu ada jalan bagi orang-orang kreatif! Tidak menunggu! Tidak mengeluh! Tidak menyerah pada keadaan. Setidaknya hal tersebut ditunjukkan Joni Andra, Hasanawi dan Asro.
Laporan : Firdaus Abie
Kota Padang
Langkah kreatif ketiganya, muncul tanpa mereka rencana. Namun mendapat respon luar biasa. Berawal dari pertemuan Joni Andra dan Hasanawi. Keduanya bertemu di Taman Budaya, Padang. Mereka merenungi nasib. Tak ada lagi job sejak Covid-19 “masuk” ke Sumbar.
“Biasanya, minimal dapat undangan dua kali seminggu,” kata Hasanawi, seniman Sumbar yang memiliki kepiawaian bermain rabab. Ia punya grup. Namanya, Langkok Group. Spesialisasinya memainkan saluang. Ia sudah melanglang buana hampir seluruh provinsi di Indonesia karena saluang dan rabab. Ia juga pernah menjadi guru saluang di Hawaii, Amerika, selama enam bulan.
Joni Andra pun begitu. Biasanya, setiap malam, kecuali Minggu, ia melatih anak didiknya di Taman Budaya. Ia terus berproses tanpa henti. Ada atau tidak ada job tari, ia tetap latihan rutin. Ia seorang koreografer tari kontemporer. Karyanya tak hanya ditampilkan di Padang. Pernah di Pekanbaru, Bengkulu, Jambi, Yogjakarta, Lampung, Jakarta dan sejumlah daerah lain.
Ketika merenungi nasib itu, mereka tak menemukan jalan keluar. Tak ada yang disalahkan. Ini bencana dunia, “”tapi kita harus tetap memiliki optimisme,” kata keduanya.
Keduanya pun bersepakat menghibur diri. Setidaknya, menghibur diri berdua. Tapi ketika itu, peralatan Mak Hasan, sapaan akrab Hasanawi, tak lengkap. Mereka berjanji, besoknya akan bersua lagi, melanjutkan rencana. Tapi pertemuan tak terjadi.
Hari berikutnya, Senin (7/4) malam, Joni Andra dan Hasanawi kembali bertemu di Taman Budaya Padang. Ketika itu, juga ada Asro. Anak muda, penikmat kesenian tradisional Minangkabau. Ia juga staf di Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar.
Bertiga mereka diskusi. Ceritanya tak lepas dari persoalan yang kini dihadapi. Apalah daya, semua karena serangan Virus Corona. Akhirnya, disaat diskusi itu, Hasanawi menggesak rababnya. Tanpa tukang dendang. Tanpa saluang. Oh, syahdu juga bunyinya.
“Dipasanang sajo hati katiko Corona ko (Disenangkan saja hati ketika Corona ini, red),” kata mereka ketika menyambut dan membacakan komentar-komentar di facebook saat siaran langsung.
Komentar mau pun dari berbagai belahan. Tak hanya dari Sumbar, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia. Termasuk dari perantau Minang di Malaysia, Belanda, Australia dan lain-lain.
Tak sedikit pula yang meminta, lanjutkan. Jika bisa, setiap malam. “Ini tantangan,” kata Joni Andra.
Bertiga mereka bersepakat, beberapa malam ke depan, akan tetap menghibur masyarakat yang kelabakan karena Corona. Mereka, sekali pun menghadirkan kesenian tradisional, namun tampil dengan kemasan kekinian. Memanfaatkan teknologi kekinian melalui Bagurau Online. (***)