Eksprimen Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Waktu Terjadinya Flashover Isolator Saluran Transmisi
Oleh : Bima Wahyudi
Mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Padang
Flashover isolator pada isolator tegangan tinggi dapat terkontaminan oleh polutan melalui udara berupa lumut dan debu yang dipengaruhi suhu dan kelembaban. Pada saluran transmisi 150 kV Payakumbuh-Koto Panjang dengan panjang saluran 86 km mempunyai 248 menara, dimana 63% tower berada didaerah perbukitan dengan tingkat flashover 82%, 20% tower berada didaerah sawah dengan tingkat flashover 16%, 16% tower berada didaerah gurun dengan tingkat flashover 2%.
Lapisan kontaminan di permukaan isolator disebabkan oleh polutan yang berterbangan di udara dimana lapisan tersebut dapat berubah menjadi konduktor apabila terkena kelembaban, hujan, dan kabut.Hal tersebut merupakan langkah awal terciptanya flashover pada permukaan isolator.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan 6 piringan isolator yang dirangkai lalu dinaikkan tegangan hingga terjadinya flashover.Dilakukan pengecekan waktu, suhu dan kelembaban terjadinya flashover isolator.Berikut grafik trandline yang didapatkan dari hasil eksperimen yang dilakukan terhadap waktu terjadinya flashover:
Dari hasil pengujian didapat suhu tertinggi 30,5°C dan kelembaban terendah 76,8% terjadi flashover pada waktu 0,48 detik dengan tegangan 353 kV sedangkan suhu terendah 28,9°C dengan kelembaban tertinggi 80,1% terjadi flashover pada waktu 0,42 detik dengan tegangan 333 kV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu maka semakin lama waktu terjadinya flashover.Semakin tinggi kelembaban semakin cepat terjadinya flashover. Hal ini dikarenakan semakin rendah suhu dan semakin tinggi kelembaban maka kontaminan lumut dan debu akansemakin mudah menempel yang menyebabkan kemampuan isolator dalam mengisolasi tegangan listrik berkurang. (***)