19/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Analisa Pengaruh Kerapatan Udara dan Temperatur Terhadap Rugi-Rugi Daya Akibat Korona Pada Sutet 275 KV GI Kiliran Jao-Payakumbuh

Analisa Pengaruh Kerapatan Udara dan Temperatur Terhadap Rugi-Rugi Daya Akibat Korona Pada Sutet 275 KV GI Kiliran Jao-Payakumbuh

Oleh: Aqmil Saputra
Mahasiswa Teknik Elektro  Institut Teknologi Padang

Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Dengan sendirinya akan mempengaruhi meningkatnya kebutuhan energi listrik. Sistem kelistrikan antar pusat-pusat pembangkit dan pusat-pusat beban pada umumnya terpisah dalam ratusan bahkan ribuan kilometer. Pusat pembangkit tenaga listrik yang berada jauh dari pusat beban membutuhkan saluran transmisi.

Saluran transmisi merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistemtenaga listrik dalam menyalurkan energi listrik ke konsumen. Pada saluran transmisi diterapkan tegangan tinggi dengan tujuan untuk memperkecil rugi- rugi daya, tetapi dengan mempertinggi tengangan akan menimbulkan permasalahan baru yaitu timbulnya korona.

Korona pada saluran transmisi dapat menyebabkan beberapa permasalahan yaitu rugi-rugi daya, noise dan interferensi radio.Rugi-rugi daya pada saluran transmisi adalah hilangnya energi listrik yang terjadi saat energi tersebut dipindahkan melalui jaringan transmisi listrik dari pembangkit menuju konsumen akhir.

Rugi-rugi daya ini dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah fenomena korona. Fenomena korona terjadi pada saluran transmisi tegangan tinggi dimana terjadi ionisasi udara di sekitar kawat penghantar.

Fenomena ini menyebabkan adanya rugi-rugi daya pada saluran transmisi.Rugi-rugi korona dipengaruhi oleh jari-jari kawat, jarak antar kawat, keadaan permukaan kawat dan pengaruh temperatur atau cuaca.Korona terjadi jika pada daerah di sekitar kawat penghantar atau konduktor tegangan tinggi, kuat medannya lebih tinggi dari kuat medan tembus udara sehingga akan terjadi pelepasan muatan listrik ke udara.

Korona  terjadi  karena  adanya  ionisasi  dalam  udara, yaitu adanya  kehilangan  electron  dari  molekul  udara. Oleh karena lepasnya electron dan ion, maka jika disekitarnya terdapat medan listrik, maka elektron-elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat geraknya,sehingga terjadilah tabrakan dengan molekul lainnya.

Akibatnya timbul elektron dan ion yang baru. Proses ini berjalan terus-menerus bilagradien tegangan cukup besar, peristiwa ini dinamakan dengan korona. Jika gradienudara diantara dua kawat lebih besar dari gradien udara normal, maka akan terjadilompatan api, bila hanya sebagian saja udara diantara dua kawat terionisasikan, makakorona merupakan sampul mengelilingi kawat. Gradien tegangan seragam yang dapatmenimbulkanionisasi kumulatif di udaranormal adalah 30 kV/cm.

Naik turun nya tekanan udara dan temperatur dapat mempengaruhi besar kecilnya harga kerapatan udara relatif sehingga berpengaruh terhadap rugi-rugi daya korona. Rugi-rugi daya korona pada kawat penghantar yang melalui daerah dataran tinggi lebih besar dari pada daerah dataran rendah karena turunya nilai kerapatan udara relatif pada daerah yang tinggi.Adanya peristiwa korona yang terjadi pada saluran udara tegangan ekstra tinggi(SUTET) akan memberikan pengaruh terhadap rugi-rugi daya saluran transmisi. Pengaruh tersebut berupa timbulnya rugi-rugi daya pada saluran penghantar yang disebut sebagai rugi-rugi daya akibat korona (corona losses).

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruhkerapatan udara dan temperatur terhadap rugi-rugi daya dan penurunan effisiensi yang diakibatkan oleh koronapada SUTET 275 kV pada GI Kiliran Jao – GI Payakumbuh dengan panjang saluran125km.karena salah satu faktor yang mempengaruhi rugi-rugi korona pada saluran transmisi adalah kerapatan udara dan tempratur. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.