Dr Aqua Berpesan, Prinsip “3K” Jadi Kunci Memberikan Pelayanan Terbaik
Jayapura, rakyatsumbar.id–Siapapun kita dan apapun profesi serta bidang pekerjaan yang kita tekuni, maka untuk mencapai keberhasilan dan bisa diterima di lingkungan harus membekali diri dengan prinsip “3K”. Ketiga aspek tersebut adalah Kredibilitas, Komitmen, dan Konsistensi.
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana memaparkan hal tersebut saat Sharing Komunikasi dan Motivasi pada kegiatan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pemasyarakatan kantor wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Papua, Selasa pagi (25/5/2021) di Hotel Horison Kotaraja, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Acara tersebut dihadiri puluhan pejabat Kanwil Kemenkumham Papua termasuk Kakanwil Anthonius M Ayorbaba. Sedangkan dari kantor pusat yang datang adalah Direktur Keamanan dan Ketertiban Direktorat Pemasyaraktan Abdul Aris.
Dr Aqua membawakan materi berjudul “Menumbuhkan Etos Kerja Petugas Melalui Kemampuan Diri”. Doktor jebolan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) tersebut menegaskan bahwa semua warga binaan yang masuk ke Lembaga Pemasyarakatan adalah orang yang bermasalah. Untuk itu seluruh petugas harus membantu menuntaskan masalahnya, minimal mengeleminirnya.
Dr Aqua yang telah mengumrahkan gratis lebih dari 150 orang (dan masih akan bertambah) dari hasil penjualan buku _super best seller_ “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” itu dengan rama menyapa seluruh peserta yang hadir di acara tersebut. Sehingga suasananya jadi akrab dan hangat.
Dr Aqua yang merupakan anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat itu menyampaikan aspek penting dalam pelayanan kerja, yakni urgensi melaksanakan 3K. Hal itu merupakan kunci sukses dalam melakukan semua aktivitas termasuk sebagai insan yang bekerja di Lembaga Pemasyarakatan.
Tidak Berkah
K yang pertama adalah Kredibilitas. Berusahalah menjadi pegawai yang dipercaya baik oleh atasan, rekan sejawat, bawahah, maupun semua mitra termasuk para warga binaan. Jangan pernah menyia-nyiakan kepercayaan yang diperoleh.
“Ingat, begitu menyalahgunakan amanah, bisa selamanya tidak dipercaya. Kalau sampai terjadi seumur hidup bakal merugikan diri sendiri,” tegas Dr Aqua.
Sekali menciderai amanah, menurut Dr Aqua susah mengembalikan kepercayaan itu. Meski bisa tapi butuh waktu lama dan kerja keras.
K yang kedua adalah Komitmen atau janji. Begitu berjanji pada siapapun juga, harus ditepati. Kalau terpaksa tidak mampu memenuhinya karena di luar kemampuannya segeralah meminta maaf kepada orang yang pernah dijanjikan.
“Biasakanlah meminta maaf jika merasa salah termasuk kalau tidak bisa memenuhi janji. Jangan pernah ragu melakukannya. Selama ini saya selalu minta maaf kepada kedua anak saya, Alira dan Ero jika berbuat salah. Mereka memaafkannya dan meneladani perbuatan saya itu,” jelas Dr Aqua.
Penulis buku _super best seller_ “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi itu” mencontohkan pada pertengahan April 2021 saat Ramadhan dihubungi Theo. Diinfokan akan diundang untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi di Kanwil Kemenkumham Papua.
Waktu itu Dr Aqua langsung menyanggupinya. Begitu dikirimkan jadwal kegiatannya yakni Senin sampai Rabu (24-26/5/2021), mantan wartawan di banyak media besar itu berangkat ke Papua.
K yang ketiga adalah Konsisten. Selalulah konsisten melakukan semua aktivitas. Jangan ada sedikitpun kekhawatiran dalam hidup sehingga tidak melakukannya.
“Masih sering terjadi ada orang yang kurang konsisten karena khawatir tidak mendapatkan rejeki termasuk kehilangan jabatan. Itu menunjukkan orang tersebut tidak percaya Tuhan yang telah menentukan rejeki setiap orang jauh sebelum orang itu lahir,” kata Staf Ahli Ketua KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini.
Kepada semua yang hadir, Dr Aqua menegaskan agar jangan sekali-kali mengambil yang bukan haknya. Orang di sekitarnya termasuk atasannya mungkin tidak tahu. Namun Tuhan maha tahu. Semuanya harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Khusus di Lembaga Pemasyarakatan, tambah Dr Aqua, semua hak warga binaan agar diberikan ke mereka. Jangan sekali-kali mengambilnya karena tidak berkah.
“Kalau yang bukan haknya atau milik orang lain diambil pasti tidak berkah. Dampak negatifnya bisa dirasakan langsung oleh diri sendiri dan keluarga termasuk anak-anak,” ujar Dr Aqua.
Sebagai pelayan di Lembaga Pemasyarakatan menurut Dr Aqua semua pegawai di tempat itu memiliki potensi masuk surga. Pekerjaan membina warga binaan sangatlah mulia.
Masuk surga itu bisa terwujud, jelas penulis banyak buku _best seller_ itu jika selalu bekerja profesional dan melaksanakan semua amanah secara konsisten. Melayani setiap orang tanpa pamrih. Hanya mengharapkan ridho dan balasan dari Tuhan.
Tantangan Lembaga Pemasyarakatan
Sementara itu, pada Senin sore (24/5/2021) Theo membuka Rakernis Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Papua. Ditandai dengan pemukulan alat musik Tifa khas Papua.
“Saya memegang alat musik Tifa. Saya minta Pak Aris dan Dr Aqua untuk memukulnya. Terserah beliau berdua mau memukul berapa kali,” ujar Theo sambil tersenyum.
Dalam sambutan pada acara yang tema besarnya “Akselerasi Adaptasi Pemasyarakatan PASTI Maju” dengan sub tema “Melalui Rapat Kerja Teknis Pemasyarakatan kita tingkatkan Integritas Petugas Pemasyarakatan untuk mewujudkan Kanwil Kemenkumham Papua PASTI TIFA”, Theo menegaskan banyak tantangan yang dihadapi di Lembaga Pemasyarakat. Di antaranya jumlah warga binaan melebihi kapasitas, kemampuan sumber daya manusia yang harus digerakkan bekerja cepat, kerja keras, dan kerja produktif, sarana dan prasarana yang belum memadai.
Selain itu banyak di Unit Pelaksana Teknis (UPT) tidak memiliki dukungan yang komprehensif untuk mendukung program pembinaan dan keamanan, peran media yang sangat besar dan ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan publik harus terus dikerjakan dan dilakukan.
“Masalah pemasyarakatan bisa diidentifikasi agar dapat menyusun strategi-strategi yang tepat untuk meminimalisir gangguan Kamtibmas yang sering terjadi. Kemudian mengimplementasikannya,” tegas Theo.
Dikatakan bapak dua anak itu pada kurun waktu terakhir permasalahan yang menonjol adalah adanya pelarian delapan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Narkotika Jayapura. Juga kejadian pengeroyokan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Merauke akibat salah pengertian.
Theo meminta seluruh Kepala UPT agar segera mencari solusi terbaik setiap ada masalah di lingkungan kerjanya. Juga harus bisa menginisiasi untuk melakukan perubahan dengan melaksanakan deteksi dini di jajarannya.
“Selain itu melakukan komunikasi terutama koordinasi dengan semua pihak karena kerja kita membutuhkan orang lain. Itu penting dilaksanakan untuk menjawab setiap tantangan yang ada terutama di lingkungan kerja masing-masing,” pungkas Theo yang juga mantan Kakanwil Kemenkumham Papua Barat. (***)