Padangpanjang, rakyatsumbar.id—Tim Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang melakukan pendampingan terhadap UMKM Dennyzar yang berlokasi di Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.
Pendampingan terhadap UMKM Dennyzar meliputi pelatihan pemasaran digital sebagai salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk Sulam dan Rendo Koto Gadang serta pengembangan produk Sulam Koto Gadang, agar menghasilkan aneka ragam produk kerajinan yang disesuaikan dengan selera pangsa pasar.
“Sulam Koto Gadang adalah salah satu warisan budaya lokal yang saat ini masih digeluti oleh masyrakat Koto Gadang, khususnya pengrajin tradisional, terutama kaum perempuan. Saat ini, produk Sulam Koto Gadang umumnya dijual secara offline tanpa pemanfaatan digital marketing,” kata Dennyzar, Pemilik UMKM Dennyzar kepada Tim Pengabdian Masyarakat ISI Padangpanjang.
Menurut Dennyzar, produk Kerajinan sulaman benang emas dan bordir yang ada di nagari Koto Gadang masih terbatas pada produk perlengkapan upacara adat di Minangkabau seperti upacara perkawinan dalam bentuk pelaminan, baju pengantin, baju kuruang, kampieh siriah dan carano untuk tempat meletakkan sirih pada upacara adat perkawinan Minangkabau.
Selain itu, pendampingan pada UMKM Dennyzar adalah inovasi produk Sulam melalui penggunaan Teknik desain yang lebih modern yang sesuai dengan tren pasar dan tetap mempertahankan nilai – nilai tradisional.
Pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik produk kerajinan Sulam Koto Gadang.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat ISI Padangpanjang Siska Mitria Nova mengatakan, kegiatan ini memiliki kemampuan di bidang manajemen pemasaran sehingga pada pendampingan ini, memberikan pelatihan yang berkaitan dengan pemasaran produk yang bertujuan untuk memperluas pangsa pasar.
“Produk kerajinan Sulam Benang Emas dan Rendo Koto Gadang merupakan produk yang merepresentasikan budaya setempat. Produk kerajinan tersebut memiliki fungsi yang dinilai masih terbatas pada produk perlengkapan upacara adat setempat,” kata Siska Mitria Nova.
Dijelaskannya, pentingnya inovasi produk Sulam Koto Gadang dapat dijadikan sebagai upaya untuk menjawab peluang pasar mengingat produk ini memiliki nilai budaya lokal setempat sehingga dapat dijadikan sebagai wadah untuk mengenalkan kerajinan Lokal.
“Selain Itu, sebagai upaya meningkatkan perekonomian perajin Sulam Koto Gadang diperlukan sarana promosi sebagai saluran komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk kerajinan Sulam Koto Gadang serta memperluas pangsa pasar secara global melalui pemasaran digital,” ujar Siska Mitria Nova.
Sementara itu, Anggota Tim Pengabdian Masyarakat Ranelis yang memiliki keahlian dalam menyulam dan membuat produk produk fashion seperti tas, dompet, kipas, souvenir, syal dan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, Siska Mitria Nova dan Ranelis sebagai dosen ISI Padangpanjang yang bergerak di bidang manajemen dan seni mencoba untuk memberikan pelatihan.
“Kegiatan pelatihan ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam program pemberdayaan kemitraan masyarakat,” pungkas Ranelis. (ned)